Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir  keseleo  atau  terpukul  benda  tumpul,  serta  untuk  encok  atau  rematik.
Selain  itu  juga  digunakan  untuk  mengobati  masuk  angin  sebagai  flatulens, radang  lambung,  kejang  perut,  mual,  diare,  penawar  racun,  serta  sebagai  obat
batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul dan sebagai roboransia.
Komposisi  volatil  rimpang  kencur  berupa  pinene,  camphene,  carvone, benzene,  eucalyptol,  borneol,  methil  cinnamate,  pentadecane  dan  ethyl-p-
methoxcycinnamate  Tewtraktul,  2005.  Ethyl-p-metoksinamat  merupakan senyawa  penciri  rimpang  kencur  sesuai  dengan  Farmakope  Herbal  Indonesia.
Chan  et  al,  2008  menjelaskan  bahwa  kencur  memiliki  kandungan  total  fenol setara  146±9  mg  asam  galat  dan  antioksidan  setara  dengan  77±  7  mg  ascorbic
acid equivalent antioxidant capacity .
Gambar 3 Tanaman dan rimpang kencur Kaemferia galanga L.
2.5. Jahe Zingiber officinale Roscoe
Tanaman  jahe  termasuk  dalam  famili  zingiberaceae,  merupakan  tanaman berumur panjang dengan rimpang di dalam tanah yang bercabang-cabang dan ke
atas  mengeluarkan  tunas  serta  batang-batang  yang  dibalut  oleh  pelepah  daun, dengan tinggi tanaman yang dapat mencapai 0.4-0.6 meter Wijayakusuma, 2002.
Menurut  Sutarno  et  al,  1999,  dikenal  3  varietas  jahe  di  Indonesia  berdasarkan bentuk, ukuran dan warna rimpangnya, yaitu jahe besar sering disebut jahe gajah
atau jahe badak, jahe kecil jahe emprit dan jahe merah jahe sunti.
Rimpang  jahe  bercabang-cabang  tidak  teratur,  berserat  dan  berbau  khas aromatik  Gambar4.  Rimpang  jahe  berasa  pedas  karena  mengandung  minyak
atsiri 0.25-3.3 yang terdiri dari zingiberene, curcumene, philandren. Selain itu, rimpang  jahe  mengandung  oleoresin  sebanyak  4.3-6.0  yang  terdiri  dari
gingerols dan  shogaols  hasil  dehidrasi  gingerol.  Oleoresin  pada  jahe  juga
menimbulkan rasa pedas atau pungent Sutarno et al, 1999.
Gambar 4 Rimpang jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah.
Menurut Bhattarai et al 2001, gingerol merupakan komponen aktif utama dalam  rimpang  jahe  segar  dan  teridentifikasi  dalam  bentuk  [6]-gingerol  [5-
hydroxy -1-4-hydroxy-3-methoxyphenyl  decan-3-one].  Diketahui  bahwa  [6]-
gingerol  memiliki  efek  farmakologis  dan  fisiologis,  termasuk  analgesic, antipyretic,  gastroprotective,  cardiotonic
,  aktivitas  antihepatotoxic  dan  memiliki efek  penghambatan  dalam  biosintesis  prostaglandin  Bhattarai  et  al,  2001.
Gingerol  bersifat  labil  terhadap  panas  atau  suhu  tinggi,  sehingga  mudah terdehidrasi menjadi shogaol Bhattarai et al, 2001.
Senyawa  6-shogaol  atau  [1-4-hydroxy-3-methoxyphenyldecan-4-ene-3- one
]  yang  merupakan  produk  dehidrasi  dari  gingerol  juga  memiliki  karakter citarasa  yang  pedas  pungent.  Shogaol  lebih  banyak  terdapat  pada  simplisia
kering  maupun  dalam  bentuk  serbuk.  Stabilitas  kedua  komponen  tersebut  di dalam  tubuh,  terutama  bagian  perut  mampu  memberikan  sifat  bioavailabilitas
secara keseluruhan. Dalam suasana asam sekitar pH 4.0, kestabilan gingerol dan shogaol  mencapai  puncak  dan  menjadi  faktor  penting  dalam  menelusuri  efek
farmakologis  pada  berbagai  produk  obat-obatan  dan  kesehatan  berbasis  jahe lainnya Bhattarai et al, 2001. Diketahui bahwa gingerol memiliki kinetika kimia
yang bersifat reversible menjadi shogaol dan sebaliknya Gambar 5.