8 Konjungsi yang menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan. Anggota
konjungtor ini:
kecuali itu.
Contoh: a. Gagal panen padi pada tahun 2015 disebabkan oleh air yang kurang, pupuk yang kurang, dan tanah semakin kering.
Kecuali itu
, hama tikus yang merajalela menjadi salah satu penyebab.
9 Konjungtor antarkalimat yang menyatakan konsekuensi. Anggota konjungtor
ini:
dengan demikian.
Contoh: a. Kebakaran kemarin malam meratakan bangunan pasar.
Dengan demikian
, kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
b. Pak Joko mengatakan bahwa skripsi saya telah benar.
Dengan demikian
,
minggu depan saya mendaftar ujian pendadaran skripsi. 10
Konjungtor antarkalimat yang menyatakan akibat. Anggota konjungtor ini:
oleh karena itu, oleh sebab itu.
Contoh: a. Ramdani mengalami cedera lutut kanan.
Oleh karena itu ,
dia tidak bisa mengikuti pertandingan minggu depan.
b. Indeks prestasi kumulatif saya tidak pernah kurang dari 3,55.
Oleh sebab itu ,
saya selalu mendapatkan beasiswa setiap tahun. 11
Konjungtor antarkalimat yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya. Anggota konjungtor ini:
sebelum itu.
Contoh: a. Taufik Hidayat memperoleh medali emas pada kompetisi tingkat Asia.
Sebelum itu,
dia juga memperoleh medali emas pada kompetisi tingkat ASEAN.
b. Rabu kemarin, saya ditawari beasiswa oleh lembaga X.
Sebelum itu
, saya ditawari beasiswa oleh Pak Joko untuk 3 tahun kuliah. Alwi membagi jenis konjungsi atau konjungtor menjadi empat. Namun,
berdasarkan sifat hubungannya, Ramlan 2008: 39-62. Mengatakan bahwa
kata penghubung
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kata penghubung yang setara atau koordinatif dan kata penghubung yang tidak setara atau subordinatif.
Kata penghubung yang setara ialah konjungtor yang menghubungkan klausa yang setara, yaitu klausa inti dengan klausa inti atau klausa bawahan dengan klausa
bawahan. Kata penghubung yang tidak setara ialah konjungtor yang berfungsi
menghubungkan klausa atau kalimat yang tidak setara, maksudnya
menghubungkan klausa inti dengan klausa bawahan, atau menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat. Kedua jenis konjungsi dapat dillihat secara
terperinci di bawah ini. Berdasarkan hubungan semantik yang ditandainya, kata penghubung setara
dapat dibagi menjadi 5 golongan. 1
Kata penghubung setara yang menandai pertalian semantik “Penjumlahan”. Contoh kata penghubung ini adalah
dan, lagi pula, serta.
2 Kata penghubung setara yang menandai pertalian semantik “Pemilihan”, kata
penghubung ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang dipilih. Contoh kata penghuung ini adalah
atau.
3 Kata penghubung setara yang menandai pertalian semantik “Perurutan”, kata
penghubung ini digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi secara berurutan. Contoh kata penghubung ini adalah
kemudian, lalu.
4 Kata penghubung setara yang menandai pertalian semantik “Lebih”, maksud
kata penghubung ini adalah sesuatu yang dinyatakan pada anak kalimat melebihi sesuatu yang dinyatakan pada induk kalimat. contoh kata penghubung
ini adalah
bahkan.
5 Kata penghubung setara yang menandai pertalian semantik “Perlawanan”,
maksud dari “perlawanan adalah sesuatu yang dinyatakan pada satu klausa bertentangan atau berlawanan dengan apa yang dinyatakan pada klausa yang
lain. Contoh kata penghubung ini adalah
tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, padahal, sebaliknya, sedang, sedangkan.
Selanjutnya, kata penghubung tidak setara atau disebut juga kata penghubung yang subordinatif dapat dilihat secara terperinci di bawah ini.
1 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Waktu”
menjelaskan waktu terjadinya suatu peristiwa. Contoh kata penghubung ini adalah
ketika, tatkala, setiap, setiap kali, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, hingga.
2 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Perbandingan”, kata penghubung ini digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih yang disertai kata
lebih
pada induk kalimat. contoh kata penghubung ini adalah
daripada ... lebih.
3 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Sebab”
digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa. Contoh kata penghubung ini adalah
sebab, karena.
4 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik”Akibat”
digunakan untuk menjelaskan akibat dari suatu peristiwa yang terjadi. Contoh kata penghubung ini adalah
sehingga.
