MEDIA / BERITA HUSEIN ABDULSALAM REMBANG DALAM BINGKAI MEDIA

MEDIA / BERITA HUSEIN ABDULSALAM REMBANG DALAM BINGKAI MEDIA

Konflik hampir dialami seluruh negara di dunia ini. Aktor dan penyebabnya konflik ini juga beracam-macam. Mulai dari konflik internal dalam suatu organisasi, konflik antara perusahaan dengan warga lokal, konflik antar pemeluk agama, konflik antar suku dan daerah, dsb. Konflik yang sudah menjalar ke daerah dan melibatkan massa yang banyak dan mengarah kepada disintegrasi mengancam keutuhan bangsa. Konflik bisa menyebabkan

kerusakan sarana dan prasarana dan juga menyebabkan kondisi psikis yang tidak nyaman untuk hidup berdampingan.

Akhir-akhir ini Kabupaten Rembang ramai diperbincangkan karena adanya konflik antara PT Semen Indonesia dan warga lokal. Warga

Rembang yang daerahnya akan dibangun lokasi tambang batu gamping pabrik semen PT Semen Indonesia menolak rencana pembangunan tersebut karena mengancam kehidupan ekologis mereka. Perhatian mulai memusat diberikan ke Rembang setelah media memberitakan ibu – ibu yang yang mendirikan tenda

sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pendirian pabrik semen. Mereka mulai mendirikan tenda sejak 16 Juni 2014. Dan sampai sekarang penolakan tetap dilakukan warga, tenda masih tetap ada. Ibu-ibu ini yang kemudian dikenal sebagai “Sembilan Kartini Rembang” berkeliling ibukota mencari dukungan berbagai pihak.

atas pemberian izin PT Semen Indonesia oleh Gubernur Jawa Tengah.

dimuat dalam situs , Remotivi mengamati berita Jateng Pos Online berjudul

“JMPPK Ilegal, Gugatan Cacat Hukum” yang dimuat pada 30 Januari 2015. Tertulis pada berita tersebut bahwa Jaringan Masyarakat

hukum. Namun, untuk membuat kesimpulan ini, Jateng Pos hanya menggunakan sumber dari pengacara PT Semen Indonesia, dan kelompok warga yang menyebut dirinya sebagai Forum Pemuda Rembang (FPR).

berjudul “Warga Rembang yang Pro dan Kontra Pabrik Semen Audiensi dengan Komnas HAM” yang dimuat pada 12 April 2015 juga turut diamati. Berita tersebut menjelaskan tentang dua kelompok warga yang beraudiensi dengan Komnas HAM. Dalam

pesawat. Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh Remotivi, ibu-ibu ini datang dengan menggunakan mobil hasil iuran berbagai pihak.

Republika Online juga menurunkan berita berjudul “Semen Indonesia Edukasi Warga Rembang tentang Green Industry” pada 4 Maret 2015 dan Suara Merdeka Online menerbitkan berita berjudul “Ratusan Warga Rembang Kunjungi Pabrik Semen” 4 Maret 2015. Menurut laporan Remotivi, berita tersebut hanya bersumber dari satu pihak saja. Selain itu kedua berita tersebut menggambarkan

akan merusak lingkungan.

kepada kelompok dan ideologi yang mendominasinya. Dengan merupakan representasi dari ideologi media massa tersebut.

Dari pendapatan desa yang berjumlah rata-rata 23 Milliar per tahun itu PPN atau PPh nya telah disumbangkan sebanyak 11% ke

Rembang mendapatkan Pendapatan Asli Daerah atas alokasi pertanian satu desa di Kecamatan Gunem saja. Total 28 Desa di

sekitar lokasi Pembangunan Pabrik Semen PT SI maka akan ada sekitar 60 milliar per tahun yang hilang apabila pabrik semen PT SI berdiri. Klaim PAD akan naik apabila adanya pembangunan pabrik telah terpatahkan.

