Beras Kencur TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pangan Fungsional
                                                                                NO. Waktu paruh half-life yang sangat pendek hidroksil 10
-9
detik demikian pula  alkoksil  beberapa  detik  menyebabkan  kedua jenis  radikal  bebas  ini  sangat
reaktif  dan  secara  cepat  menyerang  molekul  pada  sel-sel  terdekat  menyebabkan kerusakan  yang  mungkin  tidak  dapat  diperbaiki  oleh  sistem  sel.    ROS  bahkan
dapat  sangat  merusak,  terutama  karena  mampu  menyerang  lipid  pada  membran sel,  protein  jaringan  atau  enzim,  karbohidrat  dan  DNA  sehingga  menyebabkan
kerusakan membran sel, enzim dan DNA. Reaksi oksidatif ini telah dianggap ikut berperan  dalam  proses  penuaan  dan  berbagai  penyakit  degeneratif  seperti
serangan  jantung,  katarak,  disfungsi  kemampuan  kognitif  dan  kanker  Pietta, 2000.
Antioksidan  dalam  pandangan  ilmu  pangan  berfungsi  untuk  menghambat ketengikan  pada  makanan  dengan  menghambat  inisiasi  oksidasi  lemak  melalui
reaksi  pengkelatan  ion  logam  atau  mereduksi  peroksida  dan  atau  menghentikan reaksi  berantai  radikal  bebas  melalui  penangkapan  radikal  bebas.  Sedangkan
menurut pandangan ilmu biologi dan nutrisi, antioksidan dapat berfungsi secara in vivo
untuk  menghambat  oksidasi  dari  beberapa  target  biologis  termasuk pengkelatan ion logam untuk menghambat pembentukan spesies oksigennitrogen
reaktif,  reaksi  langsung  dengan  penangkapan  spesies  oksigennitrogen  reaktif, menghambat oksidasi enzim contoh cyclooksigenase, atau menginduksi aktivitas
enzim antioksidan Liangli Yu, 2008. Namun antioksidan pada konsentrasi tinggi dapat  bersifat  sebaliknya  yaitu  sebagai  prooksidan  atau  meningkatkan  oksidasi
Schuler,  1990.  Antioksidan  pada  makanan  dapat  berperan  pada  peningkatan perlawanan  oksidasi  dari  serangan  singlet  oksigen,  menurunkan  konsentrasi
oksigen,  mencegah  rantai  inisiasi  pertama  dengan  mengikat  radikal  bebas, mengikat  ion  sebagai  katalis,  dekomposisi  produk  utama,  dari  oksidasi  menjadi
produk  non  radikal  dan  memecah  rantai  substansi  untuk  mencegah bersambungnya abstraksi hidrogen substrat.
Jenis antioksidan dapat dibedakan atas antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik yang banyak digunakan di antaranya adalah butylated
hydroxyanisole BHA, butylated hydroxytoluene BHT, propyl gallate PG dan
tert-butylhydroquinone TBHQ. Namun, dewasa ini mulai berkembang kesadaran
masyarakat  akan  bahaya  karsinogen  dari  bahan-bahan  sintetik  ini.  BHA  dan
TBHQ tidak lagi diijinkan untuk digunakan pada bahan pangan di Jepang, Kanada dan beberapa negara Eropa Shahidi, 2000. Dengan demikian, terdapat keinginan
dari  masyarakat  umum  untuk  mengganti  antioksidan  sintetik  dengan  antioksidan alami.
Antioksidan  alami  dapat  berfungsi  tunggal  atau  lebih  seperti  sebagai senyawa  pereduksi,  penangkap  radikal  bebas,  pengkompleks  logam,  prooksidan,
dan  quencer  dari  bentuk  singlet  oksigen.  Senyawa-senyawa  ini  umumnya merupakan golongan fenol atau polifenol yang berasal dari tanaman. Antioksidan
alami  yang  paling  umum  adalah  flavonoid  flavonol,  isoflavon,  flavon,  katekin, dan  flavonon,  turunan  asam  sinamat,  kaumarin,  tokoferol  dan  asam  organik
polifungsional. Antioksidan  alami  yang  paling  aktif  adalah  golongan  senyawa  fenolik  dan
polifenolik.  Sebagai  contoh  senyawa  flavonoid,  turunan  senyawa  fenolik,  seperti flavones, isoflavones, antosianin dan katekin yang merupakan komponen senyawa
buah-buahan  dan  sayuran  memiliki  aktifitas  antioksidan  yang  tinggi  Cao  et  al, 1996;  Wang  et  al,  1997.  Antioksidan  pada  tanaman  tingkat  tinggi  telah  diuji
secara in vitro, mampu memberikan perlindungan dari kerusakan akibat oksidasi, menghambat  serta  mengikat  radikal  bebas  dan  oksigen  reaktif.  Asam  fenolat
fenilpropanoid  dan  flavonoid  pada  pangan  dapat  ditemukan  dalam  bentuk  bebas dan  juga  dalam  bentuk  terikat  secara  glikosidik  dengan  berbagai  jenis  gula,
terutama  glukosa.  Gula  yang  terikat  tidak  memiliki  aktivitas  antioksidan,  tetapi lebih  berperan  sebagai  fungsi  transpor  dalam  cairan  tubuh  Shahidi  dan  Naczk,
1995.
                