Keputusan Berkunjung Tinjauan Teori 1. Merek

42 melakukan beberapa kegiatan membeli produk yang akan menarik bagi pemasar. Tugas pemasar belum selesai setelah konsumen membeli produk, namun akan terus berlangsung sampai periode pasca pembelian. ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pemasar setelah produk terjual. Menurut Kotler dan Keller 2012:172, terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pascap embelian, diantaranya: a. Post purchase satisfaction kepuasan pascapembelian Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara harapan pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen kecewa, jika memenuhi harapan maka konsumen merasa puas, dan jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang positif atau negatif tentang produk itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Disini gaya konsumen memainkan peran. Beberapa konsumen memperbesar kesenjangan itu ketika produk tidak sempurna dan sangat mengecewakan, Sedangkan konsumen lain meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu kecewa. 43 b. Post purchase actions tindakan pascapembelian Jika konsumen puas, kemungkinan akan membeli kembali produk tersebut dan cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek tersebut pada orang lain. Tetapi konsumen yang tidak puas mungkin meninggalkan atau mengembalikan produk. Mereka mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi. Jadi kepuasan dan ketidakpuasan pembeli atas suatu produk akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. c. Post purchaseuse and disposal pemakaian dan pembuangan pascapembelian Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan produk yang sebenarnya dengan produk yang diharapkan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi aktifitas konsumen berikutnya, rasa puas akan mepengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya. Tetapi jika konsumen merasa tidak puas, konsumen akan beralih ke merek lain. Selain itu menurut Swastha dan Irawan 2006:118, setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu: a. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. 44 Perusahaan memusatkan perhatiannya pada konsumen yang memiliki niat pembelian setelah mengevaluasi berbagai alternatif yang ada. b. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pada ukuran, kualitas, maupun corak warna dan sebagainya. c. Keputusan tentang merek Konsumen mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibelinya. Penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen dalam memilih sebuah merek. d. Keputusan tentang penjualnya Konsumen mengambil keputusan dimana produk akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. e. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Perusahaan harus menyiapkan berbagai macam produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 45 f. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Tersedianya dana untuk membeli sangat mempengaruhi keputusan pembelian. g. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, baik secara tunai atau cicilan. Keputusan tersebut mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembelian.

B. Hubungan Antar Variabel

Kota ataupun daerah yang telah memiliki branding memiliki ciri khas yang membedakan satu kota dengan kota lainnya dan citra dimata pengunjung maupun penduduk. Hal ini juga bertujuan untuk mendatangkan wisatawan dari berbagai kalangan untuk mengunjungi objek-objek wisata yang berada di kota tersebut, khusunya objek wisata yang berada di Jakarta.

1. Hubungan City Branding dengan Keputusan Berkunjung

Destination brand sering juga dikatakan sebagai merek suatu tempat. Merek daerah didefinisikan sebagai aktivitas pemasaran untuk mempromosikan citra positif suatu daerah tujuan wisata demi mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjunginya Blain, et al.,2005 dalam Roostika,2012.

2. Hubungan City Branding dengan Citra Kota

City branding merupakan strategi dalam memasarkan daerah dengan memberi branding terhadap suatu kota agar kota tersebut dapat dikenal. 46 Penelitian Jose Antonio et., al 2015 bertujuan mengukur kontribusi Cultural Heritage, Events, Tourist Attraction dan Insfrastucture yang merupakan dimensi dari city branding untuk pengembangan citra kota. Hasilnya empat faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap citra kota.

3. Hubungan Cita Kota dengan Keputusan Berkunjung

Citra tentang sebuah tempat adalah Schemata Kumpulan Skema yang digunakan sebagai jalan pintas proses informasi dan pengambilan keputusan oleh konsumen atau pengguna. Bila citra tentang sebuah kota telah terbentuk maka akan sulit untuk mengubahnya. Cara untuk megubah citra bukanlah dengan menghapus citra lama. Perubahan citra hanya dapat dilakukan dengan menambah asosiasi baru yang lebih kuat dan positif dari asosiasi yang ada sebelumnya Kotler dan Gertner, 2002. 47

C. Penelitian Terdahulu 2.3 Tabel

Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Metodologi Hasil Penelitian

1. Ratu Yulya

Chaerani, 2011 Pengaruh “City Branding” Terhadap “City Image” Studi Pencitraan Kota Solo: “The Spirit of Java” Kuantitatif Terdapat hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara variabel City Branding dengan City Image 2. Dewi Ayu, 2013 Pengaruh persepsi pengujung pada Brand Image dan Harga Tiket Masuk Terhadap Keputusan Berkunjung Deskriptif Kuantitatif Persepsi pengunjung pada Brand Image memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan berkunjung kembali ke TMR, Persepsi pengunjug pada Brand Image dan harga tiket masuk secara simlutan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung 48

2.3 Tabel lanjutan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Metodologi Hasil Penelitian

3. Riyadina G

Pratikto, 2013 Pola Komunikasi Humas Pemda DKI Jakarta dalam Menyosialiasikan Program Enjoy Jakarta Kualitatif Komunikasi yang dilakukan Humas Pemda informatif dan persuasif untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat terkait dengan program Enjoy Jakarta seperti Media Relation, Event, Seminar, dsb. 4. Motlovicova dan Kormanticov a, 2014 City Brand Image Association Detection Case Study Of Praque Kualitatatif dan Kuantitatif Praque memiliki citra positif yang kuat dengan kekayaan sejarah namun logo tidak menunjukan karakter kota. 49

2.3 Tabel lanjutan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Metodologi Hasil Penelitian 5. Abdul Yusuf dan Eman Sulaeman , 2014 Pengaruh Atribut Produk Wisata terhadap Place Branding dan implikasinya Keputusan Mengunjungi Destinasi Wisata Pantai Survey terhadap Wisatawan Nusantara di Kabupaten Karawang Kuantitatif Atribut produk wisata di Karawang dinilai para wisnus cukup baik. Pelaksanaan Place Branding Dinas Perhubungan, Pariwisata dan kebudayaan serta pihak terkait lainnya, dinilai para wisnus cukup baik. Keadaan keputusan mengunjungi destinasi pariwisata secara umum dinilai tinggi. Diketahui secara simultan pengaruh atribut produk wisata dan Place Branding berpengaruh secara simultan terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata terbukti.