untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.
5 Membuat peraturan
untuk mengendalikan
perilaku anak. Orang
tua memutuskan
kegiatan apa yang harus
saya lakukan.
23
Orang tua
membatasi upaya saya untuk belajar
mandiri. 35
6 Kurang
hangat, kurang
menerima dan
mendukung anak,
membatasi keterlibatan
anak dalam
membuat keputusan.
Orang tua sulit menerima
pendapat-pendapat saya.
2
Orang tua
tersinggung jika
saya memberi
kritik. 20
Orang tua
menganggap saya tidak
dapat mengambil
keputusan mengenai kegiatan
ekstrakurikuler yang
sesuai dengan
kemampuan saya. 53
Orang tua sangat jengkel jika saya
bersikap manja. 59
7 Mendesak
anak untuk
mematuhi perintah orang tua.
Orang tua
menyuruh saya
mengerjakan sesuatu
yang sesuai
dengan keinginan
dan harapan mereka.
5
8 Berusaha
mengendalikan perilaku dan sikap
anak sesuai dengan peraturan
yang diterapkan.
Orang tua
membuat peraturan
ketat untuk membatasi
kegiatan saya. 47
Pola Asuh Orang
Tua Permisif
1 Cenderung
menerima, lunak,
dan pasif
dalam membiasakan
disiplin. Orang
tua menghindari
pemaksaan dan
keharusan bagi
saya. 3
Orang tua tidak menghukum saya
jika saya
membuat kesalahan.
6
Orang tua bersikap diam
terhadap masalah-masalah
yang sedang saya hadapi.
27
Orang tua
membiarkan saya menghadapi
kesulitan. 54
Orang tua tidak bekerjasama untuk
mengambil keputusan
yang berhubungan
dengan kebutuhan saya.
57
2 Memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada
anak untuk berbuat semaunya
tanpa pengendalian.
Orang tua
membebaskan saya dari segala
kewajiban. 12
Orang tua
membiarkan saya tidak mengerjakan
tugas di rumah. 15
Orang tua
membiarkan saya menggunakan
seluruh waktu
untuk bermain. 18
Orang tua
membiarkan saya melakukan semua
kegiatan yang
ingin saya
lakukan. 24
Orang tua
membiarkan saya jika
saya saya
pulang larut
malam. 30
Orang tua
membiarkan saya berhubungan
dengan siapa saja saya bergaul.
33
Orang tua
membebaskan saya memilih dan
menonton TV
semau saya. 45
Orang tua
membiarkan saya menyusun rencana
kegiatan saya. 60
3 Menghindari
pengawasan terhadap
anak, karena pengawasan
dianggap sebagai
pelanggaran terhadap kebebasan
anak. Orang tua tidak
menanyakan kegiatan apa saja
yang saya lakukan. 36
4 Melayani
anak sepenuhnya
dalam setiap kegiatan dan
keinginan anak
cenderung memanjakan anak.
Orang tua
membebaskan saya
membeli maianan yang saya
inginkan. 21
Orang tua
melakukan apa
saja demi
kebahagiaan saya. 39
Orang tua
memenuhi seluruh keinginan saya.
42
5 Menuruti kemauan
anak dan
menghindari konflik dengan anak.
Orang tua bersikap mengalah
untuk menghindari
perselisihan dengan saya.
48
Orang tua
menuruti apa yang saya perintahkan.
51
6 Melindungi
dan menyayangi
anak secara berlebihan.
Orang tua
melindunngi saya dari segala bentuk
kekerasan. 9
Pola Asuh Orang
Tua Demokratis 1
Menghargai anak sebagai
pribadi yang mandiri
Orang tua
menanyakan alasan jika saya
pulang sekolah
lebih awal. 13
Orang tua
memberikan kesempatan
kepada saya untuk memilih kegiatan
ekstrakurikuler yang berguna dan
tidak mengganggu waktu saya.
22
2 Bekerja
sama dalam
membuat keputusan
Orang tua
membantu saya
memecahkan masalah yang saya
hadapi. 4
Orang tua
mendorong saya
untuk membicarakan
segala persoalan
secara terbuka. 31
Orang tua
menghargai masukkan
yang saya berikan.
37
Orang tua
memberi kesempatan
kepada saya untuk mengambil
keputusan menurut pertimbangan
saya. 52
3 Menggunakan
wewenang tetapi
penerapannya bersifat
membimbing. Orang
tua mengajarkan agar
saya berpakaian
rapi dan sopan. 10
Orang tua
menganjurkan saya untuk segera
mengerjakan PR. 25
4 Mendukung,
menerima, bertanggung jawab
dalam mempertimbang-
kan
berbagai alternatif
tetapi tidak mendominasi
dari sudut
pengertian orang
tua. Orang
tua memberikan uang
saku sesuai dengan kebutuhan saya.
