Perlunya Pengawasan Kualitas Produk atau Jasa

24 g Dasar kompensasi dan pembagian bonus. h Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. i Dasar pembagian deviden.

3. Jenis

– Jenis Laba Menurut Soemarso 2002: 226-227, jenis-jenis laba berdasarkan perhitungan laba terdiri dari: a Laba Bruto Laba Bruto yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha. b Laba Usaha Laba Operasi Laba usaha yaitu selisih antara laba bruto dan beban usaha income from operation atau laba operasi operating income. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. c Laba Bersih Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih net profit. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih net loss. 25

F. Biaya Kualitas dan Laba

Konsumen pada umumnya tertarik pada produk atau jasa yang perusahaan tawarkan karena manfaat yang dapat diperoleh apabila konsumen membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen dengan menghasilkan produk atau jasa yang unik dan berkualitas sehingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam upaya menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas, perusahaan dituntut untuk melakukan program perbaikan kualitas secara terus menerus. Dalam usahanya melakukan program perbaikan kualitas, perusahaan menggunakan biaya kualitas. Dengan dihasilkannya produk dan jasa yang berkualitas maka nilai penjualan perusahaan akan meningkat. Penelitian ini menggunakan konsep pandangan kualitas yang dapat diterima atau AQL, dimana suatu perusahaan yang melakukan program pengendalian kualitas dilakukan dengan cara meningkatkan biaya pengendalian yang terdapat dalam perusahaan, untuk menekan biaya kegagalan agar menurun. Turunnya biaya kegagalan yang terdapat dalam perusahaan berarti program pengendalian yang dilakukan perusahaan berhasil. Dikatakan berhasil karena dengan menurunnya biaya kegagalan maka jumlah produk rusak cacat yang dihasilkan perusahaan juga menurun. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan biaya 26 tambahan dalam upaya perbaikan kualitas menimbulkan biaya yang lebih besar dari pada penurunan biaya kegagalan. Titik tersebut merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal dengan biaya kualitas yang dapat diterima. Dalam konsep AQL ini, perusahaan harus mencapai titik optimal yang diharapkan agar program pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan baik. Perusahaan yang mampu menghasilkan kualitas produk yang baik, maka nilai penjualan perusahaan akan meningkat. Peningkatan nilai penjualan ini akan berdampak pada peningkatan laba perusahaan.

G. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang perlakuan biaya kualitas dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Bayu 2003 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Perusahaan Manufaktur studi kasus di Perusahaan Textile Kusumatex Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi biaya kualitas, hubungan biaya kualitas dengan laba operasional, dan pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, metode koefisien korelasi, dan metode regresi linear.