Uji aktivitas antioksidan metode FRAP Benzie dan Strain, 1996.

metanol merupakan pelarut yang terbaik dalam mengekstrak senyawa-senyawa yang memberikan aktivitas antioksidan. Tabel 4 Hasil rerata rendemen dan aktivitas antioksidan berbagai pelarut No Jenis Ekstrak Rendemen Aktivitas Antioksidan IC 50 µgml 1 Air 2.4 a 1827.4 a 2 Etanol 4.4 a 223.8 b 3 Metanol 4.2 a 208.8 b Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada =0.05 Kemampuan senyawa fenol terekstrak dan aktivitas antioksidannya pada ekstrak kasar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain polaritas, pH pelarut, lama waktu ekstraksi dan suhu eksraksi, sesuai dengan struktur senyawa fenol yang terdapat didalamnya Perez-jimenezsaura-calixto, 2006; Sun Ho, 2005. Variasi pH dan penggunaan jenis asam juga mempengaruhi kemampuan senyawa fenol terekstrak dan aktivitas antioksidannya Kapasadikalidis et al, 2006. Penelitian lanjutan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam lemah asam asetat dan asam kuat HCl terhadap rendemen ekstrak dan aktivitasnya. Hasil rendemen ekstrak tertinggi didapat pada pelarut metanol asam kuat kemudian pelarut metanol asam asetat dan metanol tanpa penambahan asam. Tingginya rendemen pelarut metanol HCl dimungkinkan karena adanya co- ekstraksi dari senyawa non fenol seperti gula, asam organik dan protein. Hasil aktivitas antioksidan ini berkorelasi negatif terhadap hasil rendemen ekstrak dan membuktikan adanya co-ekstraksi dari senyawa lain yang tidak memberikan aktivitas antioksidan Tabel 5. Tabel 5 Hasil rerata rendemen dan aktivitas antioksidan pelarut metanol dan metanol asam. No Jenis Ekstrak Rendemen Aktivias Antioksidan IC 50 µgml 1 Metanol 3.4 a 185.5 a 2 Metanol asam asetat 3.8 a 277.2 ab 3 Methanol HCl 5.9 b 408.6 b Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada =0.05 4.2.2. Analisis total fenol dan flavonoid beras merah 4.2.2.1. Analisis kadar total fenol Fenol merupakan senyawa kimia dengan cincin aromatik dan memiliki satu atau lebih gugus hidroksil dengan spektrum keragaman senyawa yang luas. Senyawa fenol pada tumbuhan dihasilkan melalui hasil metabolisme sekunder tanaman. Pada tanaman senyawa ini memiliki peranan penting untuk pertumbuhan dan reproduksi, senyawa antipatogen, dan berperan dalam pembentukan pigmen. Selain dari pada itu senyawa fenolik juga sangat berperan penting pada stabilitas oksidasi dan keamanan mikrobiologi pangan serta aktivitas biologis dan aktivitas antioksidan. Oleh karena itu penentuan kadar total fenol diperlukan untuk mengetahui hubungan antara kadar total fenol dengan aktivitas antioksidan. Kadar total fenol dalam tumbuhan yang dianalisis ditentukan menggunakan metode Folin-Ciacolteau yang diekspresikan sebagai miligram ekuivalen asam tanat mg EATg. Hasil yang diperoleh bervariasi antara 27.6 hingga 82.1 mg EATg seperti ditunjukkan pada Tabel 6. Sampel beras asal Jati Luwih memiliki kandungan total fenol paling tinggi diantara sampel beras yang dianalisis dan yang paling kecil adalah bandung. Urutan kadar total fenol pada beras yang diuji dari yang paling kecil hingga besar adalah sebagai berikut beras bandung, are ndota, jowo melik, raja hitam, ujung kulon, aek sibundong, pare laka, halimun, ratu merah, sirampong, dan terbesar adalah jati luwih. Hasil yang sangat kecil didapatkan beras putih varietas IR 64 sebagai pembanding. Kadar total fenol beras ini hanya sebesar 2.6 mg EATg atau satu persepuluh dari total fenol beras are ndota yang memiliki kadar total fenol terkecil pada beras merah yang dianalisis. Hal ini membuktikan beras merah memiliki keunggulan dibandingkan dengan beras putih yaitu adanya kelompok senyawa fenol yang bermanfaat bagi kesehatan Ragam senyawa fenolik pada tanaman sangatlah luas, mulai dari senyawa sederhana dengan satu atau beberapa gugs hidroksil hingga senyawa fenol dengan baberapa gugus aromatik dan hidroksil yang beragam. Senyawa fenolik yang umum terdapat pada biji bijian adalah asam ferulat, asam vanilat, asam kafeat, asam syrgic, dan asam p-coumarat Sosulski, Kryger, Hogge 1982. Selain senyawa senyawa tersebut diatas, asam galat, asam prokatekuat, asam p-