Sosial Budaya KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.

32 Gambar 4. Peta Lokasi TPST Bantargebang 33 Komposisi penduduk antara pria dengan perempuan berimbang di wilayah studi. Sedangkan kepadatan penduduk di tiga kelurahan yang masuk wilayah studi hampir sama, yang terpadat adalah Kelurahan Sumur Batu. Data tentang luas wilayah, jumlah penduduk pria, wanita serta jumlah penduduk per-km persegi disajikan pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Bantargebang No. Kelurahan Luas Km2 Pria jiwa Wanita jiwa Jumlah jiwa Kepadatan jiwa 1 Cikiwul 525.351 8.685 8.321 17.006 31 2 Ciketing Udik 343.340 5.202 5.232 10.434 33 3 Sumur Batu 568.955 8.685 8.321 17.008 34 Sumber : Potensi Kel. Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu, Tahun 2001 dalam Dinas Kebersihan DKI Jakarta,2004

4.3. Perekonomian

Jenis mata pencarian penduduk di wilayah studi cukup beragam, mayoritas mata pencarian penduduk adalah buruh, kecuali di Sumur Batu kelompok yang terbanyak adalah petani, hal ini sesuai dengan tata guna lahan, di mana kelurahan ini didominasi oleh sawah. Tabel 5. Komposisi Penduduk Kec. Bantargebang Berdasarkan Mata Pencarian No. Mata Pencarian Kelurahan Cikiwul Ciketing Udik Sumur Batu 1 Petani 1.200 175 1.063 2 Buruh 1.855 520 590 3 Pedangang 1.060 187 475 4 Pengrajin 76 5 410 5 Pengangkut 160 141 84 6 PNS dan Polri 270 57 21 7 TNI 420 3 2 8 Pensiunan 5 3 1 9 Peternak - - 10 10 Lain-lain - - 240 Sumber: Potensi Kel Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu, Tahun 2001 dalam Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2004. Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan data dari Potensi kelurahan disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut. 34 Tabel 6. Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Bantargebang No. Tingkat Pendidikan Kelurahan Cikiwul Ciketing Udik Sumur Batu 1 Belum Sekolah 1.878 1.497 210 2 Tidak Tamat SD - 15 - 3 Tamat SD 260 280 953 4 Tamat SLTP 197 96 103 5 Tamat SLTA 68 51 37 6 Tamat Akademi 11 8 2 7 Tamat Universitas 7 2 7 8 Buta Aksara - 780 570 9 Masih Sekolah 2.492 1.481 1.123 Sumber : Potensi Kel. Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu, Tahun 2001 dalam Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2004. 4.4. Kondisi Umum TPST TPST yang sekarang sebelumnya adalah lahan kritis bekas galian. Proses pembebasan tanah berlangsung dari tahun 1986-1987 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 1989 dilakukan studi AMDAL oleh BKLH DKI Jakarta dan BKLH Jawa Barat dan pada tahun 1989 TPA Bantargebang mulai beroperasi menampung sampah dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Luas lahan TPST Bantargebang seluruhnya adalah 110.3 ha yang terdiri dari lima wilayah atau zona. Luas efektif TPST, yaitu luas yang digunakan untuk menimbun sampah, adalah 89 ha dari seluruh luas lahan, sisanya digunakan untuk prasarana TPST seperti pintu masuk, jalan, kantor dan instansi pengolahan lindi leachete. Lahan yang efektif digunakan dan waktu mulai diisi pada setiap zona berbeda setiap tahunnya dengan perincian sebagai berikut:. - Zona I total lahan 18.3 ha, dengan lahan efektif yang digunakan 16,8 ha, saat ini ketinggian sampah hampir 20 meter, lahan ini mulai diisi sejak 1989 sampai dengan 1991; - Zona II total lahan 17.7 ha, dengan lahan efektif yang digunakan 11,3 ha saat ini ketinggian sampah hampir 20 meter, lahan ini mulai diisi sejak 1992 sampai dengan 1994; - Zona III total lahan 25.41 ha, dengan lahan efektif yang digunakan 20,2 ha saat ini ketinggian sampah hampir 20 meter, lahan ini mulai diisi sejak