. Pembentukan Tipologi Pengujian Tipologi

melihat hubungan antar peubah. Hasil analisis komponen –komponen utama antara lain nilai akar ciri eigen vector, proporsi keragaman, dan kumulatif akar ciri eigen value.

3.4.3.3 . Pembentukan Tipologi

Dasar pembuatan tipologi adalah faktor-faktor yang dianggap dominan dalam menentukan potensi hutan rakyat. Potensi hutan rakyat dalam penelitian ini adalah luas hutan rakyat di suatu desa. Potensi tersebut diasumsikan dapat mewakili karakteristik lokal hutan rakyat di suatu tempat. Untuk melakukan pengelompokkan tipologi digunakan analisis gerombol clustering analysis. Analisis gerombol merupakan salah satu analisis peubah ganda yang mengelompokkan objek berdasarkan kemiripan atau ketidakmiripan karakteristiknya, sehingga setiap objek dalam satu gerombol memiliki kesamaan yang tinggi sesuai dengan kriteria pemilihan yang ditentukan Hair et al. 1995. Penelitian ini menggunakan analisis gerombol dengan metode K-Means. Metode ini menetapkan terlebih dahulu jumlah kelompok yang akan dibuat sehingga metode ini cocok jika data yang diolah banyak . Sedangkan tingkat kemiripan dalam analisis ini menggunakan jarak Euklidius Euclidean distance, dimana untuk dua unit pengamatan mempunyai vector x dan y dengan dimensi p peubah, jarak Euklidius adalah : Keterangan : = jarak euklidius antara x i dengan x j x i = nilai peubah x ke-i x j = nilai peubah x ke-j Jika terjadi korelasi yang tinggi antar peubah maka perlu dilakukan analisis komponen utama terlebih dahulu.

3.4.3.4. Pengujian Tipologi

Untuk mengetahui kelompok-kelompok yang terbentuk sudah memiliki gambaran yang mirip terhadap potensi hutan rakyat, maka dilakukan pengujian sebagai berikut : a Uji keragaman Kelompok yang terbentuk dikatakan baik jika keragaman dalam satu kelompok kecil, tetapi keragaman antar kelompok besar. Keragaman dapat diketahui dengan rumus : Ragam rata-rata dalam kelompok adalah : m n n y y s n i n i i i y 1 1 2 1 2 2 Ragam antar kelompok yang distandarkan : Keterangan : yi = luas hutan rakyat per desa pada setiap kelompok m = jumlah kelompok = ragam pada kelompok ke-i = ragam pada kelompok ke-j Keputusan : semakin besar nilai selisih antara dan 2 y s maka akan semakin baik. b Evaluasi akurasi Uji akurasi kelompok yang terbentuk menggunakan prinsip matrik konfusikontingensi Confusion Matrix. Kelompok yang dibentuk berdasarkan data luas hutan rakyat menjadi acuan atau referensi akurasi. Dengan matrik konfusi ini dapat dihitung akurasi rata-rata umum overall accuracy dan akurasi Kappa Kappa accuracy. Akurasi rata-rata umum dilakukan untuk menghitung akurasi berdasarkan persentase jumlah desa atau poligon yang dikelaskan secara benar poligon pada model masuk pada kelas yang sama pada poligon acuan, dibagi jumlah total piksel atau poligon. Akurasi rata-rata umum dihitung menggunakan rumus Jaya 2006 sebagai berikut: Keterangan : OA = Nilai akurasi rata-rata umum Overall Accuracy X ii = Coincided Value atau luasan kelas tingkat keberhasilan yang sama antar tipologi atau kelas peubah yang dijadikan acuan untuk verifikasi. N = Total area verifikasi. Akurasi Kappa pada umumnya mempunyai nilai akurasi lebih kecil dari akurasi rata-rata umum karena akurasi Kappa dihitung tidak hanya berdasarkan jumlah piksel atau poligon yang dikelaskan pada model masuk secara benar pada piksel atau poligon kelas acuan, tetapi juga menghitung jumlah piksel atau poligon yang dikelaskan pada model tidak tepat masuk dalam kelas acuan. Akurasi Kappa dihitung menggunakan rumus Jaya 2006 sebagai berikut : Keterangan : K = Akurasi Kappa Kappa Accuracy Xii = Coincided Value atau luasan kelas tingkat keberhasilan yang sama antara hasil tipologi dan kelas peubah yang dijadikan acuan untuk verifikasi. X+1 = Luas kolom dalam baris ke-i X1+ = Luasan dalam kolom ke-j N = Total area verifikasi c Pembagian kelas sebagai acuan Data sekunder luas hutan rakyat setiap desa yang bersumber dari BP4K tahun 2010 digunakan sebagai pembanding nilai ideal untuk proses akurasi. Pembagian kelas berdasarkan metode rata-rata dan simpangan bakunya dibuat setelah dilakukan uji kenormalan data membuang nilai-nilai pencilan. Rumus dan batas nilai masing- masing kelas dapat dilihat pada Tabel 6 dan sebaran spasialnya pada Gambar 9. a Klasifikasi 2 kelas luas hutan rakyat b Klasifikasi 3 kelas luas hutan rakyat c Klasifikasi 4 kelas luas hutan rakyat Gambar 9 Klasifikasi kelas hutan rakyat berdasarkan luasnya Tabel 6 Jumlah kelas luas hutan rakyat dan batasan per kelas Jumlah Kelas Rumus Batasan Kelas Jumlah Desa 2 Kelas Rendah – 58 Ha 166 Tinggi 58 Ha 170 3 Kelas Rendah 32 Ha 115 Sedang 32 – 85 Ha 88 Tinggi 85 Ha 133 4 Kelas Rendah 32 Ha 117 Sedang 32 – 73 Ha 69 Tinggi 73 – 111 Ha 43 Sangat Tinggi 111 Ha 107 5 Kelas Sangat Rendah 19 77 Rendah 19-32 40 Sedang 33-73 69 Tinggi 73-111 43 Sangat Tinggi 111 107 Keterangan : = rata-rata luas hutan rakyat SD = Standar Deviasi simpangan baku

3.4.4. Pemeriksaan Lapangan