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pernyataan ini dijadikan dalil pada saat PT Semen Indonesia menang perkara di Pengadilan Tinggi Umum Negara pada 16 April kemarin. Dalil ini hanyalah justifikasi PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik

menunjang pembangunan industri nasional dibawah MP3EI. Buktinya adalah, Kementrian Perindunstrian, Panggah Susanto, menjelaskan bahwa MP3EI harus menyebar fokusnya tidak hanya

semen ke luar jawa. Hal ini dikarenakan keharusan ketersediaan proyek-proyek MP3EI di Indonesia, 73% tersebar di luar jawa. Selain hal-hal yang telah dipaparkan, pembangunan pabrik semen

PT SI di Rembang juga diselimuti oleh retorika nasionalis lainnya goncangan produk asing ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN

berlangsung. Lagi-lagi adalah argumen yang tidak relevan. Kondisi pasar industri semen karena PT SI sebagai share leader mematok

pemerintah harus intervensi harga pasar semen untuk membujuk SI agar menurunkan harganya sebesar Rp. 3.000,00/sak sehingga harganya menjadi Rp. 60.000,00/sak. Hal ini dilakukan untuk

Angka-angka pada grafik mencerminkan berapa banyak pencarian waktu . Mereka tidak mewakili angka volume pencarian mutlak,

karena data yang dinormalisasi dan disajikan dengan skala 0-100 . Setiap titik pada grafik dibagi dengan titik tertinggi dan dikalikan dengan 100. Ketika Google tidak memiliki data yang cukup , 0 ditampilkan.

Juni 2014. Padahal jauh sebelum itu, sebuah akun You Tube bernama Zamroni Allief Billah mengunggah video berjudul “Merasa Ditipu Pabrik Semen, Warga Surati Presiden” pada tanggal 11 Mei 2013.

berikut . Kurang lebih video tersebut mendokumentasikan protes yang dilancarkan warga

terkait rencana pendirian pabrik semen.

media-media lokal dan nasional untuk diberitakan. Namun selama kasus ini berjalan, menurut pantauan yang dilakukan Remotivi,

yakni pihak yang mendukung pembangunan pabrik semen.

massa (Effendy, 2003: 407). Media massa memiliki peran strategis, media tersebut. Pada dasarnya, media massa memiliki fungsi

PT SI juga berencana untuk memperbesar ekspor dan ekspansi pabrik ke pasar ASEAN. Dan pembangunan pabrik di Rembang ini

ekspor PT SI ke pasar ASEAN. Maka kesimpulannya, pembangunan pabrik baru PT Semen apalagi warga Rembang. Dalih peningkatan PAD, pertambahan perundang-undangan yang berlaku sudah cukup bagi kita untuk

pembangunan infrastruktur nasional MP3EI, tetapi sebagai bentuk pengumpulan profit sebanyak-banyaknya dalam pemenuhan

permintaan proyek property swasta.

Konflik hampir dialami seluruh negara di dunia ini. Aktor dan penyebabnya konflik ini juga beracam-macam. Mulai dari konflik internal dalam suatu organisasi, konflik antara perusahaan dengan warga lokal, konflik antar pemeluk agama, konflik antar suku dan daerah, dsb. Konflik yang sudah menjalar ke daerah dan

mengancam keutuhan bangsa. Konflik bisa menyebabkan psikis yang tidak nyaman untuk hidup berdampingan. Akhir-akhir ini Kabupaten Rembang ramai diperbincangkan karena

adanya konflik antara PT Semen Indonesia dan warga lokal. Warga gamping pabrik semen PT Semen Indonesia menolak rencana mereka. Perhatian mulai memusat diberikan ke Rembang setelah

media memberitakan ibu – ibu yang yang mendirikan tenda semen. Mereka mulai mendirikan tenda sejak 16 Juni 2014. Dan tetap ada. Ibu-ibu ini yang kemudian dikenal sebagai “Sembilan

Kartini Rembang” berkeliling ibukota mencari dukungan berbagai pihak.

