Konsep diri lansia Hasil Penelitian

12, sebagian besar memiliki harga diri yang baik 52 dan harga diri yang kurang 48, mayoritas lansia memiliki ideal diri yang baik 98 dan ideal diri yang buruk 2, serta peran yang baik 56 dan peran yang kurang 44. Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa komponen konsep diri lansia yang banyak terganggu adalah harga diri 48 dan peran 44. Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri lansia n=50 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan Konsep diri Frekuensi Persentase Positif 43 86 Negatif 7 14 Berdasarkan analisa data untuk mengukur konsep diri lansia, maka dapat diidentifikasi bahwa secara keseluruhan konsep diri lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan mayoritas dalam keadaan baik positif yaitu sebanyak 86, dan kurang negatif sebanyak 14.

1.4. Hubungan antara Tingkat Kemampuan Perawatan Diri Lansia

dengan Perubahan Konsep Diri Lansia Analisa hubungan antara tingkat kemampuan perawatan diri lansia dengan perubahan konsep diri lansia diukur dengan menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian didapat koefisien korelasi r antara tingkat kemampuan perawatan diri lansia dengan konsep diri lansia yaitu r 0,571 dengan tingkat signifikan p 0,000. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kemampuan perawatan diri lansia dengan perubahan konsep diri lansia dimana kekuatannya positif, dalam arti semakin mandiri seorang lansia maka semakin tinggi juga konsep dirinya. Dalam hal ini tingkat kemampuan perawatan diri lansia mempunyai kekuatan hubungan yang sedang r = 0,571 dengan perubahan konsep diri lansia. Tabel 5.5 :Hasil analisa pengaruh tingkat kemampuan perawatan diri lansia terhadap perubahan konsep diri lansia n=50 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan Variabel Koefisien korelasi Taraf signifikan Kemampuan perawatan diri Activity daily Livings 0,571 0,000 Konsep Diri α = 0,01 2 tailed

2. Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi hubungan antara tingkat kemampuan perawatan diri lansia dengan perubahan konsep diri lansia pada tingkat kemampuan perawatan diri mandiri, ketergantungan ringan, ketergantungan sedang, ketergantungan berat, dan ketergantungan total dengan menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi.

2.1. Kemampuan Perawatan diri

Berdasarkan hasil penelitian yang memuat karakteristik demografi responden didapatkan bahwa lansia dengan jenis kelamin perempuan memiliki tingkat ketergantungan yang lebih dibandingkan dengan lansia dengan jenis kelamin laki- laki. Mayoritas lansia yang menjadi responden berada pada rentang usia 60 – 74 tahun. Hal ini sesuai dengan angka harapan hidup lansia Indonesia yaitu 70,7 tahun menurut Menkokesra RI 2010. Pada usia 65- 74 tahun, perubahan-