18
dan inceneration. Hasil simulasi model yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan sistem penanganan terpadu berbasis zero waste di TPS dapat mereduksi
volume sampah sampai 96 – 98 , dan mereduksi biaya operasional sampai 65.9 .
2.8. PRA dan FGD
2.8.1. PRA Participatory Rural Appraisal
PRA adalah suatu metode pendekatan yang digunakan dalam melakukan pengkajianpenilaianpenelitian untuk memahami keadaan desawilayahlokalitas
tertentu dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Melalui PRA tim peneliti bersama masyarakat bisa secara cepat dan sistematis mengumpulkan informasi
untuk: a analisis umum tentang topik khusus yang perlu penilaian; b studi kelayakan; c mengidentifikasi dan memprioritaskan proyek tertentu; dan d
mengevaluasi proyekprogram yang dilaksanakan di pedesaan Bhandori, 2003. Menurut Robert Chambers , orang yang mengembangkan metode PRA,
metode dan teknik dalam PRA terus berkembang, sehingga sangat sulit untuk memberikan definisi final tentang PRA. Menurutnya PRA merupakan metode dan
pendekatan pembelajaran mengenai kondisi dan kehidupan desawilayahlokalitas dari, dengan dan oleh masyarakat sendiri dengan catatan: 1 pengertian belajar,
meliputi kegiatan menganalisis, merancang dan bertindak; 2 PRA lebih cocok disebut metode-metode atau pendekatan-pendekatan bersifat jamak daripada
metode dan pendekatan bersifat tunggal; dan 3 PRA memiliki beberapa teknik yang bisa kita pilih, sifatnya selalu terbuka untuk menerima cara-cara dan metode-
metode baru yang dianggap cocok. Teknik-teknik yang banyak dipakai meliputi: mengkaji data sekunder,
observasi langsung, wawancara semi-struktur, FGD focus group discussions, metode social rating, analysis group discussion AGD, innovation assessment,
mapping, transects, seasonal calendar, profil historis, analisis kehidupan sosial, pengamatan terlibat, membuat diagram-diagram, dan mengumpulkan kategori-
kategori lokal, istilah lokal dan sebagainya. Sedangkan perangkat yang digunakan meliputi: triangulasi, tim multidisiplin, belajar bersama masyarakat, analisis on
the spot, dan menjaga bias selama studi berlangsung. Melalui PRA para peneliti
19
dapat merasakan dampak serta memperkuat kemampuan teknis dari penilaian yang sudah dilakukan oleh masyarakat sendiri.
Prinsip-prinsip dasar Participatory Rural Appraisal PRA terdiri dari: 1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan keberpihakan
Prinsip ini mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dari program
pembangunan. Keberpihakan ini lebih pada upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan yang terdapat di suatu masyarakat,
mengutamakan golongan paling miskin agar kehidupannya meningkat. 2. Prinsip pemberdayaan penguatan masyarakat
Pendekatan PRA bermuatan peningkatan kemampuan masyarakat, kemampuan itu ditingkatkan dalam proses pengkajian keadaan, pengambilan
keputusan dan penentuan kebijakan, sampai pada pemberian penilaian dan koreksi kepada kegiatan yang berlangsung.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai fasilitator PRA menempatkan masyarakat sebagai pusat dari kegiatan pembangunan.
Orang luar juga harus menyadari perannya sebagai fasilitator. Fasilitator perlu memiliki sikap rendah hati serta kesedian untuk belajar dari masyarakat dan
menempatkan mereka sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu. Pada tahap awal peran orang luar lebih besar, namun seiring
dengan berjalannya waktu diusahakan peran itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan PRA pada masyarakat itu sendiri.
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan Salah satu prinsip dasarnya adalah pengakuan akan pengalaman dan
pengetahuan tradisional masyarakat. Hal ini bukan berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah. Pengalaman dan pengetahuan
masyarakat serta pengetahuan orang luar harusnya saling melengkapi dan sama nilainya, dan proses PRA sebaiknya dipandang sebagai ajang komunikasi antara
kedua sistem pengetahuan itu agar melahirkan sesuatu yang lebih baik. 5. Prinsip santai dan informal
Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal. Situasi ini akan menimbulkan hubungan