34
Orang tua
membimbing saya dalam melakukan
kegiatan. 40
Orang tua
mendukung terhadap cita-cita
saya. 43
Orang tua
mendukung pendapat
saya mengenai kegiatan
ekstrakurikuler yang
sesuai dengan
kemampuan saya. 55
5 Mendorong
tumbuhnya interaksi
saling memberi
dan menerima
Orang tua tertarik mendengar cerita
tentang kegiatan
saya. 1
Orang tua
mendorong saya
mengungkapkan pikiran
dan perasaan
ketika menghadapi
masalah. 58
6 Hangat
tetapi tegas.
Orang tua
menegur saya jika saya
melakukan kesalahan.
16
7 Menempatkan
nilai-nilai yang
tinggi pada
perkembangan kemandirian
dan pengaturan diri.
Orang tua
memberi contoh
pada saya
mengenai sikap
sopan santun. 7
Orang tua
membiasakan saya untuk
membersihkan tempat
tidur setelah bangun.
19
Orang tua
membiasakan saya untuk mentaati tata
tertib. 28
Orang tua
memberi contoh
pada saya untuk mengucapkan
terima kasih jika saya mendapatkan
sesuatu dari orang lain.
46
Orang tua
mengajarkan pada saya
untuk meminta maaf jika
saya melakukan
kesalahan. 49
Kemudian, Dumanauw 2012 membedakan setiap item-item pernyataan ke dalam pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis.
Pembedaan tersebut tampak pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4 Penggolongan Butir Pernyataan Berdasarkan Jenis Pola Asuh
No. Jenis
Pola Asuh No. Butir Pernyataan
Jumlah
1. Otoriter
2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41, 44,
47, 50, 53, 56, 59 20
2. Permisif
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45,
48, 51, 54, 57, 60 20
3. Demokratis
1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34, 37, 40, 43,
46, 49, 52, 55, 58 20
Total 60
Sumber: Dumanauw, 2012
Kuesioner ini menggunakan skala
likert
untuk mengukur setiap pernyataan. Skalah
likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek
atau fenomena tertentu Siregar, 2013:25. Kuesioner ini dilengkapi dengan empat pilihan alternatif jawaban
yakni 1 Selalu, 2 Sering, 3 Jarang, dan 4 Tidak Pernah. Pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini hanya pernyataan positif. Alasan
peneliti hanya menggunakan pernyataan positif karena jika pernyataan disusun secara positif dan negatif, maka dapat menyebabkan suatu item
pernyataan dapat masuk pada pola asuh yang lain sehingga dapat menimbulkan suatu pernyataan yang ambigu. Pemberian skor pada setiap
item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Penilaian Skala
Likert
Jawaban Skor Positif
Selalu 4
Sering 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
Sumber: Dumanauw, 2012
2. Variabel Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan. Instrumen penelitian yang mengenai tingkat pendidikan orang tua
mengacu pada teori Hurlock 1997:95 yang menyatakan bahwa antara orang tua yang berpendidikan tinggi dan rendah memiliki perbedaan
dalam mengasuh anak. Oleh sebab itu, tingkat pendidikan orang tua dibagi dalam dua kelompok yakni kelompok orang tua yang
berpendidikan tinggi dan rendah. Kelompok orang tua yang berpendidikan tinggi meliputi Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3,
Diploma 4, Strata 1, Strata 2, dan Strata 3, sedangkan kelompok orang tua yang berpendidikan rendah meliputi SDsederajat, SMPsederajat,
dan SMASMKsederajat. Berikut disajikan tabel operasionalisasi variabel tingkat pendidikan orang tua:
Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Variabel Penelitian
Jenis Pendidikan Kelompok
Pendidikan Skor
Tingkat Pendidikan
Orang Tua SDSederajat
Kelompok Pendidikan
Rendah 1
SMPSederajat SMASMKSederajat
Diploma 1 Kelompok
Pendidikan Tinggi
2 Diploma 2
Diploma 3 Diploma 4Strata 1
Strata 2 Strata 3
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden sehubungan dengan penelitian Siswanto, 2012:60. Angket atau kuesioner digunakan untuk mengungkapkan data
yang diperlukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunkan kuesioner tertutup.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Agar dapat dikatakan
instrumen yang memiliki kualitas baik, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen tersebut. Penelitian ini menggunakan
instrumen kuesioner yang dibuat oleh Dumanauw 2012 pada variabel pola pengasuhan. Selain itu, akan dilakukan pengujian kembali pada validitas
dan reliabilitas dari kuesioner.
1. Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrumen bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur Siregar,
2013:46. Pengujian validitas akan dilakukan pada instrumen pola pengasuhan dengan teknik korelasi
Product Moment
dari
Pearson
. Maka, rumus yang dapat digunakan untuk menguji validitas dengan teknik
korelasi
product moment
Siregar, 2013:48 sebagai berikut:
Keterangan: n = jumlah responden
X = skor variabel jawaban responden Y = skor total dari variabel
Adapun kriteria validitas instrumen sebagai berikut : a.
Jika nilai r
hitung
r
tabel
dengan taraf signifikansi 0.05 maka butir pernyataan dinyatakan valid.
b. Jika nilai r
hitung
r
tabel
dengan taraf signifikansi 0.05 maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid.
