Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

75 penggunaan biaya pelatihan karyawan akan disajikan pada tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7 Tabel Biaya Pelatihan Karyawan dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile Tabel 5.7 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam melakukan berbagai pelatihan untuk karyawan. Bentuk pelatihan yang dilakukan berupa seminar dan training. Seminar ditujukan kepada para karyawan yang dirasa berkompeten di masing-masing divisi perusahaan, seminar dilakukan setiap 6 bulan sekali. Sedangkan training ditujukan kepada karyawan baru yang sedang dalam masa training selama 3 bulan. 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 4.287.383 7.326.539 10.322.961 9.786.736 8.768.912 Februari 4.871.923 7.892.878 10.412.898 8.820.252 8.081.029 Maret 5.100.293 8.918.235 10.855.434 8.630.992 9.019.283 April 5.467.812 7.191.284 10.992.790 9.930.225 9.142.563 Mei 6.817.121 7.111.802 9.889.300 9.233.067 9.858.932 Juni 5.827.634 8.263.847 10.404.326 8.402.297 9.816.721 Juli 6.320.912 8.009.123 8.324.701 8.020.449 9.563.091 Agustus 5.736.234 8.973.110 9.022.409 8.940.302 9.847.812 September 5.989.012 9.827.839 9.328.708 8.645.901 9.657.823 Oktober 6.891.102 8.265.124 8.743.244 8.502.210 9.327.843 Nopember 6.671.201 10.040.745 9.780.331 9.180.225 9.991.203 Desember 6.481.921 10.220.835 9.321.405 8.970.290 9.745.612 Total 70.462.548 102.041.361 117.398.507 107.062.946 112.820.824 Bulan Tahun 76 2 Biaya Penilaian Apprasial Cost Dari data biaya produksi PT Iskandar Indah Printing Textile dapat diidentifikasi bahwa dalam biaya produksi tersebut terdapat beberapa kategori biaya yang dapat digolongkan ke dalam biaya penilaian. Biaya penilaian yang dikeluarkan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile meliputi biaya pengawasan proses produksi dan biaya pemeriksaan dan pengujian produk. a Biaya Pengawasan Proses Produksi Biaya pengawasan proses produksi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan pengawasan yang dilakukan pada setiap divisi pada proses produksi meliputi proses pembuatan benang, proses penghanian, proses penganjian, proses cucuk, proses menenun, sampai pada tahap penyelesaian. Pengawasan dilakukan oleh kepala bagian produksi weaving dibantu oleh mandor-mandor yang ditempatkan pada setiap divisi produksi di perusahaan. Mandor merupakan karyawan bawahan dari kepala bagian produksi weaving yang mempunyai pengetahuan tentang pengendalian kualitas produksi. 77 Data terkait dengan penggunaan biaya pengawasan proses produksi akan disajikan pada tabel 5.8 berikut: Tabel 5.8 Tabel Biaya Pengawasan Proses Produksi dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile Tabel 5.8 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk melakukan pengawasan saat proses produksi berlangsung. Biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya gaji mandor pada setiap divisi produksi. Biaya ini ditujukan untuk mengantisipasi terjadinya hambatan- hambatan saat proses produksi berlangsung serta untuk mengurangi jumlah produk cacat. b Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk Biaya pemeriksaan dan pengujian produk merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengujian produk yang dilakukan setelah 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 20.701.923 40.938.495 60.691.736 70.467.823 70.975.783 Februari 30.810.234 40.998.502 60.783.450 70.203.902 80.102.983 Maret 30.408.187 50.683.749 70.623.452 70.044.254 80.281.934 April 30.781.923 50.928.734 60.845.634 60.703.103 80.465.377 Mei 30.878.912 40.892.837 50.634.234 60.038.992 80.012.934 Juni 30.568.901 50.928.734 60.936.281 70.173.470 80.768.243 Juli 30.345.234 50.287.304 70.523.458 60.022.690 80.985.023 Agustus 30.879.022 50.918.274 60.686.790 60.137.202 80.364.784 September 30.556.750 50.983.723 70.862.544 60.257.068 80.559.978 Oktober 30.880.099 50.982.745 60.477.834 60.289.032 80.352.509 Nopember 30.716.782 50.982.739 50.634.523 60.002.709 80.763.875 Desember 30.627.834 50.880.191 70.855.660 70.855.660 80.463.572 Total 358.155.801 580.406.027 748.555.596 773.195.905 956.096.995 Bulan Tahun 78 tahap penyelesaian pada proses produksi. Kegiatan ini dilakukan oleh kepala bagian quality control dibantu oleh mandor-mandor yang berkompeten di bidang quality control. Data terkait dengan penggunaan biaya tersebut akan disajikan pada tabel 5.9 berikut: Tabel 5.9 Tabel Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile Tabel 5.9 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam memeriksa dan menguji kesesuaian produk yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan berupa biaya gaji mandor divisi quality control. Kegiatan ini dilakukan perusahaan untuk melihat apakah masih terdapat produk rusak yang dihasilkan melalui proses produksi. Aktivitas ini dilakukan perusahaan untuk mencegah produk yang kurang berkualitas sampai ke tangan konsumen. 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 17.829.093 22.458.794 27.872.323 29.989.342 29.958.730 Februari 18.992.346 23.948.710 27.645.234 29.778.920 30.029.832 Maret 18.325.617 24.938.740 28.634.256 28.350.043 31.526.598 April 18.787.120 25.039.849 27.634.564 29.178.920 31.783.574 Mei 21.123.476 25.093.874 28.745.634 29.032.224 32.561.783 Juni 19.673.845 23.049.825 29.634.235 28.209.788 31.526.734 Juli 20.548.120 27.039.847 28.634.256 29.322.909 31.809.345 Agustus 19.987.902 25.803.948 27.634.265 28.590.992 32.563.782 September 19.435.726 27.839.847 28.964.345 27.967.890 32.345.109 Oktober 22.435.617 28.039.847 28.523.510 27.323.897 31.986.789 Nopember 22.763.946 27.839.830 29.745.634 26.979.403 32.768.360 Desember 21.892.094 27.938.729 29.908.745 29.908.745 32.245.162 Total 241.794.902 309.031.840 343.577.001 344.633.073 381.105.798 Bulan Tahun 79 Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pekerjaan dan biaya dan juga menjaga reputasi perusahaan. 3 Biaya Kegagalan Internal Internal Failure Cost Dari data biaya produksi PT Iskandar Indah Printing Textile dapat diidentifikasi bahwa dalam biaya produksi tersebut terdapat beberapa kategori biaya yang dapat digolongkan ke dalam biaya kegagalan internal. Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksamaan produk dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan terdeteksi sebelum produk tersebut dikirimkan kepada konsumen. Biaya kegagalan internal yang dikeluarkan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile meliputi biaya sisa bahan dan biaya pengerjaan kembali. a Biaya Sisa Bahan Biaya sisa bahan merupakan biaya yang dikeluarkan karena adanya sisa bahan baku yang rusak atau tidak dipakai. Wujud dari sisa bahan di perusahaan tekstil ini meliputi sisa benang yang rusak atau tidak dipakai. 