Gambar 7. Hasil uji heteroskedastisitas Dari hasil pengolahan data pada Gambar 7, yaitu analisis pada
Scatterplot menunjukkan
bahwa model
regresi terbebas
dari heteroskedastisitas yang ditunjukkan dari titik-titik data yang menyebar di
atas dan di bawah, atau di sekitar angka 0 dan penyebaran titik-titik tidak berpola. Model yang didapatkan adalah tidak terdapat pola tertentu pada
grafik.
4.6. Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik pada Departemen
Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.
Pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik pada departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk. dianalisis dengan menggunakan
metode analisis liniear sederhana Lampiran 5 dan berganda Lampiran 6. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peubah
independen terhadap peubah dependen. Peubah independen pada penelitian ini terdiri dari pola komunikasi dari atas ke bawah X
1
, bawah ke atas X
2
, diagonal X
3
, horizontal X
4
dan komunikasi informal X
5
. Peubah dependen dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja non fisik Y di
Departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk.
4.6.1 Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik dengan Analisis Regresi Linear Sederhana
Pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik pada departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk. dengan menggunakan metode
analisis liniear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh masing- masing pola komunikasi komunikasi dari bawahan ke atasan, atasan ke
bawahan, diagonal, horizontal dan informal. Hasil perhitungan regresi linear sederhana dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0, dimana hasil untuk
masing-masing pola komunikasi adalah :
1. Pengaruh pola komunikasi dari atasan ke bawahan terhadap lingkungan
kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia
Tbk.
Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi dari atasan ke bawahan X
1
terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12.
Tabel 11. Output Model Summary
Nilai R square 0,459 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi dari atasan ke bawahan terhadap lingkungan kerja non fisik
45,9 dan sisanya 54,1 dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 12. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear sederhana pada Tabel 12, pola komunikasi dari atasan ke bawahan memiliki nilai nyata 0,000 0,05
maka komunikasi dari atasan ke bawahan berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik. Persamaan regresi untuk pola komunikasi dari atasan ke
bawahan adalah : Ŷ = 2,545 + 0,443X
1
Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan pola komunikasi dari atasan ke bawahan akan meningkatkan
lingkungan kerja non fisik 0,443. 2.
Pengaruh pola komunikasi dari bawahan ke atasan terhadap lingkungan kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.
Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi dari bawahan ke atasan X
2
terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14.
Tabel 13. Output Model Summary
Nilai R square 0,442 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi dari bawahan ke atasan terhadap lingkungan kerja non fisik
44,2 dan sisanya 55,8 dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 14. Hasil Uji Regresi Sederhana
Hasil pengolahan regresi linear sederhana pada Tabel 14, pola komunikasi dari bawahan ke atasan memiliki nilai nyata 0,000 0,05 maka
komunikasi dari bawahan ke atasan berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik. Persamaan regresi untuk pola komunikasi dari bawahan ke atasan
adalah :
Ŷ = 2,460 + 0,497X
2
Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan pola komunikasi dari bawahan ke atasan akan meningkatkan
lingkungan kerja non fisik 0,497. 3.
Pengaruh pola komunikasi diagonal terhadap lingkungan kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.
Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi diagonal X
3
terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16.
Tabel 15. Output Model Summary
Nilai R square 0,276 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi diagonal terhadap lingkungan kerja non fisik 27,6 dan
sisanya 72,4 dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 16. Hasil Uji Regresi
Pola komunikasi diagonal memiliki nilai nyata 0,001 0,05 maka komunikasi diagonal berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik.
Persamaan regresi untuk pola komunikasi diagonal adalah : Ŷ = 2,796 + 0,406X
3
Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan pola komunikasi diagonal akan meningkatkan lingkungan kerja non
fisik 0,406.
4. Pengaruh pola komunikasi horizontal terhadap lingkungan kerja non fisik
pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk. Perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi
horizontal X
4
terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18.
Tabel 17. Output Model Summary
Nilai R square 0,609 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi horizontal terhadap lingkungan kerja non fisik 60,9 dan
sisanya 39,1 dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 18. Hasil Uji Regresi
Pola komunikasi horizontal memiliki nilai nyata 0,000 0,05 maka komunikasi horizontal berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik.
Persamaan regresi untuk pola komunikasi horizontal adalah : Ŷ = 2,796 + 0,759X
3
Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan pola komunikasi horizontal akan meningkatkan lingkungan
kerja non fisik 0,759. 5.
Pengaruh pola komunikasi informal terhadap lingkungan kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.
Perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi informal X
5
terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 19 dan 20.
Tabel 19. Output Model Summary
Nilai R square 0,085 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi informal terhadap lingkungan kerja non fisik 8,5 dan sisanya
91,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Tabel 20. Hasil Uji Regresi
Berdasarkan hasil regresi sederhana nilai nyata komunikasi informal 0,084 0,05 maka komunikasi informal tidak berpengaruh nyata terhadap
lingkungan kerja non fisik. Secara keseluruhan analisis regresi linear sederhana untuk masing-
masing pola komunikasi didapatkan bahwa pola komunikasi horizontal merupakan pola komunikasi yang memiliki kontribusi paling besar 60,9
terhadap lingkungan kerja non fisik, sedangkan terkecil adalah pola komunikasi informal 8,5.
4.6.2 Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik dengan Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peubah independen terhadap peubah dependen.
