2 Hasil Pengujian Hipotesis
Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 0.05.
3 Daerah Kritis
Ho diterima jika
– Z
tabel
≤ Z
hitung
≤ Z
tabel
atau jika nilai sig. 0.05
Ha diterima jika Z
hitung
Z
tabel
atau jika nilai sig. 0.05
4 Perhitungan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS for Windows versi 17
dengan alat uji
Mann-Whitney.
5 Kesimpulan
Apabila Ho terbukti maka tidak ada perbedaan pola asuh anak
ditinjau dari latar belakang pendidikan ayah, tetapi bila Ha terbukti maka ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang
pendidikan ayah. b.
Pengujian Hipotesis II
1
Perumusan hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang pendidikan ibu.
Ha : Ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang
pendidikan ibu. Secara statistik hipotesis sebagai berikut :
Ho :
µ
1
=
µ
2
Tidak ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang pendidikan ibu.
Ha :
µ
1
≠
µ
2
Ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang pendidikan ibu.
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 0.05.
3 Daerah Kritis
Ho diterima jika
– Z
tabel
≤ Z
hitung
≤ Z
tabel
atau jika nilai sig. 0.05
Ha diterima jika Z
hitung
Z
tabel
atau jika nilai sig. 0.05
4 Perhitungan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS for Windows versi 17
dengan alat uji
Mann-Whitney.
5 Kesimpulan
Apabila Ho terbukti maka tidak ada perbedaan pola asuh anak
ditinjau dari latar belakang pendidikan ibu, tetapi bila Ha terbukti maka ada perbedaan pola asuh anak ditinjau dari latar belakang
pendidikan ibu.
42
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMA Negeri 1 Kasihan
SMA Negeri Kasihan didirikan atas gagasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Yogyakarta melalui Instruksi Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. SMA Negeri 1 Kasihan didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 029201978 pada tanggal 2 September 1978 dan TMT 1 pada bulan April 1978. Tujuan didirikannya sekolah adalah
untuk menampung siswasiswi lulusan SLTP yang berada di Yogyakarta khususnya di daerah Kabupaten Bantul.
Tanggal 1 Januari 1978, berdirilah SMA persiapan yang dalam pengelolaannya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama
kurang lebih 2 bulan proses belajar megajar dilakukan di dalam ruang laboratorium SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan
pertama sebanyak 80 anak dan dibagi ke dalam 2 kelas, dengan guru tetap sebanyak 7 orang serta dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Karena belum memiliki gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan berada di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Setelah memperoleh lokasi baru, maka tanggal 11 Maret 1979 SMA Persiapan mulai menempati gedung sendiri. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 035O1997