41
Nilai  perubahan  total  asam  tertitrasi  juga  dapat  digunakan  sebagai  patokan penentuan  umur  simpan  suatu  produk  pertanian.  Menurut  Dubery  et  al.,  1984  dalam
Mitra 1997, kandungan asam organik akan terus menurun selama proses pemasakan dan kandungan asam organik tertinggi terdapat pada saat puncak klimakterik, yang selanjutnya
kandungannya  akan  kembali  menurun.  Berdasarkan  grafik  penurunan  nilai  total  asam  di bawah,  buah  dengan  perlakuan  HWT  45
o
C  40’;  CaCl
2
20’  adalah  yang  memiliki  umur simpan terpanjang, yaitu sampai hari penyimpanan ke-15, sedangkan berdasarkan data laju
respirasi  mangga  gedong  gincu,  buah  dengan  perlakuan  ini  memiliki  puncak  klimakterik pada hari penyimpanan ke-13.
Gambar 26. Perubahan total asam mangga gedong gincu
4.2  Penentuan  Kombinasi  Perlakuan  yang  Menghasilkan  Penurunan  Mutu Minimal
Setelah dilakukan pengujian terhadap beberapa faktor mutu buah mangga gedong gincu selama  masa  penyimpanan,  ditemukan  bahwa  perlakuan  panas  dengan  suhu  55
o
C  selama  15 menit  memberikan  pengaruh  terhadap  beberapa  faktor  mutu.  Kombinasi  perlakuan  HWT  55
o
C 15’; CaCl
2
20’ menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap faktor mutu warna L bagian pangkal,  warna  chroma  bagian  pangkal,  kekerasan  buah  bagian  ujung,  kekerasan  buah  bagian
tengah serta total asam. Kombinasi perlakuan HWT 55
o
C 15’; CaCl
2
40’ menunjukkan pengaruh yang  berbeda  nyata  terhadap  faktor  mutu  warna  chroma  bagian  ujung,  kekerasan  buah  bagian
tengah serta total asam. Sedangkan kombinasi perlakuan HWT 55
o
C 15; CaCl
2
60’ menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap laju produksi CO
2
buah mangga gedong gincu. Perlakuan  panas  pada  suhu  55
o
C  selama  15  menit  banyak  memberikan  pengaruh  yang berbeda  nyata.  Jika  dilihat  secara  fisik,  perlakuan  panas  ini  memang  menunjukkan  hasil  yang
berbeda dibandingkan dengan ketiga kelompok perlakuan panas, yaitu suhu 30
o
C 65’, suhu 35
o
C 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1
5 10
15 20
25
T o
ta l A
sa m
Waktu hari
3065 - 20 3065 - 40
3065 - 60 3560 - 20
3560 - 40 3560 - 60
4540 - 20 4540 - 40
4540 - 60 5515 - 20
5515 - 40 5515 - 60
Kontrol
42
60’  dan  suhu  45
o
C  40’.  Kulit  buah  mangga  hasil  perlakuan  ini  menunjukkan  warna  hijau kecoklatan, seperti tanda buah yang mengalami kerusakan jaringan. Selain itu, setelah beberapa
hari penyimpanan, kekerasan mangga dengan perlakuan ini cenderung meningkat disertai dengan kandungan air dalam buah yang juga meningkat.
Berdasarkan  hasil  pengamatan  perubahan  faktor  mutu  buah  mangga  gedong  gincu, beberapa kombinasi perlakuan menunjukkan hasil yang berpengaruh minimal terhadap beberapa
faktor mutu yang diamati selama penyimpanan yang didasarkan pada minimalnya laju perubahan nilai  faktor  mutu  dari  awal  hingga  akhir  masa  penyimpanan.  Perlakuan  HWT  30
o
C 65’; CaCl
2
40’  berpengaruh  minimal  terhadap  perubahan  warna,  HWT  35
o
C  60’;  CaCl
2
40’  berpengaruh minimal  terhadap  nilai  susut  bobot,  HWT  35
o
C 60’; CaCl
2
60’ berpengaruh  minimal  terhadap laju  respirasi,  HWT  45
o
C  40’;  CaCl
2
20’  berpengaruh  minimal  terhadap  nilai  total  asam  dan susut bobot. Pada faktor mutu tingkat kekerasan dan total padatan terlarut, perlakuan HWT 55
o
C 15’;  CaCl
2
20’  untuk  kekerasan  dan  40’  untuk  total  padatan  terlarut  menunjukkan  nilai perubahan yang paling kecil, namun perlakuan HWT pada suhu ini sudah menunjukkan kondisi
buah yang tidak baik sejak awal penyimpanan. Buah yang dikenai perlakuan HWT 55
o
C selama 15’  mengalami  kerusakan  yang  disebabkan  karena  panas  yang  diterima  buah  terlalu  tinggi
sehingga buah berubah warna menjadi hijau tua. Selain  dilakukan  pengamatan  perubahan  mutu  buah  mangga  gedong  gincu  melalui
faktor-faktor  mutu  tersebut,  dilakukan  pula  uji  organoleptik  yang  berfungsi  untuk  mengukur tingkat  penerimaan  buah  mangga  hasil  perlakuan  pada  konsumen  buah  mangga  gedong  gincu.