atas pemberian izin PT Semen Indonesia oleh Gubernur Jawa Tengah.

dimuat dalam situs , Remotivi mengamati berita Jateng Pos Online berjudul

“JMPPK Ilegal, Gugatan Cacat Hukum” yang dimuat pada 30 Januari 2015. Tertulis pada berita tersebut bahwa Jaringan Masyarakat

hukum. Namun, untuk membuat kesimpulan ini, Jateng Pos hanya menggunakan sumber dari pengacara PT Semen Indonesia, dan kelompok warga yang menyebut dirinya sebagai Forum Pemuda Rembang (FPR).

berjudul “Warga Rembang yang Pro dan Kontra Pabrik Semen Audiensi dengan Komnas HAM” yang dimuat pada 12 April 2015 juga turut diamati. Berita tersebut menjelaskan tentang dua kelompok warga yang beraudiensi dengan Komnas HAM. Dalam

pesawat. Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh Remotivi, ibu-ibu ini datang dengan menggunakan mobil hasil iuran berbagai pihak.

Republika Online juga menurunkan berita berjudul “Semen Indonesia Edukasi Warga Rembang tentang Green Industry” pada 4 Maret 2015 dan Suara Merdeka Online menerbitkan berita berjudul “Ratusan Warga Rembang Kunjungi Pabrik Semen” 4 Maret 2015. Menurut laporan Remotivi, berita tersebut hanya bersumber dari satu pihak saja. Selain itu kedua berita tersebut menggambarkan

akan merusak lingkungan.

kepada kelompok dan ideologi yang mendominasinya. Dengan merupakan representasi dari ideologi media massa tersebut.

Dari pendapatan desa yang berjumlah rata-rata 23 Milliar per tahun itu PPN atau PPh nya telah disumbangkan sebanyak 11% ke

Rembang mendapatkan Pendapatan Asli Daerah atas alokasi pertanian satu desa di Kecamatan Gunem saja. Total 28 Desa di

sekitar lokasi Pembangunan Pabrik Semen PT SI maka akan ada sekitar 60 milliar per tahun yang hilang apabila pabrik semen PT SI berdiri. Klaim PAD akan naik apabila adanya pembangunan pabrik telah terpatahkan.

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pernyataan ini dijadikan dalil pada saat PT Semen Indonesia menang perkara di Pengadilan Tinggi Umum Negara pada 16 April kemarin. Dalil ini hanyalah justifikasi PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik

menunjang pembangunan industri nasional dibawah MP3EI. Buktinya adalah, Kementrian Perindunstrian, Panggah Susanto, menjelaskan bahwa MP3EI harus menyebar fokusnya tidak hanya

semen ke luar jawa. Hal ini dikarenakan keharusan ketersediaan proyek-proyek MP3EI di Indonesia, 73% tersebar di luar jawa. Selain hal-hal yang telah dipaparkan, pembangunan pabrik semen

PT SI di Rembang juga diselimuti oleh retorika nasionalis lainnya goncangan produk asing ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN

berlangsung. Lagi-lagi adalah argumen yang tidak relevan. Kondisi pasar industri semen karena PT SI sebagai share leader mematok

pemerintah harus intervensi harga pasar semen untuk membujuk SI agar menurunkan harganya sebesar Rp. 3.000,00/sak sehingga harganya menjadi Rp. 60.000,00/sak. Hal ini dilakukan untuk

Angka-angka pada grafik mencerminkan berapa banyak pencarian telah dilakukan untuk jangka waktu tertentu , relatif terhadap

jumlah total penelusuran yang dilakukan di Google dari waktu ke waktu . Mereka tidak mewakili angka volume pencarian mutlak, karena data yang dinormalisasi dan disajikan dengan skala 0-100 . Setiap titik pada grafik dibagi dengan titik tertinggi dan dikalikan dengan 100. Ketika Google tidak memiliki data yang cukup , 0 ditampilkan.

