23
Dimana : ml NaOH
= volume NaOH yang terpakai pada titrasi N
= formalitas NaOH 0.1 N Fp
= faktor pengenceran 10025 Mg contoh
= 10 000 mg Persiapan sampel buah untuk pengukuran total asam diperoleh dari
penghancuran 10 g buah mangga dengan 100 ml aquades hingga menjadi bubur buah. Kemudian campuran bubur buah tersebut disaring dan diambil bagian cairannya
sebanyak 25 ml untuk kemudian ditetesi dengan 2-3 tetes cairan indikator PP. Setelah itu, campuran tersebut ditetesi dengan NaOH hingga warna campuran yang awalnya
kuning cerah berubah menjadi kemerahan stabil.
Gambar 10. Metode titrasi untuk total asam
7. Uji Organoleptik warna, rasa, tekstur dan aroma
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap perubahan mutu buah mangga. Pengujian dilakukan selama penyimpanan pada
suhu 13
o
C untuk parameter warna, rasa, tekstur dan aroma. Skor hedonik yang digunakan dengan skala 1-5 dimana skor 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 biasa,
4 suka dan 5 sangat suka. Panelis yang digunakan sebanyak 15 orang yang merupakan panelis umum yang tidak terlatih dan bertugas untuk menilai kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman dan kesukaan masing-masing terhadap buah mangga gedong gincu.
Dalam pengolahan data organoleptik, digunakan uji Kruskal-Wallis, yaitu metode pengembangan dari model Mann Whitney Test yang digunakan untuk
membandingkan dua atau lebih sampel yang tidak terikatberhubungan satu sama lain secara bersama-sama. Analisis ini untuk menguji kesamaan nilai variansi dari sampel-
sampel yang digunakan. Parameter yang ekuivalen dengan uji ini adalah one-way analysis of variance
ANOVA. Pengujian Kruskal-Wallis merupakan salah satu alat untuk melihat variansi sampel, sehingga setidaknya sampel yang digunakan harus
memiliki distribusi normal, memiliki nilai standar deviasi yang sama, sampel yang diambil dari populasinya bersifat saling bebas serta random variabel X
ij
kontinu dan paling tidak merupakan data ordinal Supangat, 2010.
3 ���
� � � � � � � � � � ℎ
�
24
Pada saat uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil yang signifikan dan minimal terdapat salah satu sampel yang berbeda dari yang lainnya, maka pengujian belum tentu
dapat mengidentifikasi letak perbedaannya bahkan juga belum dapat menganalisis seberapa banyak perbedaan yang ada. Untuk mengidentifikasi jenis perbedaan yang
ditimbulkan di antara sampel-sampel yang ada, harus digunakan sampel yang berbeda atau uji post hoc untuk menganalisis sampel sehingga didapatkan perbedaan yang
signifikan Corder dan Foreman, 2009.
3.5 Rancangan Percobaan