Berikut ini merupakan grafik tingkat penerimaan panelis terhadap perubahan mutu buah mangga gedong gincu setelah dilakukan uji Kuskal-Wallis, yang disajikan dalam Gambar 27 hingga 30.
Gambar 27. Hasil organoleptik warna kulit mangga gedong gincu 20
40 60
80 100
120 140
160
Nilai W
ar n
a K
u li
t
Perlakuan
H3 H6
H9 H12
H15 Batas
penerimanaan 98
43
Gambar 28. Hasil organoleptik rasa mangga gedong gincu
Gambar 29. Hasil organoleptik tekstur mangga gedong gincu
Gambar 30. Hasil organoleptik aroma mangga gedong gincu 20
40 60
80 100
120 140
160
Nilai Rasa
Perlakuan
H3 H6
H9 H12
H15
20 40
60 80
100 120
140 160
Nil ai
T eks
tu r
Perlakuan
H3 H6
H9 H12
H15
20 40
60 80
100 120
140
Ni lai
Ar om
a
Perlakuan
H3 H6
H9 H12
H15 Batas
penerimanaan 98
Batas penerimanaan
98
Batas penerimanaan
98
44
Penilaian  panelis  terhadap  perubahan  mutu  mangga  gedong  gincu  diberikan  secara subjektif  sesuai  dengan  pendapat  masing-masing  panelis.  Standar  nilai  yang  digunakan  dalam
grafik di atas berdasarkan pada rata-rata nilai peringkat yang diperoleh dari hasil pemeringkatan faktor-faktor  mutu  tersebut  oleh  Kruskal-Wallis,  yaitu  sebesar  98  pada  keempat  faktor  mutu
yang diuji. Jika dilihat dari standar penilaian yang digunakan, maka mangga gedong gincu yang dikenai  perlakuan  HWT  30
o
C 65’; CaCl
2
20’ dan 40’ dapat diterima hingga hari penyimpanan ke-
15 sedangkan pada perendaman 60’ hanya dapat diterima hingga hari ke-12. Dari kelompok perlakuan HWT 45
o
C 40’, buah dengan lama penyimpanan paling lama menurut panelis adalah buah  yang  dikenai  perlakuan  perendaman  CaCl
2
selama  20’.  Pada  kelompok  perlakuan  HWT 45
o
C  40’;  CaCl
2
40’  dan  60’  dapat  diterima  hingga  hari  penyimpanan  ke-12  sedangkan  pada perendaman 20’ hanya dapat diterima hingga hari ke-9. Buah perlakuan kelompok HWT 55
o
C 15’ yang dalam pengamatan faktor perubahan mutu memiliki pengaruh yang berbeda nyata dan
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan bagi para konsumen dalam hal tampilan warna kulit buah yang dinilai semakin rendah dari hari ke hari.
Berdasarkan  analisis  Kruskal-Wallis  hasil  organoleptik  ini,  tidak  terdapat  perbedaan yang signifikan pada bagian warna kulit. Pada bagian rasa dan tekstur, terdapat perbedaan yang
signifikan  di  hari  penyimpanan  ke-3  dan  ke-6.  Pada  bagian  aroma,  terdapat  perbedaan  yang signifikan di hari penyimpanan ke-3, 6 dan ke-9. Jika dibandingkan dengan analisis sidik ragam
dan uji lanjut Duncan, maka analisis dengan Kruskal-Wallis ini berjalan seiringan, yaitu adanya perbedaan yang sangat tampak pada buah mangga dengan kelompok perlakuan HWT 55
o
C 15’.
4.3  Umur Simpan Produk