5 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Syarat”
digunkan untuk menjelaskan syarat terjadinya suatu peristiwa atau syarat untuk melakukan suatu hal atau perbuatan. Contoh kata penghubung ini
adalah
jika, jikalau, kalau, apabila, bila.
6 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Harapan”digunakan untuk menjelaskan harapan dari apa yang dinyatakan pada induk kalimat. contoh kata penghuung ini adalah
agar, supaya.
7 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Penerang”.
Contoh kata penghubung ini adalah
yang.
Unsur kalimat di belakang kata
yang
digunakan untuk memberikan keterangan bagi unsur kalimat di depan kata
yang.
8 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Isi”digu8nakan untuk menjelaskan isi dari suatu hal peristiwa, tindakan. Contoh kata penghubung ini adalah
bahwa.
9 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Perlawanan” digunakan untuk menjelaskan adanya perlawanan. Apa yang dinyatakan pada induk kalimat berlawanan dengan yang dinyatakan pada
anak kalimat. Contoh kata penghubung ini adalah
meskipun, walaupun.
10 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Pengandaian” digunakan untuk menjelaskan pengandaian. Contoh kata penghubung ini adalah
seandainya, andaikata
. Ada bentuk lain seperti
sekiranya, seumpama,
dan
andaikan
, tetapi tidak lazim digunakan di dalam karya ilmiah seperti pada latar belakang skripsi.
11 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik
“Penjumlahan” menjelaskan jumlah atau kuantitas sesuatu. Contoh kata penghubung ini adalah
selain, di samping
. 12
Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Perkecualian” digunakan untuk menjelaskan adanya perkecualian untuk
melakukan sesuatu. Contoh kata penghubung ini adalah
kecuali
.
13 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Cara”
digunakan untuk menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu dan bagaimana peristiwa bisa terjadi.Contoh kata penghubung ini adalah
dengan, sambil, tanpa.
14 Kata penghubung tidak setara yang menandai pertalian semantik “Kegunaan”
digunakan untuk menjelaskan kegunaan atau manfaat dari sesuatu. Contoh kata penghubung ini adalah
untuk.
Jenis konjungsi yang setara dan yang tidak setara di atas dapat digunakan di dalam wacana resmi atau wacana formal. Penggunaan konjungsi atau kata
penghubung tersebut dapat membantu terbentuknya suatu kalimat atau wacana yang mudah dimengerti dan mempunyai gagasan. Karena kata penghubung
mempunyai peranan penting dalam sebuah wacana. Jika sebuah wacana menggunakan kata penghubung yang tidak sesuai dengan kaidah, hal itu dapat
menurunkan kualitas suatu wacana.
2.2.1.4 Tugas Konjungsi
Kridalaksana 2008: 104 —105 membagi tugas konjungsi menjadi 18.
Sesuai dengan makna satuan-satuan yang dihubungkan oleh konjungsi, konjungsi konjungtor dapat dibedakan tugas-tugas konjungsi. Kedelapan belas fungsi
konjungsi m
sebagai m
berikut. 1
Penambahan, misalnya
dan, selain, tambahan lagi,bahkan
; 2
Urutan, misalnya
lalu, lantas,kemudian
; 3
Pilihan, misalnya
atau, entah ... entah;
4 Gabungan, misalnya
baik ... maupun;
5 Perlawanan, misalnya
tetapi, hanya, sebaliknya;
6 Temporal, misalnya
ketika, setelah itu;
7 Perbandingan,
sebagaimana, seolah-olah;
8 Sebab, misalnya
karena, lantaran;
9 Akibat, misalnya
sehingga, sampai-sampai;
10 Syarat, misalnya
jikalau, asalkan;
11 Tak bersyarat, misalnya
meskipun, biarpun;
12 Pengandaian, misalnya
andai kata, sekiranya, seumpama;
13 Harapan, misalnya
agar, supaya, biar;
14 Perluasan, misalnya
yang, di mana;
15 Pengantar Objek,
bahwa, yang;
16 Cara, misalnya
sambil, seraya
17 Perkecualian, misalnya
kecuali; selain;
18 Pengantar Wacana, misalnya
sebermula
,
adapun
, dan
maka
.
2.2.2 Hubungan Koordinasi dan Subordinasi
Bagian ini memaparkan hubungan antarklausa secara koordinasi dan subordinasi.
2.2.2.1Hubungan Koordinasi
Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat. hubungan
antara klausa-klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk hierarki urutan tingkatan karena klausa yang satu bukanlah konstituen dari klausa yang