80 Data terkait dengan penggunaan biaya sisa bahan akan disajikan pada tabel 5.10 berikut: Tabel 5.10 Tabel Biaya Sisa Bahan dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile Tabel 5.10 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan karena adanya sisa bahan baku setelah proses produksi. Wujud biaya yang dikeluarkan berupa biaya pembuangan limbah pabrik. Biaya pembuangan limbah pabrik meliputi upah untuk membersihkan limbah pabrik serta biaya transportasi untuk membuang limbah tersebut. Sisa bahan merupakan hal yang sangat sulit dihindari oleh PT Iskandar Indah Printing Textile dan akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 2.587.298 3.767.458 3.151.044 1.902.837 1.168.273 Februari 2.893.801 3.788.018 3.255.787 1.928.374 1.190.123 Maret 3.271.289 3.690.249 3.324.200 2.783.912 1.229.181 April 3.484.712 3.699.409 3.879.451 1.928.374 1.267.121 Mei 3.891.283 2.956.399 3.403.552 1.928.342 1.452.783 Juni 3.301.421 2.503.390 3.657.004 2.918.623 1.382.726 Juli 3.091.283 3.500.440 3.250.420 2.110.026 1.571.823 Agustus 4.091.238 3.605.877 2.289.390 2.689.012 1.362.787 September 4.617.236 2.854.343 2.159.780 3.001.293 1.462.524 Oktober 4.561.250 2.955.890 2.043.201 2.983.478 1.682.792 Nopember 4.781.054 4.001.445 3.020.790 2.995.887 1.698.123 Desember 4.401.293 4.200.125 2.801.198 3.179.745 1.666.020 Total 44.973.158 41.523.043 36.235.817 30.349.903 17.134.276 Bulan Tahun 81 b Biaya Pengerjaan Kembali Biaya Pengerjaan Kembali merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengerjaan ulang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengerjaan kembali dilakukan perusahaan untuk memproses kembali kain yang cacat kotor dan sisa bahan baku benang. Pengerjaan kembali dilakukan untuk memproses kain cacat kotor yang menurut perusahaan masih bisa diselamatkan agar tidak menjadi limbah pabrik dan nantinya akan memiliki nilai jual. Data terkait dengan penggunaan biaya tersebut akan disajikan pada tabel 5.11 berikut: Tabel 5.11 Tabel Biaya Pengerjaan Kembali dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 7.687.364 8.834.672 8.896.249 6.783.982 4.890.298 Februari 7.981.782 8.508.055 8.753.456 6.918.720 4.785.901 Maret 8.291.823 8.340.322 8.234.534 6.818.721 4.887.889 April 8.401.937 8.639.029 7.645.234 7.019.745 5.627.894 Mei 9.120.745 8.338.207 8.745.345 6.982.764 5.981.990 Juni 8.864.612 8.730.219 8.634.567 7.290.834 4.998.044 Juli 8.960.193 7.600.320 9.456.783 7.298.384 6.342.108 Agustus 9.325.471 7.892.003 7.523.456 8.172.938 5.557.168 September 10.011.241 7.932.031 8.634.567 8.928.930 5.487.195 Oktober 9.002.983 8.103.392 9.674.567 8.920.934 6.111.209 Nopember 10.216.209 7.830.223 8.645.333 9.827.130 6.817.265 Desember 9.782.103 7.523.456 7.523.456 8.912.837 5.878.937 Total 107.646.463 98.271.929 102.367.547 93.875.919 67.365.898 Bulan Tahun 82 Tabel 5.11 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk memproses kembali kain cacat kotor dan sisa bahan baku benang yang masih dapat diselamatkan. Biaya yang dikeluarkan berupa biaya upah untuk karyawan yang memproses kembali sisa bahan baku benang dan kain cacat kotor. Pemrosesan dilakukan dengan menenun kembali sisa bahan baku benang, membuang bagian kain yang rusak cacat, dan mencuci kain yang kotor. 4 Biaya Kegagalan Eksternal External Failure Cost Dari data biaya produksi PT Iskandar Indah Printing Textile dapat diidentifikasi bahwa dalam biaya produksi tersebut terdapat kategori biaya yang dapat digolongkan ke dalam biaya kegagalan eksternal. Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi karena adanya produk gagal yang memenuhi persyaratan dan terdeteksi setelah produk tersebut dikirimkan kepada konsumen. Biaya kegagalan eksternal yang dikeluarkan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile adalah biaya retur penjualan. a Biaya Retur Penjualan Biaya retur penjualan merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan karena terdapat produk yang dikembalikan oleh konsumen kepada perusahaan dengan alasan produk yang telah dikirim kepada konsumen tidak 83 sesuai dengan spesifikasi produk atau produk tersebut cacat. Retur penjualan terjadi karena adanya kain yang rusak cacat seperti kain yang tidak memenuhi ukuran yang telah dipesan konsumen, kain yang kotor terkena oli mesin produksi, dan kain yang berpola tidak beraturan, sehingga konsumen mengembalikan produk yang rusak cacat tersebut kepada perusahaan. Data terkait dengan penggunaan biaya retur penjualan akan disajikan pada tabel 5.12 berikut: Tabel 5.12 Tabel Biaya Retur Penjualan dalam rupiah Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile Tabel 5.12 menyajikan jumlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan karena adanya retur atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 3.435.620 2.987.612 2.437.601 1.652.471 1.472.683 Februari 3.657.912 3.625.812 2.875.982 1.652.873 1.498.278 Maret 3.875.912 2.875.012 1.998.290 1.562.763 1.527.674 April 4.102.990 2.001.293 2.947.812 1.600.955 1.472.872 Mei 4.320.122 3.102.122 2.647.812 1.625.990 1.572.683 Juni 3.867.120 3.437.121 2.435.618 1.700.921 1.582.753 Juli 3.581.953 3.654.782 2.110.302 1.735.472 1.626.918 Agustus 4.567.120 2.980.123 2.001.931 1.793.871 1.526.380 September 4.781.924 3.776.601 2.938.120 1.892.893 1.652.288 Oktober 4.867.899 2.657.830 3.314.520 1.983.011 1.657.638 Nopember 3.986.910 3.906.891 3.001.294 2.001.299 1.567.433 Desember 4.489.012 4.100.294 2.898.012 2.266.012 1.652.873 Total 49.534.494 39.105.493 31.607.294 21.468.531 18.810.473 Bulan Tahun 84 biaya untuk mengganti produk retur yang dikembalikan oleh konsumen. b. Perlakuan biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile 1 Penamaan Biaya Kualitas Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, perusahaan tekstil PT Iskandar Indah Printing Textile memperlakukan biaya kualitas sebagai biaya produksi. Perusahaan ini tidak memberikan nama biaya kualitas secara spesifik terhadap sejumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan pengendalian kualitas produknya. Terdapat beberapa elemen biaya kualitas yang terdapat pada PT Iskandar Indah Printing Textile, yaitu sebagai berikut: 1 Biaya Perawatan Mesin TOYODA 2 Biaya Perawatan Mesin PICANOL 3 Biaya Perawatan Mesin RRT 52 dan RRT 56 4 Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk 5 Biaya Pengerjaan Kembali 6 Biaya Pengawasan Proses Produksi 7 Biaya Pelatihan Karyawan 8 Biaya Sisa Bahan 9 Biaya Retur Penjualan 85 PT Iskandar Indah Printing Textile telah mengeluarkan biaya-biaya yang ditujukan untuk kegiatan pengendalian kualitas agar produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas, namun perusahaan ini tidak memberi nama biaya kualitas secara khusus, komponen biaya kualitas yang digunakan masih tergabung di dalam biaya produksi perusahaan. 