seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya.
Tetapkan wakatu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.
3.7.1. Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Melalui pengujian ini dapat
dideteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang berada di luar batas kendali out of control yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data
yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Rumus untuk menghitung keseragaman data adalah:
Keterangan: x
i
= Waktu pengukuran
x
= Waktu rata-rata s
= Simpangan baku BKA = Batas Kontrol Atas
Universitas Sumatera Utara
BKB = Batas Kontrol Bawah k = Tingkat ketelitian
3.7.2. Pengujian Kecukupan Data
Pengujian kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan atau tidak.
Rumus untuk menghitung kecukupan data adalah:
Keterangan: k = Tingkat kepercayaan
s = Tingkat ketelitian N = Jumlah data awal
N’ = Jumlah data minimal yang diperlukan x
i
= Waktu pengukuran
3.7.3. Penentuan Rating Factor
10
Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidak-wajaran yang dapat terjadi seperti
bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
10
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya, Surabaya, 2001, h 196-197
Universitas Sumatera Utara
menjumpai kesulitan-kesulitan dalam bekerja dapat mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian.
Penilaian penyesuaian dilakukan apabila pengukur mendapatkan harga rata-rata sikluselemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan tidak wajar
oleh operator. Oleh karena itu pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan
waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian rating factor. Bila pengukur berpendapat bahwa
operator bekerja di atas batas kewajaran terlalu cepat maka rating factor akan lebih besar dari satu p 1 atau p 100. Bila operator dipandang bekerja di
bawah normal terlalu lambat maka rating factor akan lebih kecil dari satu p 1 atau p 100. Dan apabila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja
dengan normal atau wajar maka rating factor akan sama dengan satu p = 1 atau p = 100. Untuk kondisi kerja dimana operasi dilakukan oleh mesin sepenuhnya
maka waktu yang diukur dianggap waktu normal Wignjosoebroto, 1995. Salah satu sistem untuk memberikan rating factor, yaitu westing house
system rating. Selain kecakapan dan usaha sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia, westing house menambahkan kondisi kerja, dan konsistensi
dari operator di dalam melakukan kerja sebagai faktor-faktor yang turut mempengaruhinya. Westing house telah berhasil membuat suatu tabel
performance rating yang berisikan nilai-nilai berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut. Untuk menormalkan waktu yang ada,
dilakukan dengan mengalikan waktu yang diperoleh dari hasil pengukuran kerja
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah keempat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan oleh operator.
3.7.4. Penetapan Kelonggaran Allowance