Bagan 2.1 Preposisi dan Konjungtor Preposisi
dan Preposisi Konjungtor Konjungtor
2.2.1.3 Jenis-Jenis Konjungtor
Berbagai ahli bahasa Indonesia mengungkapkan jenis konjungtor. Chaer 2011: 140-141 membedakan konjungtor menjadi dua, yaitu konjungtor yang
menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat atau setara dan konjungtor yang menghubungkan klausa dengan klausa yang
kedudukannya tidak sederajat. Konjungsi dibagi menjadi dua, yaitu konjungsi intra-kalimat dan konjungsi ekstra-kalimat Kridalaksana 2008: 102
—103. Alwi, dkk. 2010:301 membagi konjungtor menjadi empat kelompok berdasarkan
perilaku sintaksisnya di dalam kalimat, yaitu konjungtor koordinatif, konjungtor korelatif, konjungtor subordinatif, dan konjungtor antarkalimat.
1 Konjungtor Koordinatif
Chaer 2014:115 konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua satuan bahasa kata, frase, klausa atau kalimat dalam
kedudukan yang setara. Konjungsi koordinatif menggabungkan satuan gramatikal secara sederajat, tidak bertingkat, yang memiliki tataran sama.
di ke
dari pada
bagi ...
Karena sesudah
sejak sebelum
... Meskipun
kalau walaupun
sedangkan
Konjungsi koordinatif atau konjungtor koordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang sama pentingnya, atau
memiliki status yang sama Alwi, dkk. 2010:303. Adapun yang dimaksud “sama” adalah sama antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa
dan klausa, dan seterusnya. Konjungsi koordinatif dalam bahasa Indonesia meliputi
dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal,
dan
sedangkan
. Berikut contoh konjungsi koordinatif di dalam kalimat.
1 Konjungtor koordinatif
dan
sebagai penanda hubungan penambahan atau penjumlahan.
Contoh: a. Dia menangis
dan
istrinya pun tersedu-sedu. b.
Dia mencari saya
dan
adik saya. 2
Konjungsi koordinatif
serta
sebagai penanda hubungan pendampingan. Contoh: a. Suami
serta
istri.
b. Dia mencari pensil
serta
kertas. 3
Konjungsi koordinatif
atau
sebagai penanda hubungan pemilihan
`Contoh: a. Saya
atau
kamu yang akan menjemput Ibu? b. Aku membeli roti
atau
kamu mencuci piring? 4
Konjungsi koordinatif
tetapi
sebagai penanda hubungan perlawanan Contoh: a. Bimo mendengar radio,
tetapi
Bella mendengar MP3.
b. Sebenarnya anak itu pandai,
tetapi
malas. 5
Konjungsi koordinatif
melainkan
sebagai penandan hubungan perlawanan Contoh: a. Saya tidak menjadi notulis,
melainkan
menjadi moderator. b. Bukan kota Jakarta,
melainkan
kota Yogyakarta.
6 Konjungsi koordinatif
padahal
sebagai penanda hubungan pertentangan Contoh: a. Yoko disangka marah,
padahal
Yoko merasa kecewa. b. Agata mengatakan tidak suka,
padahal
dia menyukai dia.
7 Konjungsi koordinatif
sedangkan
sebagai penanda hubungan pertentangan Contoh: a. Ibu sedang memasak,
sedangkan
Ayah membaca koran. b. Anita mengepel,
sedangkan
Ani tidur. Selain jenis konjungtor koordinatif dari Alwi, dkk. ada juga jenis kata
penghubung setara dari Ramlan yang menandai pertalian semantik ‘perurutan’, yaitu
kemudian
dan
lalu.
a. Aku mandi dengan air dingin dan bercukur,
kemudian
mengenakan pakaian seragam.
b. Seperti tidak terjadi sesuatu pun, aku menyelami mereka,
lalu
keluar. Di samping makna ‘pemilihan’, konjungtor
atau
juga mempunyai makna ‘penambahan’. Untuk makna penambahan seperti itu, konjuntor
atau
pada umumnya dipakai bila makna kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang kurang
baik. dalam hal itu partikel
pun
dapat ditambahkan pada konjungtor
atau
sehinggga menjadi
ataupun.
Perhatikan contoh-contoh berikut. a.
Karyawan yang malas
ataupun
tidak jujur akan ditindak. b.
Polisi yang melailaikan tugas
ataupun
yang melakukan pungli akan dipecat.
c. Penumpang dilarang merokok
ataupun
meludah di dalam bus Pada kalimat a yang akan ditindak tidak hanya karyawan yang malas saja, tetapi
juga yang tidak jujur. Demikian pula pada b yang akan dipecat adalah polisi yang melailaikan tugas maupun yang melakukan pungli. Pada c baik merokok maupun
meludah di dalam bus tidak diperkenankan. Konjungtor koordinatif menandai klausa yang dihubungkan secara koordinasi.
Hubungan koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih. Di samping itu, klausa yang dihubungkan oleh konjungtor koordinatif dapat berupa kalimat
majemuk Alwi, dkk. 2010: 403 —405.