2 Klasifikasi Biaya Kualitas dalam Pencatatan Akuntansi Menurut Mulyadi 2005:14, berdasarkan objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi: a Biaya bahan baku b Biaya tenaga kerja langsung c Biaya overhead pabrik d Biaya pemasaran e Biaya administrasi dan umum 86 Berdasarkan teori tersebut, penulis mengklasifikasikan biaya produksi PT Iskandar Indah Printing Textile sebagai berikut: Tabel 5.13 Tabel Klasifikasi Biaya Produksi dan Biaya Kualitas Sumber: Data diolah Dari data dan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti, dapat diamati pada tabel 5.13 bahwa biaya kualitas yang digunakan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan biaya-biaya yang masih tergabung dalam biaya produksi perusahaan. Komponen biaya kualitas belum dicatat secara terpisah dari 1. Biaya bahan baku benang Biaya Bahan Baku 2. Gaji karyawan tenun Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya perawatan mesin tenun TOYODA Biaya Overhead Pabrik Biaya Pencegahan 4. Biaya perawatan mesin PICANOL Biaya Overhead Pabrik Biaya Pencegahan 5. Biaya perawatan mesin RRT 52 dan RRT 56 Biaya Overhead Pabrik Biaya Pencegahan 6. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk Biaya Overhead Pabrik Biaya Penilaian 7. Biaya pengerjaan kembali Biaya Overhead Pabrik Biaya Kegagalan Internal 8. Biaya pengawasan proses produksi Biaya Overhead Pabrik Biaya Penilaian 9. Persiapan dan finishing Biaya Overhead Pabrik 10. Gaji sopir pabrik Biaya Overhead Pabrik 11. Estimasi gaji staff departemen produksi Biaya Overhead Pabrik 12. Estimasi jamsostek Biaya Overhead Pabrik 13. Penyusutan mesin produksi Biaya Overhead Pabrik 14. Estimasi produksi Biaya Overhead Pabrik 15. Biaya air dan telepon Biaya Overhead Pabrik 16. Biaya maintenance listrik Biaya Overhead Pabrik 17. Biaya PLN pabrik Biaya Overhead Pabrik 18. Biaya Operasional Boiler Biaya Overhead Pabrik 19. Biaya pengkanjian size chemical Biaya Overhead Pabrik 20. Biaya transportasi produksi Biaya Overhead Pabrik 21. Biaya pelatihan karyawan Biaya Overhead Pabrik Biaya Pencegahan 22. Biaya sisa bahan Biaya Overhead Pabrik Biaya Kegagalan Internal 23. THR Biaya Overhead Pabrik 24. Biaya retur penjualan Biaya Overhead Pabrik Biaya kegagalan Eksternal No Komponen Biaya Produksi PT Iskandar Indah Printing Textile Klasifikasi Biaya Produksi Komponen Biaya Kualitas 87 biaya produksi perusahaan. Dalam pencatatan akuntansi perusahaan, seluruh biaya produksi termasuk semua komponen biaya kualitas yang digunakan telah dicacat dalam sistem akuntansi perusahaan. Namun komponen biaya kualitas yang digunakan oleh perusahaan hanya diakui saja, yaitu bahwa PT Iskandar Indah Printing Textile telah menggunakan komponen biaya kualitas dalam rangka kegiatan pengendalian kualitas perusahaan. Pencacatan dilakukan dengan cara menulis semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, mencakup seluruh biaya yang dipakai baik sebelum maupun setelah proses produksi berlangsung. Setelah itu seluruh biaya yang telah digunakan untuk proses produksi dijumlahkan, dan dapat diketahui jumlah biaya secara keseluruhan yang dinamakan total biaya produksi. Data yang telah dicatat sebelumnya kemudian di input ke dalam komputer sebagai berkas perusahaan. Agar perusahaan dapat melihat perkembangan penggunaan biaya kualitas yang telah digunakan dalam kegiatan produksinya, sebaiknya perusahaan membuat laporan biaya kualitas secara terpisah dari laporan biaya produksi. Dengan adanya laporan biaya kualitas di setiap periodenya, perusahaan diharapkan mampu menggunakan biaya kualitas dengan lebih optimal. 88 3 Pertimbangan Perlakuan Biaya Kualitas Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yang menjadi pertimbangan dalam perlakukan biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile adalah selama ini jumlah biaya kualitas yang digunakan oleh perusahaan masih belum stabil. Jumlah biaya kualitas yang digunakan berfluktuasi seiring dengan tingkat produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan sistem job order dalam kegiatan produksinya, sehingga perusahaan memutuskan untuk menggabung biaya kualitas ke dalam biaya produksi. Sistem job order adalah sistem dimana jumlah produksi perusahaan ditentukan oleh jumlah pesanan dari konsumen dan permintaan produk dari pasar tekstil. Hal inilah yang membuat jumlah produksi perusahaan bersifat tidak tetap, selalu mengalami kenaikan dan penurunan pada setiap periodenya, sehingga perusahaan belum membuat dan menentukan laporan biaya kualitas secara tersendiri di samping laporan keuangan lainnya yang telah dimiliki oleh perusahaan. 89 2. Permasalahan kedua akan dijawab dengan menghitung komposisi dan pelaporan biaya kualitas yang digunakan perusahaan, yaitu dengan cara sebagai berikut: a. Komposisi Biaya Kualitas Tabel 5.14 Total Biaya Kualitas Total Quality Cost Sumber: Data diolah Dalam hasil perhitungan Total Biaya Kualitas Total Quality Cost TQC pada tabel 5.14, dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pada periode tahun 2010 sampai tahun 2014 total dari biaya kualitas mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada setiap periodenya cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena elemen-elemen pembentuk biaya kualitas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan. Walaupun elemen biaya kegagalan mengalami penurunan, namun tidak berpengaruh besar terhadap total biaya kualitas karena jumlah dari biaya pencegahan dan biaya penilaian lebih dominan. Terjadinya peningkatan dan penurunan persentase biaya kualitas 2010 887.334.680 599.950.703 152.619.621 49.534.494 1.689.439.498 2011 1.095.519.193 19 889.437.867 32 139.794.972 9 39.105.493 26 2.163.857.525 21 2012 1.285.802.355 14 1.092.132.597 18 138.603.364 0.8 31.607.294 23 2.548.145.610 15 2013 1.431.293.487 10 1.117.828.978 2 124.225.822 11 21.468.531 47 2.694.816.818 5 2014 1.555.409.361 8 1.337.202.793 16 84.500.174 47 18.810.473 14 2.995.922.801 10 Biaya Kegagalan Internal Rp T a hun Biaya Pencegahan Rp Persentase Kenaikan Penurunan Biaya Pencegahan Biaya Penilaian Rp Persentase Kenaikan Penurunan Biaya Penilaian Persentase Kenaikan Penurunan Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal Rp Persentase Kenaikan Penurunan Biaya Kegagalan Eksternal Jumlah Biaya Kualitas Rp Persentase Kenaikan Penurunan Biaya Kualitas 90 disebabkan karena adanya kebijakan dari perusahaan dalam penggunaan biaya kualitas, yaitu untuk memfokuskan biaya kualitas dalam kegiatan pengendalian daripada kegiatan kegagalan. