20
Terwujudnya  monopoli  terutama  disebabkan  oleh  salah  satu  atau  gabungan tiga faktor berikut, yaitu :
1.  Memiliki sumber daya yang unik istimewa dan tidak dapat digantikan 2.  Dapat menikmati skala produksi yang sangat besar
3.  Peraturan pemerintah yang member hak ekskusif atau hak monopoli. Dalam monopoli tidak dapat ditentukan kurva penawaran perusahaan. Hal ini
disebabkan  karena  tidak  terdapat  hubungan  yang  pasti  antara  tingkat  harga  dan kuantitas  barang  yang  ditawarkan.  Untuk  menambah  keuntungan  dalam
perusahaan  monopoli  selalu  menjalankan  kebijakan  diskriminasi  harga,  yaitu menjual produksinya pada harga yang berlainan di dua pasar yang terpisah. Untuk
dapat  menjalankan  kegiatan  diskriminasi  harga,  harus  terwujud  hal –hal  sebagai
berikut : a.  Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
b.  Barang yang diproduksikan dapat dijual di dua pasar yang berbeda c.  Elastisitas permintaan di kedua-pasar berbeda
d.  Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi keuntungan tambahan yang diperoleh e.  Ciri pembeli di suatu pasar berbeda dengan di pasar lainnya
2.4.1 Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Monopoli
Adapun kebaikan dari perusahaan  monopoli  menurut Sukirno 2005 adalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
1. Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah daripada di firma pasar persaingan sempurna, dan tingkat produksi lebih besar
2. Mutu  barang  semakin  meningkat  dan  harganya  semakin  murah  apabila perusahaan terus melakukan pengembangan dan inovasi.
3. Kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan barang yang lebih murah dan lebih bermutu.
4. Keuntungan penjual cukup tinggi 5. Untuk  produk  yang  menguasai  hajat  hidup  orang  banyak,  tingkat  harga
perusahaan monopoli diatur oleh pemerintah Sedangkan  keburukan  perusahaan  monopoli  menurut  Sukirno  2005  adalah
sebagai berikut: 1. Harga  barang  lebih  mahal  dan  tingkat  produksi  lebih  rendah  di  pasar
persaingan sempurna 2. Barang yang dihasilkan tidak banyak mengalami perubahan
3. Kesejahteraan  masyarakat  lebih  buruk  daripada  yang  diwujudkan  oleh persaingan sempurna
4. Cenderung memperburuk distribusi pendapatan dalam masyarakat 5. Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang
6. Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan
2.4.2 Pasar Monopoli pada PT Kereta Api Indonesia KAI
Menurut  Badrudin  dan  Ina  Hamsinah  2009,  PT.  KAI  merupakan  salah satu  perusahaan  BUMN  yang  bergerak  dalam  bidang  jasa  angkutan  yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
mempunyai tujuan utama memperoleh laba maksimum. Hal itu sesuai dengan bentuk BUMN yang berstatus Perseroan Terbatas Persero sesuai UU No. 19
Tahun  2003  tentang  BUMN  yang  dalam  Pasal  12  dijelaskan  bahwa  maksud dan  tujuan  pendirian  Persero  adalah  menyediakan  barang  danatau  jasa  yang
bermutu  tinggi  dan  berdaya  saing  kuat  dan  mengejar  keuntungan  guna meningkatkan  nilai  perusahaan.  Apabila  diperhatikan  lebih  rinci  maka  PT.
KAI sesungguhnya telah menerapkan sistem monopoli dalam penentuan harga tiket. Hal ini dimungkinkan karena PT. KAI tidak memiliki pesaing langsung
dalam  usahanya  atau  dengan  kata  lain  sebagai  satu-satunya  perusahaan  yang bergerak  dalam  bidang  perkeretaapian  sehingga  memungkinkan  memperoleh
keuntungan mutlak Setyowati, 2004.
Dalam  bisnis  transportasi,  usaha  di  jasa  angkutan  kereta  api  sangat menguntungkan, karena tidak adanya pesaing langsung dalam usaha tersebut.
Tidak  seperti  jasa  angkutan  darat  bis  Perum  Damri  yang  telah  memiliki banyak  perusahaan  pesaing  yang  bergerak  dalam  bidang  ini,  seperti  Eka,
Sumber Kencono, Mira, Kramat Djati, dan sebagainya. Di samping itu, dalam jasa  angkutan  udara  PT.  Garuda  Indonesia  juga  telah  memiliki  banyak
perusahaan pesiang yang bergerak dalam bidang jasa ini, seperti Wing, Lion, Air  Asia,  Mandala, dan  sebagainya.  Adanya pesaing  langsung  yang dihadapi
Perum Damri dan PT Garuda Indonesia telah  menyulitkan kedua perusahaan jasa  tersebut  dalam  memperoleh  keuntungan  mutlak,  tidak  seperti  PT.  KAI
yang  mutlak  menguasai  jasa  angkutan  kereta  api  Masyarakat  Transportasi Indonesia, 2008.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Oleh karena  itu, tidak  mengherankan apabila  jasa angkutan kereta api PT KAI  memperoleh  keuntungan  yang  luar  biasa  karena  sifat  monopoli  yang
dimiliki  PT  KAI.  Monopoli  yang  dilakukan  PT  KAI  mampu  menghasilkan keuntungan sebesar Rp 196 miliar pada tahun 2008 sebagai dampak kebijakan
manajemen  PT.  KAI  untuk  menaikkan  harga  tiket  khususnya  pada  saaat lebaran untuk seluruh jenis kereta api.
Sistem  monopoli  yang  diterapkan  PT  KAI  perusahaan  BUMN  mampu menghasilkan keuntungan yang luar biasa dan akan meningkatkan pendapatan
negara  yang  disumbangkan  oleh  PT.  KAI  melalui  keuntungan  penjualannya maupun  pajaknya.  Meskipun  PT  KAI  mampu  memperoleh  keuntungan  yang
luar  biasa  karena  kebijakan  kenaikan  harga  tiket  khususnya  tiket  angkutan lebaran  tetapi  layanan  terhadap  penumpang  PT  KAI  terasa  tidak  mengalami
peningkatan Masyarakat Transportasi Indonesia, 2006. Demikian  juga  PT  KAI  terkadang  mengabaikan  masalah  sarana  dan
prasarana  serta  keselamatan  penumpang  kereta  api  ini.  Hal  ini  menimbulkan persepsi  bahwa PT KAI seolah  hanya  memikirkan untuk meraup keuntungan
semata  melalui  monopoli  tersebut  tanpa  memperhatikan  kepentingan konsumen.
2.5  Penelitian Terdahulu