Rancangan Percobaan METODOLOGI PENELITIAN

24 Pada saat uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil yang signifikan dan minimal terdapat salah satu sampel yang berbeda dari yang lainnya, maka pengujian belum tentu dapat mengidentifikasi letak perbedaannya bahkan juga belum dapat menganalisis seberapa banyak perbedaan yang ada. Untuk mengidentifikasi jenis perbedaan yang ditimbulkan di antara sampel-sampel yang ada, harus digunakan sampel yang berbeda atau uji post hoc untuk menganalisis sampel sehingga didapatkan perbedaan yang signifikan Corder dan Foreman, 2009.

3.5 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktorial. Faktor perlakuan yang digunakan adalah HWT dengan kondisi suhu 30 o C selama 65 menit, 35 o C selama 60 menit, 45 o C selama 40 menit dan 55 o C selama 15 menit serta perendaman pada CaCl 2 4 pada taraf 20 menit, 40 menit dan 60 menit. Hipotesis yang digunakan dalam analisis rancangan acak lengkap berikut ini:  Pengaruh perlakuan HWT H 1 : HWT berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu H o : HWT tidak berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu  Pengaruh perlakuan CaCl 2 H 1 : CaCl 2 berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu H o : CaCl 2 tidak berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu  Pengaruh interaksi antara HWT dan CaCl 2 H 1 : Interaksi antara HWT dan CaCl 2 berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu H o : Interaksi antara HWT dan CaCl 2 tidak berpengaruh terhadap perubahan mutu Mangga Gedong Gincu Model umum dari rancangan percobaan tersebut adalah: Y ijk = μ + A i + B j + AB ij + C ijk Dimana : Y ijk = Pengamatan faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan Ulangan ke-k μ = Rataan umum A i = Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i B j = Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j AB ij = Interaksi antara Faktor A dengan Faktor B pada taraf i,j C ijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan HWT ke-i dan CaCl 2 ke-j pada ulangan ke k i = 1 jenis perlakuan HWT j = 1, 2 jenis perlakuan CaCl 2 k = 1, 2 ulangan Jika hipotesis yang telah ditetapkan di awal ternyata terbukti berpengaruh secara signifikan, maka dilakukan pengujian lanjut menggunakan uji Duncan pada tarif nyata ∝ = 4 25 0.05. Uji ini untuk mengetahui kondisi HWT dan pencelupan pada larutan CaCl 2 terbaik maupun kombinasi keduanya terhadap perubahan mutu buah mangga. Uji Duncan didasarkan pada sekumpulan nilai beda nyata yang ukurannya semakin besar, tergantung pada jarak di antara pangkat-pangkat dari dua nilai tengah faktor A dan faktor B yang dibandingkan. Dapat digunakan untuk menguji perbedaan di antara semua pasangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatikan jumlah perlakuan. Pada uji Duncan ini terdapat beberapa langkah perhitungan yang dilakukan, yaitu: 1. Mengurutkan nilai tengah perlakuan biasanya urutan menaik 2. Hitung wilayah nyata terpendek untuk wilayah dari berbagai nilai tengah dengan menggunakan formula R p = r α, p, v s γ 5 R p = r α, p, v √ 6 Dimana: KTG = Kuadrat Tengah Galat r = ulangan r α, p, v = nilai wilayah nyata Duncan α = taraf nyata p = jarak relatif antara perlakuan tertentu dengan peringkat berikutnya 2, 3, dst v = derajat bebas galat 3. Kriteria nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan dilihat perbedaannya dengan nilai wilayah nyata terpendek R p dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika | μ i – μ j | : R p Tolak H o berbeda nyata R p Terima H o tidak berbeda nyata Hipotesis yang digunakan dalam uji Duncan ini dengan asumsi semua perlakuan berpengaruh nyata terhadap respon, maka: H 1 : Nilai tengah kedua perlakuan berbeda nyata H o : Nilai tengah kedua perlakuan tidak berbeda nyata Prosedur pengujian Nonparametrik Kruskal-Wallis yang dikembangkan oleh Kruskal dan Wallis 1952 biasanya digunakan dalam rancangan percobaan yang menggunakan RAL rancangan acak lengkap. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis: H o : nilai tengah perlakuan sama H 1 : minimal ada satu nilai tengah perlakuan yang tidak sama dengan yang lainnya 26 Statistik uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah: dengan: r i = banyaknya ulangan pada perlakuan ke-i N = jumlah pengamatan R i = jumlah peringkat rank dari perlakuan ke-i dan [∑ ∑ ] R ij adalah peringkat dari pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j. Kaidah keputusan uji ini: Jika H χ 2 ∝, t-1 maka tolak H o , selainnya terima H o . 7 8 H [∑ r ]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Kombinasi Perlakuan terhadap Perubahan Mutu Mangga 1. Laju Respirasi

