HUKUM DINDA PRIMAZEIRA REMBANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM

HUKUM DINDA PRIMAZEIRA REMBANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM

Usaha pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Gresik (PT SG) bukan yang pertama kali dilakukan di kawasan Pegunungan Kendeng Utara. Pada tahun 2006, PT SG berencana melakukan pembangunan pabrik semen dan pertambangan di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, masih di kawasan Pegunungan Kendeng Utara. Akan tetapi warga setempat menolak rencana itu karena dikhawatirkan pembangunan pabrik semen dan pertambangan akan merusak lingkungan hidup.

Proses pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup atas rencana pembangunan pabrik semen juga dilakukan oleh Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang. Tuntuan Walhi mengacu pada kebijakan lingkungan hidup dan tata ruang.

Walhi melakukan penuntutan terhadap Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPPT) Nomor 540/52/2008. Putusan ini merupakan Perubahan Atas Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor 540/40/2008 tentang izin pertambangan daerah eksplorasi bahan galian golongan C batu kapur. Penuntutan dilakukan berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional. Atas dasar asas inanimatif, yaitu obyek lingkungan hidup memiliki hak legal yang dapat diwakilkan oleh organisasi lingkungan hidup karena tidak dapat menggunakan haknya, perkara Nomor 04/G/2009/PTUN.SMG yang diajukan Walhi diterima sepenuhnya oleh PTUN Semarang pada tanggal 6 Agustus 2009.

sosial twitter. Pihak yang kontra dengan pabrik semen mulanya mengusung hashtag #SaveRembang, namun kampanye ini disusupi

menjadi bias. Hashtag #SaveRembang tidak bisa lagi dijadikan corong, pihak kontra pun mengusung hashtag #RembangMelawan.

#RembangBersatu dan #RembangBangkit. Melalui perangkat yang disediakan topsy.com, kami mendapatkan bahwa hashtag

paling awal oleh akun @Najma_hakiem tertanggal 3 April 2015 pukul 10:56.

Di sini terlihat bahwa konflik yang semula bersifat structural antara perusahaan-pemerintah dan warga setempat berkembang menjadi konflik horizontal antara yang pro pabrik semen dan kontra pabrik semen. Konflik horizontal ini termanifestasikan pada media-media, baik nyata maupun maya. Konflik horizontal ini bisa dipandang

informasi terkait pendirian pabrik semen.

berdasarkan pada UU Nomor 23 Tahun 1997 dan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup (LH) Nomor 11 Tahun 2006. Pada UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 menyatakan segala bentuk usaha yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting wajib memiliki Amdal untuk memperoleh izin usaha. Menurut Majelis Hukum PTTUN Surabaya, izin eksplorasi tidak membutuhkan Amdal karena masih dalam tahap pencarian data dan informasi sehingga penentuan perlu atau tidaknya amdal seharusnya dilakukan setelah tahap eksplorasi.

Pada tanggal 27 Mei 2010, Mahkamah Agung (MA) menerima kasasi

Walhi dengan

mengeluarkan

Putusan Nomor 103K/TUN/2010 mengenai pembatalan putusan PTTUN Surabaya Nomor 138/B/2009/PT.TUN.SBY. Mahkamah Agung melihat adanya ketidaksesuaian putusan dengan UU Nomor 23 Tahun 1997. Pada UU tersebut dinyatakan aspek selain lingkungan hidup yang harus diperhatikan dalam menerbitkan izin usaha, yaitu tata ruang, aspirasi masyarakat sekitar, dan pertimbangan atau rekomendasi pejabat yang berwenang. Dari segi lingkungan, terdapat kesalahan interpretasi UU Nomor 23 Tahun 1997 mengenai pernyataan tidak

diperlukannya Amdal untuk memperoleh izin eksplorasi. Seharusnya, Amdal diperuntukan pula untuk penerbitan izin eksplorasi bagi usaha skala besar yang apabila berlanjut ke tahap eksploitasi dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

Dari segi tata ruang, Kecamatan Sukolilo dan beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora sudah ditetapkan sebagai kawasan karst dalam Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 0398 K/40/MEM/2005 tentang penetapan kawasan karst Sukolilo. Adapun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, kawasan bentang alam karst merupakan kawasan cagar alam geologi. Kawasan cagar alam geologi merupakan kawasan lindung geologi

yang merupakan salah satu kawasan lindung nasional. Selain itu, aspirasi warga yang keberatan terhadap rencana pembangunan

pabrik yang tidak dipertimbangkan juga menjadi titik kesalahan penerbitan izin usaha untuk PT SG tersebut.

Dengan dikeluarkannya Putusan MA Nomor 103K/TUN/2010,

Usaha pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Gresik (PT SG) Kendeng Utara. Pada tahun 2006, PT SG berencana melakukan Sukolilo, Kabupaten Pati, masih di kawasan Pegunungan Kendeng

Utara. Akan tetapi warga setempat menolak rencana itu karena akan merusak lingkungan hidup.

rencana pembangunan pabrik semen juga dilakukan oleh Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang. Tuntuan Walhi mengacu pada kebijakan lingkungan hidup dan tata ruang.

Walhi melakukan penuntutan terhadap Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPPT) Nomor 540/52/2008. Putusan ini merupakan Perubahan Atas Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor 540/40/2008 tentang izin

kapur. Penuntutan dilakukan berdasarkan Undang-undang (UU) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional. Atas dasar asas inanimatif, yaitu obyek lingkungan hidup memiliki

04/G/2009/PTUN.SMG yang diajukan Walhi diterima sepenuhnya oleh PTUN Semarang pada tanggal 6 Agustus 2009.