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 total biaya kualitas mengalami peningkatan sebesar 21. Hal ini disebabkan karena elemen dalam biaya kualitas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan yang cukup tinggi, masing- masing sebesar 19 dan 32. Pada tahun 2011, total biaya kualitas mengalami peningkatan yang cukup besar karena pada periode ini mesin produksi perusahaan banyak yang mengalami kerusakan saat proses menenun, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk melakukan perbaikan mesin produksi dan melakukan penilaian terhadap kain yang dihasilkan. Proses penilaian yang dilakukan adalah dengan menambah jumlah mandor pengawas dan penguji kain yang dihasilkan setelah proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar kain yang kurang memenuhi spesifikasi kualitas tidak sampai ke tangan konsumen. Dapat dilihat pada tabel 5.14 bahwa kemudian pada tahun 2011 sampai tahun 2012 total biaya kualitas juga mengalami peningkatan yang tidak jauh berbeda dari periode sebelumnya sebesar 21 menjadi sebesar 15. Hal ini disebabkan karena elemen biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan masing-masing sebesar 14 dan 18. Peningkatan 91 yang terjadi dikarenakan perusahaan melakukan penggantian instalasi listrik pada pabrik, khususnya instalasi listrik pada mesin produksi utama perusahaan. Selain itu, karena pada tahun sebelumya banyak mesin produksi yang mengalami kerusakan, maka pada periode ini perusahaan melakukan service dan penggantian sparepart mesin secara serentak. Hal ini dimaksudkan agar mesin utama perusahaan dapat beroperasi secara optimal. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 total biaya kualitas juga mengalami peningkatan namun tidak sebesar tahun sebelumnya sebesar 15 hanya menjadi sebesar 5. Peningkatan terjadi pada elemen biaya pencegahan dan biaya penilaian yaitu masing-masing sebesar 10 dan 2. Hal ini disebabkan pada periode ini perusahaan menambah jumlah karyawan, sehingga menyebabkan terjadi peningkatan pada biaya pelatihan karyawan. Karena adanya karyawan baru, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk melakukan training kepada karyawan baru. Kemudian pada tahun 2013 sampai tahun 2014 peningkatan yang terjadi mengalami peningkatan daripada periode sebelumnya sebesar 5 menjadi sebesar 10. Hal ini dikarenakan elemen biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 8 dan 16. Peningkatan yang cukup besar terjadi pada biaya penilaian, karena pada periode ini perusahaan menambah biaya untuk melakukan kegiatan 92 pengawasan dan pengujian kain yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena pada periode ini proses penganjian terhambat, karena terjadi kelangkaan bahan bakar batu bara, sehingga banyak benang dari proses produksi yang rusak dan menghambat proses produksi. b. Menghitung Komposisi Biaya Kualitas Tabel 5.15: Komposisi Biaya Pencegahan Sumber: Data diolah Tabel 5.16 Komposisi Biaya Penilaian Sumber: Data diolah 2010 887.334.680 1.689.439.498 53 2011 1.095.519.193 2.163.857.525 51 2012 1.285.802.355 2.548.145.610 50 2013 1.431.293.487 2.694.816.818 53 2014 1.555.409.361 2.995.922.801 52 Tahun Biaya Pencegahan Rp Jumlah Biaya Kualitas Rp Persentase Biaya Pencegahan Terhadap Jumlah Biaya Kualitas 2010 599.950.703 1.689.439.498 35 2011 889.437.867 2.163.857.525 41 2012 1.092.132.597 2.548.145.610 44 2013 1.117.828.978 2.694.816.818 41 2014 1.337.202.793 2.995.922.801 44 Tahun Biaya Penilaian Rp Jumlah Biaya Kualitas Rp Persentase Biaya Penilaian Terhadap Jumlah Biaya Kualitas 93 Tabel 5.17 Komposisi Biaya Kegagalan Internal Sumber: Data diolah Tabel 5.18 Komposisi Biaya Kegagalan Eksternal Sumber: Data diolah Komposisi biaya kualitas pada PT Iskandar Indah Printing Textile dijelaskan ke dalam 4 tabel di atas, yaitu pada tabel 5.15 terdapat komposisi biaya pencegahan, pada tabel 5.16 terdapat komposisi biaya penilaian, pada tabel 5.17 terdapat komposisi biaya kegagalan internal, dan pada tabel 5.18 terdapat komposisi biaya kegagalan eksternal. Mengacu pada tabel 5.15, tabel 5.16, tabel 5.17, dan tabel 5.18, PT Iskandar Printing Textile pada tahun 2010 mengeluarkan biaya pencegahan sebesar Rp887.334.680 atau 53, biaya penilaian sebesar Rp599.950.703 atau 35, biaya kegagalan 2010 152.619.621 1.689.439.498 9 2011 139.794.972 2.163.857.525 6 2012 138.603.364 2.548.145.610 5 2013 124.225.822 2.694.816.818 4 2014 84.500.174 2.995.922.801 3 Tahun Biaya Kegagalan Internal Rp Jumlah Biaya Kualitas Rp Persentase Biaya Kegagalan Internal Terhadap Jumlah Biaya Kualitas 2010 49.534.494 1.689.439.498 3 2011 39.105.493 2.163.857.525 2 2012 31.607.294 2.548.145.610 1 2013 21.468.531 2.694.816.818 2 2014 18.810.473 2.995.922.801 1 Tahun Biaya Kegagalan Eksternal Rp Jumlah Biaya Kualitas Rp Persentase Biaya Kegagalan Eksternal Terhadap Jumlah Biaya Kualitas 94 internal sebesar Rp152.619.621 atau 9, dan biaya kegagalan eksternal sebesar Rp49.534.494 atau 3 dari total keseluruhan biaya kualitas tahun 2010. Persentase dari elemen biaya kualitas mengalami kenaikan dan penurunan yang beragam. Pada tahun 2011 persentase biaya pencegahan mengalami penurunan sebesar 2, namun pada biaya penilaian mengalami kenaikan sebesar 6, dan biaya kegagalan internal mengalami penurunan sebesar 3 sama halnya dengan biaya kegagalan eksternal mengalami penurunan sebesar 1. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pada biaya penilaian yang mempengaruhi total biaya kualitas. Peningkatan tersebut terjadi pada biaya gaji pengawas dan upah lainnya yang melakukan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan melalui proses produksi perussahaan. Hal tersebut diikuti dengan penurunan pada biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal, penurunan terjadi pada biaya sisa bahan dan biaya retur penjualan. Berdasarkan tabel 5.15, tabel 5.16, tabel 5.17, dan tabel 5.18, secara keseluruhan persentase biaya pengendalian lebih besar daripada persentase biaya kegagalan. Untuk ketegori biaya pengendalian mempunyai persentase 40 - 50, sedangkan untuk kategori biaya kegagalan hanya sebesar 1-10. Dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa komposisi biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile dapat dikatakan baik, karena 95 perusahaan telah terbukti mengeluarkan biaya pengendalian untuk mencegah adanya produk rusak, dan telah terbukti persentase biaya kegagalan semakin menurun di setiap tahunnya. c. Grafik Elemen Biaya Kualitas Grafik 5.1 Grafik Persentase Elemen Biaya Kualitas terhadap Total Biaya Kualitas Sumber: Data diolah Grafik 5.1 menggambarkan persentase masing-masing elemen biaya kualitas, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal yang mengalami kenaikan dan penurunan dalam setiap periodenya. Kenaikan dan penurunan yang terjadi pada setiap tahunnya menggambarkan garis-garis yang membentuk sebuah grafik dari keempat elemen biaya kualitas.

