Instrumen Penelitian Hubungan Antara Tingkat Kemampuan Perawatan Diri Lansia Dengan Perubahan Konsep Diri Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

Kuesioner perawatan diri tingkat ketergantungan lansia terdiri dari 10 pertanyaan. Dengan kriteria pemberian skor sesuai dengan indeks ADL Barthel sehingga diperoleh skor tertinggi 19 dan terendah 0. Klasifikasi skor ADL 19 : mandiri, 15-18 : ketergantungan ringan, 10-14 : ketergantungan sedang, 5-9 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total. Kuesioner konsep diri terdiri atas 15 pernyataan dan masing-masing bagian dari item konsep diri terdiri atas 3 pernyataan dengan 7 pernyataan negatif dan 8 pernyataan positif. Pernyataan negatif no 1, 2, 6, 7, 9, 13, 14 dan pernyataan positif no 3, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 15. Pernyataan konsep diri terdiri dari identitas diri no 1-3, citra diri no 4-6, harga diri no 7-9, ideal diri no 10-12, dan peran no 13-15. Jika klien menjawab ya maka akan diberi nilai 1 skor = 1 pada pernyataan positif dan diberi nilai nol skor = 0 pada pernyataan negatif, sedangkan jika klien menjawab tidak diberi nilai nol skor = 0 pada pernyataan positif dan diberi nilai 1 skor = 1 pada pernyataan negatif. Menurut rumus statistik Sudjana 2002, dengan rentang terbesar 15 dan terkecil 0 dibagi dua kategori yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif, maka diperoleh panjang kelas sebesar 7,5. P = rentangbanyak kelas, dengan P = 7,5 nilai terendah 0 sebagai batas bawah pertama maka konsep diri dikategorikan sebagai berikut : 0-7 konsep diri negatif dan 8-15 konsep diri positif.

5. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian proposal penelitian untuk selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi Fakultas Keperawatan USU, selanjutnya mengirim surat permohonan untuk mendapatkan izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan propinsi Sumatera Utara serta Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dan akhirnya mengirim surat izin tersebut kepada pimpinan UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan. Dalam penelitian ini akan disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu : peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang informasi penting yang akan dilakukan, antara lain : tujuan, manfaat, kegiatan dalam penelitian serta hak-hak responden dalam penelitian ini. Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan inform consent yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Bila responden menolak untuk diteliti maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Untuk menjga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan wawancara terstruktur. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti Nursalam, 2003.

6. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument Arikunto, 2006. Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrument untuk mengukur apa yang diukur Notoatmojo, 2005. Uji validitas isi ini telah dilakukan oleh ahli dalam penelitian ini yaitu dosen bagian keperawatan Gerontik USU. Dilakukan dengan cara mengajukan kuesioner dan proposal penelitian kepada penguji validitas kemudian dikoreksi. Setelah dikoreksi pertanyaan yang tidak valid diganti sesuai dengan hasil diskusi dengan penguji validitas.