Jika pada regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing pola komunikasi maka regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola komunikasi secara
keseluruhan terhadap lingkungan kerja non fisik. Hasil regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 21 dan 22.
Tabel 21. Output Model Summary
R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap peubah dependen. Nilai R berkisar
antara 0 sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka hubungan semakin erat, sebaliknya jika mendekati 0, maka hubungan semakin lemah. Angka R pada
tabel tersebut menunjukkan angka 0,847 84,7, artinya korelasi antara pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik memiliki hubungan
erat, karena medekati 1. Nilai R square 0,671 menunjukkan sumbangan pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik 67,1 dan
sisanya 32,9 dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti
Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan regresi liniear berganda pada Tabel 12 X
2
komunikasi dari bawah ke atas memiliki nilai nyata 0,085 dan X
3
komunikasi diagonal 0,056 tidak berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik karena nilai nyatanya lebih dari 0,05, maka persamaan model
regresi linear berganda pada penelitian ini adalah : Ŷ = 0,945 + 0,407 X
1
+ 0,482 X
4
+ 0,181 X
5
Persamaan model regresi dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1. Komunikasi dari atas ke bawah X
1
memiliki t hitung 2,655 dengan tingkat nyata 0,013. t hitung t tabel 2,655 1,697 dan nilai nyatanya
kurang dari 0,05 maka komunikasi dari atas ke bawah memiliki pengaruh nyata terhadap lingkungan non fisik Departemen HR PT. Vale
Indonesia. Nilai koefisien beta yang dimiliki bernilai 0,407, artinya setiap kenaikan komunikasi dari atas ke bawah sebesar satu satuan akan
meningkatkan lingkungan kerja non fisik 0,407. 2.
Komunikasi horizontal X
4
memiliki t hitung 2,886 dan nilai nyata 0,007. t hitung t tabel 2,886 1,697 dan nilai nyata kurang dari 0,05
maka komunikasi horizontal memiliki pengaruh nyata terhadap lingkungan kerja non fisik. Nilai koefisien beta yang dimiliki bernilai
0,482 Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan komunikasi horizontal sebesar satu satuan akan terjadi peningkatan lingkungan kerja non fisik
0,482. 3.
Komunikasi informal X
5
memiliki t hitung 2,321 dengan nilai nyata 0,027. t hitung 2,339 1,697 dan nilai nyata kurang dari 0,05 maka
komunikasi informal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan kerja non fisik. Nilai koefisien yang dimiliki 0,181, berarti
apabila terjadi peningkatan komunikasi informal sebesar satu satuan, akan terjadi peningkatan lingkungan kerja non fisik 0,181.
Pada analisis regresi linear berganda didapatkan bahwa komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang paling berpengaruh diantara pola
komunikasi yang lainnya, nilai koefisien adalah 0,482 dan nilai nyata 0,007. Seringnya para karyawan berinteraksi, atau berkomunikasi dengan rekan
sejabatan dan karena penelitian ini merupakan penelitian tentang SDM di sebuah perusahaan membuat komunikasi horizontal memiliki pengaruh
yang cukup besar bagi lingkungan kerja non fisik. Dalam perusahaan, terdapat kecenderungan dalam melaksanakan pekerjaan para karyawan
saling berbagi informasi dengan rekan sejabatan, terutama apabila muncul masalah-masalah dalam perusahaan. Secara praktis dapat dikatakan
komunikasi horizontal yang dominan dalam melancarkan komunikasi dalam
organisasi untuk mendukung kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Selain komunikasi horizontal, komunikasi dari atasan kepada bawahan juga berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik. Seorang
pemimpin harus mampu mengkomunikasikan ide, gagasan, atau informasi kepada para bawahannya, sehingga bawahan dapat memahami pesan yang
disampaikan dengan baik. Bagaimana cara atasan berkomunikasi untuk memberikan tugas, atau instruksi kepada bawahan berpengaruh pada
lingkungan kerja non fisik. Untuk komunikasi dari bawahan ke atasan tidak berpengaruh
terhadap lingkungan kerja non fisik, karena yang memegang peranan dalam hubungan antara atasan dan bawahan adalah seorang pemimpin dan
bagaimana cara pemimpin berkomunikasi, atau menyampaikan pesan terhadap bawahannya. Selain komunikasi dari bawahan ke atasan,
komunikasi diagonal juga tidak berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik. Hubungan antara atasan dan bawahan yang berbeda bagian, atau
departemen dalam perusahaan tidak berkontribusi dalam mempengaruhi lingkungan kerja non fisik pada suatu departemen. Hubungan dengan
karyawan dalam satu bagian, atau departemen yang lebih penting daripada hubungan dengan karyawan dari departemen lain, sehingga membuat
komunikasi diagonal tidak berpengaruh pada lingkungan kerja non fisik. Dalam keadaan tertentu selain komunikasi formal, komunikasi
informal juga dapat berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik di perusahaan. Walaupun kontribusinya kecil tetapi komunikasi informal dapat
digunakan untuk mencairkan suasana dan mengurangi stres kerja. Selain itu komunikasi informal dapat digunakan oleh atasan untuk memonitor para
karyawan dalam melakukan tugas dan lebih mengenal bawahannya sehingga memudahkan dalam mengarahkan bawahannya.
4.7. Uji Hipotesis