0.00 0.10

0.20 0.30

0.40 0.50

0.60 0.70

0.80 0.90

1.00 2010 2011 2012 2013 2014 P e rs e n ta se Tahun Grafik Persentase Elemen Biaya Kualitas terhadap Total Biaya Kualitas Persentase Biaya Pencegahan Persentase Biaya Penilaian Persentase Biaya Kegagalan Internal Persentase Biaya Kegagalan Eksternal 96 d. Perbandingan Grafik Biaya Kualitas dengan Pandangan Kualitas Dapat Diterima AQL Telah dituliskan dalam bab 2 pada gambar 2.1 tentang konsep pandangan tentang biaya kualitas pandangan kualitas yang dapat diterima atau AQL, dimana dalam konsep tersebut terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Dan pada akhirnya akan dicapai suatu titik optimal yang mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Dari konsep AQL tersebut dapat dibandingkan dengan grafik elemen biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile sebagai berikut: Gambar 2.1 Grafik Biaya Kualitas Acceptable Quality Level AQL Sumber: HansenMowen, 2009 97 Grafik 5.1 Grafik Persentase Elemen Biaya Kualitas terhadap Total Biaya Kualitas Sumber: Data diolah Persamaan yang terdapat dalam grafik 5.1 elemen biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile dan gambar 2.1 mengenai konsep pandangan AQL adalah adanya perbandingan terbalik antara biaya pencegahan dan biaya penilaian dengan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Saat biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal mengalami penurunan pada setiap periodenya. Walaupun peningkatan dan penurunan yang terjadi pada grafik diatas tidak selalu terjadi stabil untuk setiap periodenya, namun grafik elemen biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile dapat dikatakan memiliki kesamaan dengan grafik konsep pandangan kualitas yang dapat diterima AQL.