Melihat data dari Google Trends, ternyata memang isu penolakan warga Rembang terhadap rencana pendirian pabrik semen belum menjadi perhatian banyak pihak sebelum pendirian tenda pada Juni 2014. Padahal jauh sebelum itu, sebuah akun You Tube bernama Zamroni Allief Billah mengunggah video berjudul “Merasa Ditipu Pabrik Semen, Warga Surati Presiden” pada tanggal 11 Mei 2013.

tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=23l5IDOV4XY . Kurang lebih video tersebut mendokumentasikan protes yang dilancarkan warga Tegaldowo akibat tidak diberikannya sosialisasi kepada mereka

terkait rencana pendirian pabrik semen. Mulai dari pendirian tenda itu, isu pendirian pabrik semen di

Rembang yang ditolak warga setempat mulai menjadi perhatian media-media lokal dan nasional untuk diberitakan. Namun selama kasus ini berjalan, menurut pantauan yang dilakukan Remotivi, sebuah lembaga studi dan pemantauan media di Indonesia, banyak media banyak media tidak memberikan informasi yang utuh dan lebih menunjukkan keberpihakan pada satu pihak saja, yakni pihak yang mendukung pembangunan pabrik semen.

Media komunikasi memiliki kekuatan dalam mempengaruhi masyarakat, teristimewa pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). Media massa memiliki peran strategis, sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak di antara khalayak yang sedang menggunakan

media tersebut. Pada dasarnya, media massa memiliki fungsi penghantar dalam menyebar berbagai macam pengetahuan,

menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik yang dapat dijangkau segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum, dan murah, hubungan antara pengirim, dan penerima seimbang dan sama, serta mampu menjangkau lebih banyak orang

Konflik hampir dialami seluruh negara di dunia ini. Aktor dan penyebabnya konflik ini juga beracam-macam. Mulai dari konflik internal dalam suatu organisasi, konflik antara perusahaan dengan warga lokal, konflik antar pemeluk agama, konflik antar suku dan daerah, dsb. Konflik yang sudah menjalar ke daerah dan

mengancam keutuhan bangsa. Konflik bisa menyebabkan psikis yang tidak nyaman untuk hidup berdampingan. Akhir-akhir ini Kabupaten Rembang ramai diperbincangkan karena

adanya konflik antara PT Semen Indonesia dan warga lokal. Warga gamping pabrik semen PT Semen Indonesia menolak rencana mereka. Perhatian mulai memusat diberikan ke Rembang setelah

media memberitakan ibu – ibu yang yang mendirikan tenda semen. Mereka mulai mendirikan tenda sejak 16 Juni 2014. Dan tetap ada. Ibu-ibu ini yang kemudian dikenal sebagai “Sembilan

Kartini Rembang” berkeliling ibukota mencari dukungan berbagai pihak.

atas pemberian izin PT Semen Indonesia oleh Gubernur Jawa Tengah.

dalam situs http://remotivi.or.id/meja-redaksi/rembang-dan-keberpihakan- media , Remotivi mengamati berita Jateng Pos Online berjudul “JMPPK Ilegal, Gugatan Cacat Hukum” yang dimuat pada 30 Januari 2015. Tertulis pada berita tersebut bahwa Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) dianggap bukan organisasi resmi, sehingga gugatan atas izin lingkungan menjadi cacat secara hukum. Namun, untuk membuat kesimpulan ini, Jateng Pos hanya menggunakan sumber dari pengacara PT Semen Indonesia, dan kelompok warga yang menyebut dirinya sebagai Forum Pemuda Rembang (FPR).

Masih dalam laporan yang sama, berita Tribun Jateng Online berjudul “Warga Rembang yang Pro dan Kontra Pabrik Semen Audiensi dengan Komnas HAM” yang dimuat pada 12 April 2015 juga turut diamati. Berita tersebut menjelaskan tentang dua kelompok warga yang beraudiensi dengan Komnas HAM. Dalam berita ini wartawan Tribun Jateng menulis bahwa warga yang menolak pembangunan pabrik semen datang ke Jakarta dengan pesawat. Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh Remotivi, ibu-ibu ini datang dengan menggunakan mobil hasil iuran berbagai pihak.

