21
b. Sifat-sifat dari jasa, yang mencakup antara lain: intelektualitas dan
keindahan perusahaan atau organisasi, dapat memperbaiki kualitas jasa dan emosi manusia.
c. Jasa dapat dipasarkan, yang mencakup antara lain: kenyamanan
dan daya tarik jasa yang ditawarkan perusahaan. d.
Kinerja jasa, yang mencakup antara lain: jasa yang ditawarkan perusahaan dapat diandalkan dan efektif.
Pengawasan atau pemeriksaan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan penting dan perlu karena memberikan hasil pada
peningkatan pendapatan perusahaan.
5. Ukuran Standar Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen 2009: 270-271, standar kualitas suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan dua ukuran, yaitu:
a. Standar fisik
Untuk lini manajer dan personel operasi, pengukuran fisik terhadap kualitas seperti jumlah unit cacat, persentase kegagalan eksternal,
kesalahan penagihan, kesalahan control dan ukuran-ukuran fisik lainnya mungkin dapat lebih berarti untuk pengukuran fisik,
standar kualitasnya adalah cacat nihil atau kesalahan. Tujuannya adalah agar setiap orang melakukan pekerjaannya dengan benar
sejak pertama.
22
b. Standar interim
Bagi sebagian perusahaan, standar cacat-nihil zero defect merupakan tujuan jangka panjang, karena memperbaiki kualitas
sampai tingkat cacat-nihil dapat memakan waktu, maka standar perbaikan tahunan harus dikembangkan. Standar kualitas interim
ini mengekspresikan tujuan-tujuan kualitas untuk tahun tersebut.
D. Hubungan Antar Jenis Biaya Kualitas
Menurut Bambang 2002: 390-391, secara gasis besar, biaya pencegahan dan penilaian bersifat “sukarela” sementara biaya kegagalan
internal dan eks ternal bersifat “tidak sukarela” karena perusahaan bisa
dipaksa untuk membayar biaya ini. Biaya pencegahan dan penilaian disebut cost of conformance biaya kesesuaian, yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk memastikan produk atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen. Sementara itu, biaya kegagalan internal dan eksternal disebut
cost of nonconformance biaya ketidaksesuaian. Biaya kualitas sama dengan jumlah cost of conformance dan cost
of nonconformance. Untuk menurunkan biaya kegagalan internal dan eksternal yang merupakan cost of nonconformance adalah dengan cara
meningkatkan cost of corformance. Jika perusahaan mampu menekan biaya pengendalian maka biaya kegagalan akan menurun, dan pada
akhirnya total biaya kualitas akan lebih rendah yang berdampak meningkatnya laba perusahaan.
23
E. Laba
1. Pengertian Laba
Menurut Suwarjono 2005: 453, laba adalah kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Kenaikan aset
dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham dalam
bentuk bunga, pajak dan deviden tanpa mempengaruhi kebutuhan ekuitas pemegang saham semula. Ini berarti laba merupakan kelebihan
pendapatan diatas biaya biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang jasa.
2. Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Suwarjono 2005: 456, laba akuntansi dengan berbagai interprestasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai:
a Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi rate of return in invested capital.
b Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik. f
Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.