0.00 0.10

0.20 0.30

0.40 0.50

0.60 0.70

0.80 0.90

1.00 2010 2011 2012 2013 2014 P e rs e n ta se Tahun Grafik Persentase Elemen Biaya Kualitas terhadap Total Biaya Kualitas Persentase Biaya Pencegahan Persentase Biaya Penilaian Persentase Biaya Kegagalan Internal Persentase Biaya Kegagalan Eksternal 98 Kemudian dalam konsep pandangan yang dapat diterima AQL dijelaskan terdapat suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya mencegah unit yang tidak sesuai akan menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Berdasarkan konsep tersebut, grafik 5.1 elemen biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile dapat dikatakan telah menggambarkan titik tersebut karena biaya yang dikeluarkan untuk mencegah unit yang tidak sesuai biaya pencegahan dan biaya penilaian lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Walaupun grafik 5.1 belum menghasilkan titik seperti pada konsep AQL, namun menurut teori grafik 5.1 dapat dikatakan memiliki persamaan dengan konsep AQL. Hal tersebut dikarenakan dalam realisasinya terdapat perbedaan skala periode, yaitu grafik konsep AQL membutuhkan skala periode jangka panjang, sedangkan grafik perusahaan hanya berskala jangka pendek. Secara teori yang dijelaskan dalam konsep AQL, dapat disimpulkan saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile berada pada tahap perkembangan, yaitu sedang meningkatkan usahanya untuk mencegah dan mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai, sehingga pada akhirnya perusahaan dapat mencapai titik perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan yang disebut tingkat kualitas yang dapat diterima AQL. Namun perusahaan ini terbukti mampu menggunakan biaya 99 kualitas sebagai komponen pengendalian kualitas atas produk yang dihasilkan. Walaupun perusahaan ini masih dalam tahap perkembangan, namun mampu menghasilkan produk tekstil yang berkualitas dan terbukti biaya kegagalan internal maupun eksternal dapat ditekan menurun untuk setiap tahunnya. e. Mempersentasekan Biaya Kualitas dari Penjualan Bersih Tabel 5.19 Persentase Biaya Kualitas dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah Tabel 5.20 Persentase Biaya Pencegahan dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah Tabel 5.21 Persentase Biaya Penilaian dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah 2010 1.689.439.498 84.042.809.222 2,01 2011 2.163.857.525 133.421.939.856 1,62 2012 2.548.145.610 198.552.286.756 1,28 2013 2.694.816.818 284.937.607.702 0,95 2014 2.995.922.801 381.900.839.870 0,78 Tahun Total Biaya Kualitas Rp Total Penjualan Bersih Rp Biaya Kualitas sebagai Persentase dari Penjualan 2010 887.334.680 84.042.809.222 1,06 2011 1.095.519.193 133.421.939.856 0,82 2012 1.285.802.355 198.552.286.756 0,65 2013 1.431.293.487 284.937.607.702 0,50 2014 1.555.409.361 381.900.839.870 0,41 Tahun Biaya Pencegahan Rp Total Penjualan Bersih Rp Biaya Kualitas sebagai Persentase dari Penjualan 2010 599.950.703 84.042.809.222 0,71 2011 889.437.867 133.421.939.856 0,67 2012 1.092.132.597 198.552.286.756 0,55 2013 1.117.828.978 284.937.607.702 0,39 2014 1.337.202.793 381.900.839.870 0,35 Tahun Biaya Penilaian Rp Total Penjualan Bersih Rp Biaya Kualitas sebagai Persentase dari Penjualan 100 Tabel 5.22 Persentase Biaya Kegagalan Internal dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah Tabel 5.23 Persentase Biaya Kegagalan Eksternal dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah Grafik 5.2 Persentase Biaya Kualitas dari Penjualan Bersih Sumber: Data diolah Kegiatan pengendalian kualitas suatu perusahaan dapat dikatakan telah sesuai dengan prinsip yang berlaku umum jika 2010 152.619.621 84.042.809.222 0,18 2011 139.794.972 133.421.939.856 0,10 2012 138.603.364 198.552.286.756 0,07 2013 124.225.822 284.937.607.702 0,04 2014 84.500.174 381.900.839.870 0,02 Tahun Biaya Kegagalan Internal Rp Total Penjualan Bersih Rp Biaya Kualitas sebagai Persentase dari Penjualan 2010 49.534.494 84.042.809.222 0,06 2011 39.105.493 133.421.939.856 0,03 2012 31.607.294 198.552.286.756 0,02 2013 21.468.531 284.937.607.702 0,01 2014 18.810.473 381.900.839.870 0,01 Tahun Biaya Kegagalan Eksternal Rp Total Penjualan Bersih Rp Biaya Kualitas sebagai Persentase dari Penjualan 1 2 3 4 5 2010 2011 2012 2013 2014 P e rs e n ta se Tahun 101 persentase biaya kualitas tehadap penjualan bersih kurang dari 2,5. Persentase pada tabel 5.19 diatas dapat dikatakan telah sesuai pada prinsip yang berlaku umum karena persentase biaya kualitas terhadap penjualan bersih kurang dari 2,5. Dapat dilihat juga pada grafik 5.2 diatas bahwa grafik tersebut menggambarkan persentase biaya kualitas semakin menurun dari tahun 2010 sampai tahun 2014, sehingga membuktikan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan semakin baik. PT Iskandar Indah Printing Textile telah melakukan kegiatan pengendalian kualitas dengan menggunakan komponen- komponen biaya kualitas mulai dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dengan begitu perusahaan dapat memprediksi jumlah biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan kegiatan pengendalian kualitas yang akan dilakukan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif. Persentase biaya kualitas terhadap penjualan bersih secara keseluruhan mengalami penurunan pada setiap periodenya. Penurunan yang terjadi dapat dikatakan cukup signifikan. Dapat dilihat pada tabel 5.19, pada tahun 2010 persentase biaya kualitas adalah sebesar 2,01 dari total penjualan bersih. Tahun 2011 persentase biaya kualitas menurun menjadi sebesar 1,62 dari total penjualan bersih. Tahun 2012 persentase biaya kualitas 102 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 1,28 dari total penjualan. Sama halnya untuk tahun berikutnya pada tahun 2013 persentase biaya kualitas sebesar 0,95, dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,78 dari total penjualan. Dari hasil persentase di atas PT Iskandar Indah Printing Textile dapat dikatakan telah menggunakan biaya kualitas sesuai dengan prinsip yang berlaku umum, terbukti dengan angka persentase yang semakin menurun pada setiap periodenya. Pada setiap periode perusahaan mengeluarkan biaya perawatan mesin yang cukup tinggi untuk menjaga mesin produksi agar selalu dalam keadaan baik. Perusahaan menyadari mesin tenun pada perusahaan tekstil merupakan suatu hal yang sangat utama dan berperan penting dalam menghasilkan kain yang berkualitas. Dengan menggunakan komponen biaya kualitas dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan suatu perusahaan untuk tetap dapat bersaing di pasarnya dengan produk unggulan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan angka penjualan di setiap tahun. Pada pembahasan ini persentase biaya kualitas terhadap penjualan bersih dibagi menjadi empat, yaitu persentase berdasarkan biaya pencegahan tabel 5.20, biaya penilaian tabel 5.21, biaya kegagalan internal tabel 5.22, dan biaya kegagalan eksternal tabel 5.23. Persentase biaya pencegahan dan biaya penilaian lebih besar daripada biaya kegagalan internal dan biaya 103 kegagalan eksternal terhadap penjualan bersih. Hal ini dikarenakan perusahaan mengeluarkan biaya pencegahan dan biaya penilaian lebih besar daripada biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dalam hal ini perusahaan lebih mengutamakan pada kegiatan pencegahan dan penilaian produk yang memiliki kualitas buruk. Perusahaan lebih memilih mencegah agar produk yang berkualitas buruk tidak sampai ke tangan konsumen. 