Republika Online juga menurunkan berita berjudul “Semen Indonesia Edukasi Warga Rembang tentang Green Industry” pada 4 Maret 2015 dan Suara Merdeka Online menerbitkan berita berjudul “Ratusan Warga Rembang Kunjungi Pabrik Semen” 4 Maret 2015. Menurut laporan Remotivi, berita tersebut hanya bersumber dari satu pihak saja. Selain itu kedua berita tersebut menggambarkan pabrik semen akan memberikan keuntungan secara sosial dan ekonomi, pabrik semen yang akan dibangun dibingkai memiliki wawasan lingkungan, sehingga penambangan yang dilakukan tidak akan merusak lingkungan.

Media massa bukan sekedar sarana yang menampilkan kepada publik peristiwa politik secara apa adanya, tetapi tergantung kepada kelompok dan ideologi yang mendominasinya. Dengan demikian, apapun yang dihasilkan dan ditampilkan oleh media merupakan representasi dari ideologi media massa tersebut. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh media massa, maka

Angka-angka pada grafik mencerminkan berapa banyak pencarian waktu . Mereka tidak mewakili angka volume pencarian mutlak,

karena data yang dinormalisasi dan disajikan dengan skala 0-100 . Setiap titik pada grafik dibagi dengan titik tertinggi dan dikalikan dengan 100. Ketika Google tidak memiliki data yang cukup , 0 ditampilkan.

Juni 2014. Padahal jauh sebelum itu, sebuah akun You Tube bernama Zamroni Allief Billah mengunggah video berjudul “Merasa Ditipu Pabrik Semen, Warga Surati Presiden” pada tanggal 11 Mei 2013.

berikut . Kurang lebih

video tersebut mendokumentasikan protes yang dilancarkan warga terkait rencana pendirian pabrik semen.

media-media lokal dan nasional untuk diberitakan. Namun selama kasus ini berjalan, menurut pantauan yang dilakukan Remotivi,

yakni pihak yang mendukung pembangunan pabrik semen.

massa (Effendy, 2003: 407). Media massa memiliki peran strategis, media tersebut. Pada dasarnya, media massa memiliki fungsi

Konflik hampir dialami seluruh negara di dunia ini. Aktor dan penyebabnya konflik ini juga beracam-macam. Mulai dari konflik internal dalam suatu organisasi, konflik antara perusahaan dengan warga lokal, konflik antar pemeluk agama, konflik antar suku dan daerah, dsb. Konflik yang sudah menjalar ke daerah dan

mengancam keutuhan bangsa. Konflik bisa menyebabkan psikis yang tidak nyaman untuk hidup berdampingan. Akhir-akhir ini Kabupaten Rembang ramai diperbincangkan karena

adanya konflik antara PT Semen Indonesia dan warga lokal. Warga gamping pabrik semen PT Semen Indonesia menolak rencana mereka. Perhatian mulai memusat diberikan ke Rembang setelah

media memberitakan ibu – ibu yang yang mendirikan tenda semen. Mereka mulai mendirikan tenda sejak 16 Juni 2014. Dan tetap ada. Ibu-ibu ini yang kemudian dikenal sebagai “Sembilan

Kartini Rembang” berkeliling ibukota mencari dukungan berbagai pihak.

Di sini terlihat bahwa PT Semen Indonesia berusaha membangun ideologi bahwa warga Rembang menerima keberadaan pabrik

semen karena telah mengunjungi lokasi tambang Semen di Tuban yang menurut pembingkaian berita ramah lingkungan dan berdampak positif pada warga sekitar. Selain itu, citra tentang terbangun tentang warga dan juga LSM yang menolak pembangunan pabrik semen adalah oknum bayaran dan organisasi ilegal. Di sini media menampilkan konotasi negatif terhadap warga dan LSM yang menolak pabrik semen.