Pengujian validitas instrumen ini akan menggunakan bantuan program
SPSS for Windows versi 17
.0. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 145 siswa dengan derajat kebebasan 143 dk = 145
– 2 dan nilai signifikansi 0.05, maka r
tabel
sebesar 0,163. Apabila diketahui r
hitung
lebih besar dari r
tabel
maka item pernyataan dinyatakan valid dan dapat digunakan.
a. Pengujian Validitas Variabel Pola Asuh Demokratis
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Pola Asuh Demokratis
No. Item
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1. 0.597
0.163 Valid
4. 0.479
0.163 Valid
7. 0.401
0.163 Valid
10. 0.302
0.163 Valid
13. 0.554
0.163 Valid
16. 0.358
0.163 Valid
19. 0.337
0.163 Valid
22. 0.692
0.163 Valid
25. 0.477
0.163 Valid
28. 0.566
0.163 Valid
31. 0.413
0.163 Valid
34. 0.379
0.163 Valid
37. 0.726
0.163 Valid
40. 0.496
0.163 Valid
43. 0.697
0.163 Valid
46. 0.467
0.163 Valid
49. 0.501
0.163 Valid
52. 0.429
0.163 Valid
55. 0.691
0.163 Valid
58. 0.608
0.163 Valid
Sumber: Data Primer 2016, Diolah Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa r
hitung
lebih besar dari r
tabel,
maka 20 item pernyataan dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
b. Pengujian Validitas Variabel Pola Asuh Otoriter
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Pola Asuh Otoriter
No. Item
r
hitung
r
tabel
Keterangan
2. 0.855
0.163 Valid
5. 0.272
0.163 Valid
8. 0.291
0.163 Valid
11. 0.472
0.163 Valid
14. 0.481
0.163 Valid
17. 0.225
0.163 Valid
20. 0.790
0.163 Valid
23. 0.878
0.163 Valid
26. 0.443
0.163 Valid
29. 0.832
0.163 Valid
32. 0.868
0.163 Valid
35. 0.826
0.163 Valid
38. 0.404
0.163 Valid
41. 0.482
0.163 Valid
44. 0.801
0.163 Valid
47. 0.874
0.163 Valid
50. 0.467
0.163 Valid
53. 0.863
0.163 Valid
56. 0.191
0.163 Valid
59. 0.863
0.163 Valid
Sumber: Data Primer 2016, Diolah Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa r
hitung
lebih besar dari r
tabel,
maka 20 item pernyataan dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
c. Pengujian Validitas Variabel Pola Asuh Permisif
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Pola Asuh Permisif
No. Item
r
hitung
r
tabel
Keterangan
3. 0.828
0.163 Valid
6. 0.832
0.163 Valid
9. 0.318
0.163 Valid
12. 0.826
0.163 Valid
15. 0.834
0.163 Valid
18. 0.838
0.163 Valid
21. 0.795
0.163 Valid
24. 0.809
0.163 Valid
27. 0.836
0.163 Valid
30. 0.824
0.163 Valid
33. 0.687
0.163 Valid
36. 0.532
0.163 Valid
39. 0.314
0.163 Valid
42. 0.364
0.163 Valid
45. 0.454
0.163 Valid
48. 0.498
0.163 Valid
51. 0.532
0.163 Valid
54. 0.393
0.163 Valid
57. 0.729
0.163 Valid
60. 0.532
0.163 Valid
Sumber: Data Primer 2016, Diolah Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa r
hitung
lebih besar dari r
tabel,
maka 20 item pernyataan dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan mengunkan alat pengukur yang sama pula Siregar, 2013:55. Pengujian reliabilitas akan
dilakukan dengan metode perhitungan
Internal Consistency
dengan teknik
Alpha Cronbach
. Pengujian dengan teknik
Alpha Cronbach
ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan nilai varians setiap butir pernyataan
b. Menentukan nilai varians total
c. Menentukan reliabilitas instrumen
Keterangan : n
= jumah sampel k
= jumlah butir pernyataan X
i
= jawaban responden untuk setiap butir pernyataan r
11
= koefisien reliabilitas instrumen = total jawaban responden untuk setiap butir pernyataan
= varians total = jumlah varian butir
Pengujian validitas instrumen ini akan menggunakan bantuan program
SPSS for Windows versi 17
.0. Menurut Siregar 2013:57, kriteria suatu instrumen dikatakan
reliable
jika r
hitung
lebih besar dari 0.6. Selain itu, Sekaran dalam Priyatno, 2016:60 menyatakan bahwa
reliabilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan reliabilitas 0.7 dapat diterima dan di atas 0.8 adalah baik. Berikut adalah hasil uji
reliabilitas instrumen:
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
No. Pola Asuh
Cronbach’s Alpha r
hitung
Keputusan
1. Demokratis
0.867
Reliable
2. Otoriter
0.916
Reliable
3. Permisif
0.932
Reliable
Sumber: Data Primer 2016, Diolah Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa r
hitung
lebih besar dari 0.6
maka instrumen dinyatakan
reliable
dapat dipercaya.
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Deskripsi data statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
Sugiyono, 2010:29. Sedangkan menurut Subagyo 2003:1 statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data,