4. Permasalahan yang ketiga akan dijawab dengan menghitung persamaan regresi linear menggunakan SPSS untuk mengetahui pengaruh antara biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan, sebagai berikut: Tabel 5.24 Tabel Total Biaya Kualitas X dan Laba Operasional Y dalam rupiah 2010 Januari 117.165.732 128.162.886 Februari 132.606.057 183.118.832 Maret 133.536.710 114.751.580 April 137.400.775 108.306.929 Mei 145.138.150 185.258.935 Juni 139.319.729 85.417.008 Juli 142.418.572 191.755.345 Agustus 142.454.906 247.834.187 September 143.493.136 96.877.284 Oktober 152.821.170 372.923.011 Nopember 153.016.454 205.865.895 Desember 150.068.107 288.639.687 Tahun Bulan Total Biaya Kualitas X Total Laba Operasi Y 104 Lanjutan Tabel 5.24 Tabel Total Biaya Kualitas X dan Laba Operasional Y dalam rupiah 2011 Januari 160.222.810 139.745.127 Februari 165.032.876 231.932.709 Maret 178.220.248 156.478.956 April 176.311.543 216.697.182 Mei 166.817.424 260.896.788 Juni 179.499.350 223.461.848 Juli 183.069.046 155.348.456 Agustus 185.967.353 406.005.295 September 188.086.155 535.129.227 Oktober 187.293.347 294.506.244 Nopember 196.466.537 672.783.975 Desember 196.870.836 446.535.120 2012 Januari 205.560.884 333.652.388 Februari 206.383.852 342.530.451 Maret 213.503.127 477.517.686 April 210.073.393 549.975.822 Mei 198.366.560 353.363.622 Juni 213.049.700 395.226.333 Juli 219.023.656 371.360.702 Agustus 209.969.418 673.520.085 September 220.364.745 887.397.171 Oktober 216.800.944 784.153.391 Nopember 206.782.931 974.557.135 Desember 228.266.400 626.208.756 Tahun Bulan Total Biaya Kualitas X Total Laba Operasi Y 105 Lanjutan Tabel 5.24 Tabel Total Biaya Kualitas X dan Laba Operasional Y dalam rupiah Sumber: Data Diolah Data yang terdapat pada tabel 5.24 akan digunakan sebagai dasar penghitungan persamaan regresi dan pengujian hipotesis untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu mengetahui pengaruh antara biaya kualitas terhadap laba operasi perusahaan. 2013 Januari 228.206.508 481.128.082 Februari 226.888.128 748.039.363 Maret 226.042.046 501.588.440 April 218.980.965 604.971.557 Mei 217.823.960 846.338.287 Juni 228.431.850 907.362.794 Juli 219.185.954 774.717.060 Agustus 221.737.017 688.723.445 September 222.358.504 554.394.991 Oktober 222.672.910 1.248.274.869 Nopember 224.532.974 1.233.408.794 Desember 237.956.002 547.457.000 2014 Januari 232.529.783 718.838.449 Februari 241.727.732 1.447.709.799 Maret 246.983.200 1.437.178.506 April 248.986.699 1.693.337.797 Mei 252.768.377 708.856.539 Juni 249.142.440 1.023.455.459 Juli 251.700.836 2.050.951.355 Agustus 252.883.480 1.646.073.082 September 253.704.901 962.950.694 Oktober 253.389.442 1.383.619.976 Nopember 257.441.189 747.365.258 Desember 254.664.722 1.154.337.885 Tahun Bulan Total Biaya Kualitas X Total Laba Operasi Y 106 a. Melakukan Pengujian Normalitas Data Tabel 5.25 Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Mean 1E-7 Std. Deviation 282478792,40122830 Most Extreme Differences Absolute ,098 Positive ,098 Negative -,077 Kolmogorov-Smirnov Z ,762 Asymp. Sig. 2-tailed ,607 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, diperoleh nilai signifikansi 0,607 untuk data residual. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, artinya residual data telah berdistribusi normal. b. Menentukan Tingkat Keyakinan Penelitian ini menggunakan koefisien keyakinan 95. Level of significance 5, yang berarti apabila penulis menerima hipotesis tersebut maka kemungkinan penulis melakukan kesalahan adalah sebesar 5 0,05. c. Menghitung Nilai Statistik Tabel 5.26 Tabel Statistik Deskriptif Sumber: Data diolah Descriptive Statistics 60 117165732.00 257441189.00 201536370.8667 38930035.53 60 85417007.84 2050951355. 00 613816258.8466 454523042.2 60 Total Biay a Kualitas Total Laba Operasi Valid N listwise N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation 107 Tabel 5.25 digunakan untuk menggambarkan data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengujian statistik. Nilai Koefisien Determinasi: Tabel 5.27 Tabel Koefisien Determinasi Sumber: Data diolah Dari tabel 5.26, nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0,614 yang menunjukkan bahwa sebesar 61,4 total biaya kualitas dapat dijelaskan oleh total laba operasi sisanya 100 – 61,4 = 38,6 dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Tabel 5.28 Tabel Uji t Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 5.28, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -1229598240.987 + 9,147 X Model Summary .783 a .614 .607 284.90355 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: Constant, Tot al Biay a Kualitas a. Coeffi ci ents a -1E+009 2E+008 -6.289 .000 9.147 .953 .783 9.600 .000 Constant Total Biay a Kualitas Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig. Dependent Variable: Total Laba Operasi a. 108 Rumusan hipotesis nol H dan hipotesis alternatif H a mengenai total biaya kualitas terhadap total laba operasional adalah sebagai berikut: Ho: β ≤ 0 = Biaya kualitas tidak berpengaruh positif terhadap laba operasional perusahaan. Ha: β 0 = Biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba operasional perusahaan. Uji signifikansi koefisien ini menemukan hasil nilai sig 0,05, maka H ditolak dan sebaliknya H a diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa total biaya kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap total laba operasional, yaitu bila total biaya kualitas meningkat maka total laba operasi akan naik dan sebaliknya bila total biaya kualitas turun maka total laba operasi akan turun. Dari hasil uji signifikan koefisien di atas, dapat disimpulkan posisi perusahaan saat ini telah sesuai dengan konsep AQL, yaitu saat ini perusahaan dalam tahap perkembangan. Jadi perusahaan harus terus menerus melakukan kegiatan perbaikan kualitas dengan mengoptimalkan penggunaan biaya kualitas dalam proses bisnisnya. 109

