Panen dan Penanganan Pasca Panen Mangga Gedong Gincu

6 zat-zat yang mudah menguap dan berbau harum, dimana komposisi yang paling banyak adalah air dan karbohidrat. Adapun susunan komposisi fisika, kimia dan nilai gizi makanan buah mangga dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Nilai kandungan gizi mangga per 100 g Komponen gizi Nilai Energi 272 kJ 65 kkal Karbohidrat 17.00 g Gula 14.80 g Diet serat 1.80 g Lemak 0.27 g Protein 0.51 g Vitamin A - Beta-karoten 38 mg 4 445 mg 4 Thiamine Vitamin B1 0.058 mg 4 Riboflavin Vitamin B2 0.057 mg 4 Niacin Vitamin B3 0.584 mg 4 Asam pantotenat B5 0.160 mg 3 Vitamin C 27.7 mg 46 Kalsium 10 mg 1 Besi 0.13 mg 1 Magnesium 9 mg 2 Fosfor 11 mg 2 Kalium 156 mg 3 Seng 0.04 mg 0 Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa Sumber: USDA Nutrient database Tabel 5. Sifat fisika dan kimia daging buah beberapa varietas mangga Sifat Fisika dan Kimia Varietas Mangga Arumanis Cengkir Gadung Gedong Padatan terlarut total o Brix 14.8-16.6 13.0-15.0 20.8-21.2 16.0-17.8 Asam total 0.22-0.56 0.26-0.88 0.18-0.47 0.12-0.49 Vitamin C mg100g 22.0-46.9 37.8-58.2 20.0-21.5 36.2-96.2 Kadar air +- 81.1 +- 84.3 +- 80.34 +- 82.9 Bobot utuh g +- 376.2 +- 320.1 +- 411.1 +- 232.4 Bagian yang dapat dimakan +- 66.0 +- 65.8 +- 66.0 +- 59.0 Warna daging buah Kuning Kekuningan Kuning Jingga Sumber: Yulianingsih Iteksmi, 1988; Yuniani Suhardi, 1989; Dondy Sabari, 1989; Sanuki dan Asiatika Rini, 1990; Wisnu Broto et al., 1996a, 1996b; Sjaifullah et al., 1998 dalam Broto, 2003

2.2 Panen dan Penanganan Pasca Panen Mangga Gedong Gincu

Buah mangga gedong gincu termasuk ke dalam kelompok buah klimakterik, yaitu suatu perubahan pola respirasi yang mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembentukan etilen yang ditandai dengan terjadinya proses pematangan. Buah-buahan yang tidak pernah mengalami periode tersebut digolongkan ke dalam golongan buah non klimakterik Winarno, 2002. 7 Mangga gedong gincu biasanya dipanen setelah memasuki tingkat kematangan optimal, masih sedikit keras dan warna merahnya sudah mulai tampak. Tingkat kematangan terbaik adalah apabila buah mangga dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah bunga mekar karena jika pemanenan dilakukan sebelum hari ke-90 setelah bunga mekar, maka warna merah yang menjadi ciri khasnya tidak akan tampak dan buah ini hanya akan tergolong menjadi buah mangga gedong. Karena buah mangga gedong gincu adalah buah mangga yang sengaja dibiarkan matang di pohonnya, maka buah ini juga mudah memar dan tertusuk, sehingga harus ditangani secara hati-hati. Tanda yang menunjukkan mangga gedong gincu telah masak dapat ditandai dengan daging buah yang mudah melunak jika ditekan dengan jari. Pada kondisi ini, buah dapat disimpan selama 2-3 hari dalam lemari pendingin dengan kondisi kulit buah akan menghitam sementara daging buah tetap baik untuk dimakan. Indeks ketuaan beberapa jenis mangga dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Indeks ketuaan beberapa kultivar mangga yang siap panen Kultivar Indeks Ketuaan Arumanis PTT = 8-9 o Brix 75-80 hari dari bunga mekar Gedong PTT = 10 o Brix 80-90 hari dari bunga mekar Golek 78-85 hari dari bunga mekar Manalagi 90 hari dari bunga mekar Carabao 82-88 hari dari bunga mekar PTT = 6.5 o Brix Nam Dokmai 110-120 hari dari bunga mekar Sumber: