35
harus menarik hati turis untuk datang berkunjung dan membelanjakan uangnya. Sebagai sebuah entitas politik, kota wajib melakukan
diplomasi publik selain juga mendukung promosi poduk yang dihasilkan. Selain itu, sebuah kota jug harus mempu mempertegas
identitas dan meningkatkan harkat yang dimiliki oleh warganya Rainisto, 2009. Dari Alasan tersebut di atas, terlihat bahwa sebuah
kota memiliki pemangku kepentingan yang relatif banyak. Pemangku kepentingan kota terdiri dari pihak internal seperti warga, pihak swasta,
dan pemerintah kota. Selain itu terdapat pihak eksternal, yaitu calon investor, pekerja, turis, pemeritah pusat, dan lain sebagainya.Kota perlu
memenangkan persaingan antarkota yang dilakukan untuk menapatkan sumber daya,
baik itu
uang, orang,
pekerjaan dan
juga perhatian.Langkah sebuah kota terkait pemangu kepentingan internal
dan eksteralnya ini akan lebih mudah dicapai bila kota memiliki citra yang positif.
Citra tentang sebuah tempat adalah Schemata Kumpulan Skema yang digunakan sebagai jalan pintas proses informasi dan pengambilan
keputusan oleh konsumen atau pengguna. Bila citra tentang sebuah kota telah terbentuk maka akan sulit untuk mengubahnya. Cara untuk
megubah citra bukanlah dengan menghapus citra lama.Perubahan citra hanya dapat dilakukan dengan menambah asosiasi baru yang lebih kuat
dan positif dari asosiasi yang ada sebelumnya Kotler dan Gartner, 2002.
36
5. Keputusan Berkunjung Youth Traveler
5.1. Definisi Wisatawan
Tidak semua orang yang masuk ke dalam suatu wilayah disebut wisatawan. Panitia Statistik Liga Bangsa
– Bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 24 Januari 1937 telah menciptakan
kriteria bahwa orang-orang tersebut dibawah ini dianggap sebagai wisatawan Oka A Yoeti, 2008: 190 :
a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk pertemuan meeting atau sebagai utusan untuk keperluan tertentu ilmiah, diplomatik,
keagamaan, dan olahraga b. Mereka yang melakukan perjalanan untuk usaha business
c. Pengunjung yang melakukan perjalanan untuk tujuan bersenang-senang Travel for Pleasure, Kunjungan Keluarga Family Reasons,
Menyembuhkan suatu penyakit Travel for Health d. Penumpang yang datang berkunjung dengan kapal pesiar, walau tinggal
kurang dari 24 jam Pengunjung dalam pariwisata terdiri atas dua jenis, yaitu wisatawan
tourist dan pengunjung harian same day visitor. Yang termasuk dalam kategori pengunjung harian ialah penumpang kapal pesiar, awak
kendaraan seperti pramugari dan anak buah kapal serta ekskursionis. Sementara itu, yang termasuk dalam kategori wisatawan ialah orang asing,
para awak kendaraan yang bukan residen dan warga negara penduduk luar
37
negeri. Wisatawan menurut UNWTO memiliki tiga kelompok tujuan kunjungan, seperti berikut ini:
a Leisure and recreation Vakansi dan rekreasi Segala kegiatan yang memiliki tujuan vakansi dan rekreasi,
mengunjungi event budaya, kesehatan, olahraga aktif yang bukan profesional, dan tujuan lain termasuk dalam kategori bersenang-
senang. Kegiatan utama dalam kategori ini berupa kegiatan berjalan- jalan, keliling kota dan makan. Wisatawan yang memiliki tujuan
bersenang-senang dan rekreasi disebut sebagai wisatawan vakansi.Ada yang mengatur perjalanan sendiri, ada pulayang meminta bantuan biro
perjalanan untuk mempersiapkan perjalanan. b Business and professional Bisnis dan profesioanal
Beberapa tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan profesiona adalah rapat, misi, perjalanan insentif dan bisnis.Tujuan-tujuan itu
berhubungan erat dengan pekerjaan.Perjalanan yang dilakukan tidak untuk
mencari nafkah,
tetapi kegiatannya
berdampak pada
pekerjaannya. c Other Tourism Purposes tujuan wisata lain
Wisata untuk belajar, pemulihan kesehatan, transit, dan berbagai tujuan lain termasuk dalam kategori tujuan wisata lain. Tujuan lain di
antaranya melakukan kunjungan kepada kerabat dan saudara, ziarah,
38
melakukan perjalanan keagamaan, melakukan widyawisata Ismayanti, 2010:8
Objek penelitian ini di dikhususkan bagi pengunjung kota Jakarta yang bertujuan untuk tipe Vakansi dan Rekreasi.
5.2. Keputusan Berkunjung
Teori Keputusan kunjungan wisatawan diasumsikan sebagai keputusan pembelian pada teori pemasaran. Penulis menggunakan
Teori Keputusan Pembelian dari Kotler dan Keller 2012: 166. Proses tersebut meliputi lima tahap, yaitu:
Gambar 2.3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage
Berdasarkan gambar 2.3 menjelaskan proses keputusan pembelian terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut :
1. Problem Recognition Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari suatu masalah