c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan. d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
3. Manfaat Sosiodrama
Manfaat sosiodrama Pratiwi, 2009 adalah sebagai berikut: a. Individu dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
b. Dapat mempertinggi perhatian individu melalui adegan-adegan, hal
mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
c. Individu tidak saja mengerti persoalan sosial psikologi, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila
berhubungan dengan sesama manusia. 4.
Langkah-langkah Penggunaan Sosiodrama
Menurut Romlah 2001 pelaksanaan sosiodrama secara umum mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan, fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang disosiodramakan, dan tujuan permainan. Kemudian diadakan tanya
jawab untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan
dimainkan. b. Membuat skenario sosiodrama.
c. Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan kebutuhan skenarionya, dan memilih individu yang akan
memegang peran tertentu. Pemilihan pemegang peran dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan secara suka rela. Setelah fasilitator mengemukakan ciri- ciri atau rambu-rambu, masing-masing peran, usulan dari anggota
kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-duanya.
d. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut
menjadi pemain. Tugas kelompok pemain adalah untuk mengobservasi pelaksanaan permainana. Hasil observasi kelompok
penonton merupakan bahas diskusi setelah permainan selesai.
e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi kesempatan untuk berdiskusi beberapa menit untuk
menyiapkan diri bagaimana sosiodrama akan dimainkan. Setelah siap, dimulailah permainan. Masing-masing pemain memerankan
perannyaberdasarkan imajinasinya
tentang peran
yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan konflik-
konflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan memperagakan sikap-siksp tertentu sesuai dengan peranan yang
dimainkannya. Dalam permainan ini diharapkan terjadi identifikasi yang sebesar-besarnya antara permainan maupun penonton dengan
peran-peran yang dimainkannya.
f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan permainan berdasrkan hasil observasi dan
tanggapan-tanggapan penonton.
Diskusi diarahkan
untuk membicarakan tanggapan mengenai bagaimana para pemain
membawakan perannya sesuai dengan cirri-ciri masing-masing peran, cara pemecahan masalah, dan kesan-kesan pemain dalam
memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui rekaman video yang diambil pada waktu permainan berlangsung
dan kemudian diputar kembali.
g. Ulangan permainan. Dari hasil diskus dapat ditentukan apakah perlu diadakan ulangan permainan atau tidak. Ulangan permainan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:
1 Bertukar peran role reversal. Bertukar peran terjadi bila seorang pemain diminta untuk memainakan peran yang
sebelumnya diperankan oleh orang lain.
2 Peran ganda doubling. Peran ganda terjadi apabila ada orang ketiga yang ikut bermain dalam permainan peranan
dengan mengisi suara salah satu seorang pemain.
3 Teknik cermin the mirror technique. Anggota kelompok yang lain diminta menirukan peran yang dibawakan oleh
salah seorang pemain seperti pada waktu pemain itu
memerankannya.
4 Teknik kursi kosong the empty chair technique. Tenik ini digunakan bila anggota kelompok mengalami
kesulitan untuk berinteraksi secara langsung dengan
anggota kelompok yang lain.
5 Bermain peranan sendiri monodrama. Sering terjadi seseorang dapat meningkatkan penghayatannya terhadap
peran yang dimainkannya dengan bermain peran sendiri denganberpindah-pindah tempat duduk pemeran yang lain
dan melakukan monolog. 5.
Kaitan antara Sosiodrama dengan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
Menurut Winkel, W. S 2012:571 sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam
pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Teknik sosiodrama dipandang tepat
membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi interpersonal sesuai dengan salah satu tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek pribadi sosial yaitu memiliki kemampuan interaksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan atau
silaturahmi dengan sesama manusia Depdiknas, 2008: 198. Teknik sosiodrama dipilih secara spesifik dalam meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa karena pada teknik sosiodrama siswa dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai
pengalaman, pengetahuan, gagasan, ide-ide yang diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan komunikasi interpersonal. Siswa
juga mempunyai kesempatan untuk menggali potensi belajar yang dimiliki melalui sebuah pemeran tokoh tertentu, selanjutnya siswa
dapat melatih dan memiliki kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian melalui interaksi antar anggota
kelompok yang akan menimbulkan rasa saling percaya untuk mengungkapkan masalah.
Teknik sosiodrama
dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa dalam
membuat rencana dan keputusan yang tepat.Pada teknik sosiodrama, siswa juga diharapkan memperoleh suatu dorongan atau kekuatan
untuk menjaga hubungan interaksi dengan sesama hubungan interpersonal, dimaksudkan agar siswa mampu belajar menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitar, lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat Natawijaya,
R. 1987: 33.Teknik sosiodrama dijadikan alat untuk mengatasi siswa yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang rendah, dikarenakan
teknik sosiodrama memiliki kelebihan yaitu dapat membantu siswa dalam memahami seluk-konflik-konflik sosial Romlah, T. 2001:
104.
D. Hakikat Remaja sebagai Pelajar SMP