Bautista, 1990 dan Wisnu Broto, 1993 dalam Broto, 2003 Proses pemanenan mangga biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pemilihan waktu pemanenan ini dikarenakan agar produksi getahnya berkurang sehingga meminimalkan getah yang menempel pada kulit dan akhirnya dapat menurunkan mutu buah. Selain pada banyaknya produksi getah, tingkatan mutu dipengaruhi pula oleh tingkat ketuaan buah mangga saat dipanen, yaitu mutu rasa buah setelah matang. Buah mangga yang dipanen muda akan mempunyai mutu yang rendah karena buah dengan kriteria tersebut tidak akan menjadi matang secara normal dan akan memiliki rasa yang kurang manis, hambar atau asam dengan kulit buah yang keriput serta aroma buahnya juga tidak akan berkembang. Sebaliknya, buah yang terlambat dipanen akan merugikan karena cepat busuk dan bobotnya berkurang. Oleh karena itu, saat panen yang tepat perlu diketahui agar diperoleh buah sesuai dengan mutu yang dikehendaki. Pada buah mangga gedong gincu, tingkat kematangannya dibedakan dalam 5 jenis, seperti yang terlihat di Tabel 7. 8 Tabel 7. Indeks kematangan mangga gedong gincu No. Indeks Keterangan 1. Kematangan 70 Umur buah Warna kulit buah Rasa buah Ketahanan simpan : 95-100 hsbm hari setelah bunga mekar : Seluruh bagian bunga masih berwarna hijau : Asam segar : 21-25 hari 2. Kematangan 80 Umur buah Warna kulit buah Rasa buah Ketahanan simpan : 95-100 hsbm hari setelah bunga mekar : Pada bagian ujung atas buah berwarna hijau tua dan pangkal buah berwarna oranye : Manis – asam segar : 21-25 hari 3. Kematangan 85 Umur buah Warna kulit buah Rasa buah Ketahanan simpan : 110-120 hsbm hari setelah bunga mekar : Pada bagian ujung atas buah berwarna hijau tua dan pangkal buah berwarna merah : Manis segar : 14-17 hari 4. Kematangan 95 siap konsumsi Umur buah Warna kulit buah Rasa buah Ketahanan simpan : 125 hsbm hari setelah bunga mekar : Pada bagian ujung dan tengah buah berwarna kuning dan pangkal buah berwarna merah : Manis segar : 5 hari 5. Kematangan 100 over ripe Umur buah Warna kulit buah Rasa buah Ketahanan simpan : 130 hsbm hari setelah bunga mekar : Pada bagian ujung dan tengah buah berwarna kuning kemerahan dan pangkal buah berwarna merah : Manis segar : 1 hari Sumber : Dirjen Hortikultura, 2009 Mangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultivarnya yaitu besar, sedang, kecil dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II yang ditunjukkan pada Tabel 8 di bawah ini. 9 Tabel 8. Klasifikasi mangga Besar g Sedang g Kecil g Sangat kecil g Arumanis 400 350-400 300-349 250-299 Golek 500 450-500 400-449 350-399 Gedong 250 200-250 150-199 100-149 Manalagi 400 350-400 300-349 250-299 Sumber: BPP Teknologi, 2000 Selama proses penyimpanan, mangga akan mengalami kebusukanpenurunan mutu yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena serangan penyakit pasca panen yang bisa disebabkan pula oleh berbagai faktor baik yang berasal dari masa pra-panen, panen ataupun pada saat pasca panen itu sendiri. Mangga termasuk tanaman yang rentan terhadap penyakit yang bisa menyerang buah, bunga dan pentil buah muda, daun serta batang dan cabang. Untuk menghindari serangan penyakit dan hama pada buah mangga yang umumnya disebabkan karena cendawan dan bakteri, harus diketahui cara pencegahan dan pengendaliannya agar tidak menyebabkan kebusukan