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berdasarkan permasalahan yang diangkat oleh peneliti didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Permasalahan Pertama Komponen biaya kualitas yang terdapat di PT Iskandar Indah Printing Textile adalah: komponen biaya pencegahan, meliputi biaya perawatan mesin TOYODA, biaya perawatan mesin PICANOL, biaya perawatan mesin RRT 52 dan RRT 56, dan biaya pelatihan karyawan. Komponen biaya penilaian, meliputi biaya pengawasan proses produksi dan biaya pemeriksaan dan pengujian produk. Komponen biaya kegagalan internal, meliputi biaya sisa bahan dan biaya pengerjaan kembali. Komponen biaya kegagalan eksternal yaitu biaya retur penjualan. Perlakuan biaya kualitas yang dilakukan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan ini telah menggunakan biaya kualitas dalam kegiatan pengendalian kualitas atas produk yang dihasilkan, namun tidak terdapat nama khusus untuk biaya kualitas yang digunakan oleh perusahaan. Dalam pencatatan akuntansinya, perusahaan ini belum menetapkan dan membuat laporan biaya kualitas secara terpisah dari catatan akuntansi lain yang telah dibuat oleh perusahaan. Perusahaan hanya sebatas melakukan pengakuan atas penggunaan biaya kualitas yang telah digunakan dalam kegiatan 110 pengendalian kualitas produknya. Biaya kualitas yang digunakan oleh perusahaan ini masih tergabung menjadi satu dengan biaya produksi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, sebenarnya PT Iskandar Indah Printing Textile telah melakukan kegiatan pengendalian kualitas sejak awal memulai bisnisnya, namun pengendalian kualitas yang dilakukan belum secara spesifik seperti sekarang. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan tekstil yang masih menggunakan sistem manajemen kekeluargaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Walaupun masih menganut sistem manajemen kekeluargaan, sekarang perusahaan ini sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam kegiatan bisnisnya, terbukti dari waktu ke waktu perusahaan ini mampu bersaing dalam pasar tekstil khususnya di Indonesia. Perusahaan berusaha untuk mengembangkan penggunaan biaya kualitas dalam kegiatan pengendalian kualitas atas produk yang dihasilkan untuk menunjang kemajuan perusahaan di pasar tekstil. 2. Permasalahan Kedua Dari hasil perhitungan tabel TQC Total Quality Cost pada tabel 5.14, biaya kualitas mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan pada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan elemen pembentuk biaya kualitas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian mengalami peningkatan. 111 Pada biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal justru mengalami penurunan pada setiap tahun, namun tidak berpengaruh banyak terhadap total biaya kualitas karena jumlah biaya kegagalan relatif kecil. Pada tabel 5.15, tabel 5.16, tabel 5.17, dan tabel 5.18, kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan, PT Iskandar Indah Printing Textile lebih mengutamakan pada kegiatan pengendalian daripada kegiatan kegagalan. Perusahaan telah memutuskan lebih mengutamakan kegiatan pengendalian karena perusahaan berpendapat lebih baik mencegah daripada harus menanggung resiko atas buruknya kualitas produk yang dihasilkan melalui proses produksi. Hal ini dilakukan karena perusahaan sangat menghindari terjadinya produk cacat pada kain yang dihasilkan saat proses produksi. Pada grafik 5.1 yang menggambarkan persentase biaya kualitas PT Iskandar Indah Printing Textile, memiliki persamaan dengan konsep biaya kualitas yang dapat diterima AQL. Persamaannya terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, yaitu saat biaya pengendalian mengalami peningkatan, biaya kegagalan mengalami penurunan pada setiap periode. Selain itu, pada grafik 5.1 juga terdapat titik optimal yang menunjukkan perusahaan sedang melakukan usaha untuk mencegah dan mendeteksi produk rusak sehingga biaya pengendalian lebih besar daripada biaya kegagalan. Namun dalam realisasinya terdapat perbedaan skala 112 periode, yaitu grafik konsep AQL membutuhkan skala periode jangka panjang, sedangkan grafik perusahaan hanya berskala jangka pendek. Dari hasil perhitungan pada tabel 5.19, persentase total biaya kualitas terhadap total penjualan bersih perusahaan dapat dikatakan telah sesuai dengan prinsip yang berlaku umum karena persentase yang dihasilkan kurang dari 2,5. PT Iskandar Indah Printing Textile telah terbukti mampu meningkatkan kualitas produk dengan baik. Walaupun perusahaan menggunakan sistem job order dalam kegiatan bisnisnya, perusahaan mampu meningkatkan nilai penjualan untuk setiap periodenya. Hal ini dikarenakan produk kain yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, sehingga produk dapat diterima dan mampu bersaing di pasarnya yang berdampak pada kenaikan nilai penjualan pada setiap periode. 3. Permasalahan Ketiga Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa total biaya kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap total laba operasional. Bila total biaya kualitas meningkat, maka total laba operasional akan naik dan sebaliknya bila total biaya kualitas turun, maka total laba operasional akan turun. Hal ini dikarenakan terdapat pengaruh yang tidak langsung antara biaya kualitas dan laba operasional perusahaan. Yang dimaksud dengan pengaruh yang tidak langsung tersebut adalah dengan adanya biaya 113 kualitas, khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian, perusahaan telah melakukan perbaikan kualitas atas produk yang dihasilkan, dengan meningkatnya kualitas produk perusahaan, maka nilai penjualan perusahaan akan mengalami peningkatan. Meningkatnya nilai penjualan perusahaan akan diikuti dengan peningkatan laba yang dihasilkan, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang tidak langsung antara biaya kualitas dengan laba operasional perusahaan. 114

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Iskandar Indah Printing Textile, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut menurut permasalahan yang diangkat oleh penulis, yaitu: 1. Perusahaan memperlakukan biaya kualitas sebagai biaya produksi. Dalam pencatatan akuntansi perusahaan biaya kualitas hanya sebatas diakui dan diklasifikasikan ke dalam biaya overhead pabrik. 2. Komposisi biaya kualitas yang digunakan perusahaan terdapat 4 elemen, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Pelaporan biaya kualitas yang digunakan perusahaan mengalami peningkatan pada setiap tahun. Sedangkan persentase biaya kualitas terhadap penjualan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Persentase biaya pencegahan lebih besar daripada biaya kegagalan karena perusahaan mengutamakan kegiatan untuk mencegah terjadinya produk cacat. 3. Biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba operasional perusahaan.