Secara umum, respirasi dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air Saktiyono, 2004. Begitu juga dengan buah yang terus mengalami proses respirasi meskipun telah dipanen dan disimpan selama beberapa saat. Proses respirasi yang dialami oleh buah mangga gedong gincu ini dapat diamati dan diukur dengan menggunakan metode laju respirasi ini. Buah mangga gedong gincu termasuk ke dalam kelompok buah klimakterik yang memiliki fase yang khas dalam perubahan laju respirasinya yang dinyatakan dalam laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 seperti yang disajikan dalam Gambar 11 dan 12. Jika dilihat dari laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 per perlakuan, perlakuan HWT 30 o C 65’ dan 45 o C 40’ dengan semua perlakuan CaCl 2 20’, 40’, 60’ mengalami puncak klimakteriknya pada hari ke-13 yaitu rata-rata bernilai 14.66 mlkg.jam HWT 30 o C 65’ dan 15.59 mlkg.jam HWT 45 o C 40’ berdasarkan laju produksi CO 2 nya. Pada kelompok perlakuan HWT 35 o C 60’ dengan perlakuan perendaman pada CaCl 2 20’, 40’ dan 60’ masing-masing mengalami puncak klimakterik pada hari penyimpanan ke-12, 13 dan 14. Pada kelompok perlakuan HWT 55 o C 15’ dengan semua perlakuan CaCl 2 20’, 40’ dan 60’ mengalami puncak klimakterik paling cepat, yaitu pada hari penyimpanan ke-9 jika dilihat dari laju konsumsi CO 2 , sedangkan untuk kontrol, mengalami masa puncak klimakterik pada hari penyimpanan ke-13. Berdasarkan hasil sidik ragam laju produksi CO 2 , kombinasi antara HWT dan CaCl 2 terlihat pada hari ke-1 dan 25, sedangkan pada laju konsumsi O 2 terlihat di hari ke-8, 12, 14, dan 25. Namun, umumnya yang memberikan banyak pengaruh terhadap laju respirasi mangga ini adalah perlakuan HWT, yaitu tampak pada hari ke-1, 3 dan 4 pada laju produksi CO 2 dan pada hari ke-2, 3, 7 dan 14 berdasarkan laju konsumsi O 2 . Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan HWT 55 o C 15’; CaCl 2 60’ menunjukkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan kontrol yang terlihat di hari penyimpanan ke-1 berdasarkan laju produksi CO 2 Lampiran 1-4. Tabel 9. Uji Duncan laju respirasi CO 2 mangga gedong gincu hari penyimpanan ke-1 KA 30 o C 65’ 35 o C 60’ 45 o C 40’ 55 o C 15’ KB 13.9900 abcd - - - - 20’ - 12.5050 ab 13.8450 abc 16.1500 e 13.2850 abc 40’ - 12.5000 ab 12.0800 A 13.7650 abc 21.9900 f 60’ - 16.0300 de 14.8100 cde 14.6000 bcde 20.5800 f Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 KAKB merupakan kontrol, dimana KA = perlakuan HWT, KB = perlakuan CaCl 2