pada buah. Penyakit dapat muncul saat masa prapanen maupun pascapanen. Penyakit pascapanen pada mangga ini bisa mengakibatkan hal yang lebih buruk dibandingkan ketika buah masih berada di pohon karena kerusakan karena penyakit pascapanen pada mangga dapat menimbulkan kerugian dan kehilangan hasil antara 30-50. Hal ini akan lebih besar lagi jika tidak segera dilakukan penanggulangan, karena kondisi di daerah tropis sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan patogen pascapanen, misalnya suhu dan kelembapan yang tinggi serta keberadaan patogen tanaman di daerah tropis yang selalu ada di sepanjang musim dan terdapat berlimpah di alam Soesanto, 2006. Serangan busuk buah bisa terjadi pada mangga yang dibawa ke tempat penjualan maupun yang disimpan di ruang sejuk bersuhu 7-10 o C. Mangga yang dibawa ke tempat penjualan seringkali terserang busuk dengan ciri-ciri berkerut hitam yang disebabkan oleh cendawan Phomopsis sp., busuk ring yang keras dan hitam disebabkan oleh cendawan Dothiorella mangiferae Cheerna Dani, busuk pangkal buah disebabkan oleh cendawan Colleto-qloeosporiodes , dan busuk lunak disebabkan oleh cendawan Bohydplodia theobromae Pat. Selain itu, penyakit ini juga disebabkan oleh cendawan Gloeosporium mangifera P. Henn, Cladosporium herbarum Lk., dan Penicillium galucum Lk Pracaya, 2011. Bila serangan terjadi pada pangkal buah penyebabnya adalah cendawan Dothiorellribis Fel. Sacc. yang benih penyakitnya masuk dari ujung tangkai lalu meluas ke pangkal buah dan bagian lain. Penyakit ini menghasilkan busuk lunak yang sangat khas pada buah mangga. Jika terjadi busuk di sisi buah yang disertai bercak-bercak antraknosae, penyebabnya adalah cendawan Gloeosporium mangiferae P.Henn, atau Colletotrichum gloeosporioides Penz. Buah yang terserang busuk akan berbau lebih keras yang kemudian akan berbau seperti buah yang terlalu masak, bercak-bercaknya mula-mula kecil, setelah itu akan tersebar dan menjadi lebih besar sehingga buah tidak laku dijual. Pestalozzia funera Desmmaz dan Phomopsis sp. juga dapat menyebabkan busuk sisi buah. Buah yang memar karena ketidakhati-hatian dalam panen atau dalam membawa ke tempat penyimpanan, juga bisa busuk yang disebabkan oleh serangan cendawan Penicillium glaucum Lk dan Fusarium sp. Jika disimpan di tempat bersuhu yang lebih tinggi, penyebab busuk adalah cendawan hijau Penicillium digitatum Sacc., dan cendawan biru Penicillium italicum Wehmer Pracaya, 2011. 10 Menurut Pracaya 2011, serangan busuk buah dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara sebagai berikut: a. Lakukan penanganan buah secara hati-hati dan pastikan tidak ada lukamemar. b. Infeksi cendawan pembusuk bersifat laten. Untuk mengendalikannya, sejak buah mangga masih muda perlu dilindungi dengan penyemprotan fungisida alami, misalnya cairan kunyit. c. Bila ada buah yang menunjukkan gejala busuk, jangan dicampur degan area yang sehat. d. Mangga dapat awet disimpan si tempat dengan suh rendah, yakni 7-10 o C. Hanya saja cara ini bisa membuat mangga terluka, terutama buah yang berkulit tipis. Lukanya berupa bercak lingkaran kecil cokelat. Kalau disimpan pada suhu 1 o C, warnanya akan berubah dari hijau menjadi suram. Setelah dikeluarkan dari ruang dingin, buah akan cepat busuk pada suhu kamar.

2.3 Hot Water Treatment HWT dan Penggunaan Larutan CaCl