15
kepribadian pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yangdi inginkan.
f. Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.
Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang- orang terkenal untuk penggunaan mereknya.
1.2. Manfaat Penanaman Merek Branding
Keputusan penanaman merek sekarang ini merupakan suatu keharusan sehingga produk. Penanaman merek atau Branding
memberikan beberapa keuntungan bagi penjual, yaitu sebagai berikut: a. Nama merek mempermudah penjual untuk memproses pemesanan
dan melacak masalah b. Nama Merek dan merek dagang perlindungan hukum terhadap fitur
produk yang unik c. Penanaman merek membantu penjual mensegmentasi pasar
d. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan sehingga mempermudah perusahaan tersebut meluncurkan merek baru dan
diterima oleh distributor dan konsumen Tjiptono, 2011:107
2. Place Marketing
Pengertian Place Secara umum seperti kota, regional, komunitas, area, bangsa dan negara. Kotler dan Gertner 2002 mengatakan bahwa
16
„place’ adalah negara bangsa, wilayah geopolitik, regional atau negara bagian, kebudayaan, sejarah atau etnik dalam batas wilayah yang sama, ibu
kota dan populasi yang mengelilinginya, pasar dengan variasi atribut yang dapat didefinisikan, pusat industri dan pengklusteran seperti industri dan
suppliernya, serta atribut psikologis yang dihasilkan dari hubungan manusia. Place Marketing merupakan proses pendesainan daerah untuk
memuaskan kebutuhan dari Target Market. Kesuksesan Place Marketing terwujud ketika warga kota dan perusahaan merasa puas terhadap daerah
mereka serta terpenuhinya ekspektasi para pengunjung dan investor di daerah tersebut Kotler dan Gertner, 2002.
Secara umum memasarkan daerah berarti mendesain suatu daerah agar mampu memenuhi dan memuaskan keinginan dan ekspektasi
pelanggannya. Pelanggan suatu daerah adalah penduduk dan masyarakat daerah tersebut yang membutuhkan layanan publik, TTI Trader, Tourist,
Investor baik dari dalam maupun luar daerah, Talent SDM berkualitas, Developer, Organizer dan seluruh pihak yang memiliki kontribusi dalam
pembangunan keunggulan bersaing. Membangun keunggulan bersaing daerah menurut Michael Porter adalah upaya meningkatkan produktivitas
nilau output yang dihasilkan per unit input yang digunakan yang pada gilirannya akan menaikkan kualitas dan standar hidup masyarakat dalam
jangka panjang Kartajaya dan Yuswohady, 2005: 6. Tiga komponen penting pemasaran daerah adalah penetapan
positioning, pengembangan diferensiasi dan upaya membangun merek
17
daerah. Positioning adalah upaya untuk membangun suatu posisi tertentu di benak pelanggan. Diferensiasi adalah upaya untuk membedakan diri
melalui pemberian value proposition yang unik dan berbeda dari apa yang diberikan oleh daerah pesaing. Dan membangun merek tidak lain adalah
membangun awareness, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek. Positioning yang tepat yang ditopang oleh diferensiasi yang kokoh
dapat meghasilkan merek daerah yang kokoh dan kredibel di mata pelanggan. Daerah juga harus melakukan segmentasi pasar dan secara
fokus memilih pelangganya. Selain itu menjalankan Marketing Mix Product, Price, Place dan Promotion, strategi penjualan dan harus
memperlancar proses di dalam organisasi dan memperkuat layanan kepada pelanggan daerah Kartajaya dan Yuswohady, 2005: 13
Menurut Aaker 2010:79 dalam Gambar 2.1 proses positioning dimulai dengan menganalisis terlebih dahulu strategi pada brand tersebut.
Analisis ini dilihat dari beberapa aspek seperti dari pihak konsumen, kompetitor, dan dari brand itu sendiri. Aspek konsumen termasuk pada
bagaimana kebiasaan, kebutuhan, hingga segmentasi mereka terhadap brand. Dari aspek kompetitor dilihat dari kelemahan, kelebihan, ancaman
dan peluang yang dihasilkan brand terhadap brand saingannya. Sedangkan aspek brand itu sendiri dilihat dari potensi yang dimilikinya. Hal
–hal tersebut yang nantinya menguatkan penempatan brand sebelum dieksekusi.