Gambaran Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Grafik 4.3 Perkembangan pretest posttest keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Grafik 4.3 di atas menunjukan bahwa capaian rata-rata skor keterampilan komunikasi interpersonal jika ditinjau berdasarkan selisih mean dengan rumus O2-O1, maka capaian rata-rata skor siswa mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu 4,31 poin.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Siswa Kelas V II 2 Di Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 20162017 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Teknik Sosiodrama Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VII 2 SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 20162017 sebelum dan sesudah diberikan bimbingan klasikal dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan 108.52 112.83 106 107 108 109 110 111 112 113 114 PRETEST POSTTEST keterampilan komunikasi interpersonal adalah sebagian besar memiliki keterampilan komunikasi interpersonal tinggi dan sangat tinggi. Hal ini dikarenakan siswa telah memiliki kemampuan dalam mengenal, mengevaluasi, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan berbagai keputusan yang diambil dan menyiapkan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Hal-hal tersebut didasari juga dengan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan yang menuntut siswa dapat terampil dalam berkomunikasi interpersonal tanpa mengabaikan faktor-faktor. Penjelasan tersebut sejalan dengan pengertian Johnson Supratiknya 1995 mengungkapkan bahwa keterampilan dasar berkomunikasi adalah memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang produktif, hangat dan akrab dengan orang lain, memahami individu yang diajak bicara dan memahami cara mengirimkan pesan secara efektif. Keterampilan komunikasi interpersonal berarti perilaku mengirimkan informasi atau pesan oleh seseorang dan diterima oleh orang lain dan mendapatkan umpan balik secara langsung. Berdasarkan definisi tersebut siswa yang memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal pada kategori tinggi dan sangat tinggi berarti telah memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang baik. Lunandi 2003 berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya keterampilan komunikasi interpersonal adalah citra diri, citra pihak lain, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kondisi dan bahasa badan.Berdasarkan observasi peneliti terbentuknya keterampilan komunikasi interpersonal jika ditinjau berdasarkan lingkungan sosial muncul karena lingkungan mempengaruhi bagaimana cara mengungkapkan pesan kepada si penerima dalam berinteraksi, membina dan menjadikan seseorang merasa mendapat dukungan dalam berkomunikasi. Dukungan dari guru dan teman juga berperan besar.Dimana guru selalu memberikan contoh nyata dalam berkomunikasi melalui hal-hal kecil. Keterlibatan guru dalam membentuk keterampilan komunikasi interpersonal siswa menjadikan siswa lebih berempati, terbuka dan adanya sikap mendukung. Melalui proses itu, semakin hari siswa semakin menyadari pentingnya komunikasi dalam segala hal dan menjadi faktor pendorong untuk komunikasi remaja. Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dari masa anak menuju masa remaja. Ditinjau dari segi ciri-ciri masa remaja, peserta didik yang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang sangat tinggi dan tinggi dapat dimaknai bahwa peserta didiktersebut mampu menemukan identitas dirinya.Dalam hal ini sebagai peserta didik dengan baik. Erikson Yusuf,Syamsu: 2010:71 berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Masa mencari identitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian , berbicara dan berperilaku yang sama dengan kelompoknya. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja. Erikson memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, mampu menjawab siapa dirinya dan apa perannya. Remaja yang gagal rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah dan cenderung melakukan perilaku yang menyimpang. Peningkatan dari pretest ke posttest berdasarkan layanan bimbingan klasikal menggunakan teknik sosiodrama di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta disimpulkan mampu meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “ Penelitian Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal dilihat dari hasilnya diketahui hasil mean pre-test 99,883 dan mean post test 119,783 5”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian bimbingan dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Jika kegiatan ini dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan maka siswa dimungkinkan akan terus berkembang terutama terkait keterampilan komunikasi interpersonal. Maka model ini pantas menjadi inovasi pembelajaran yang lebih baik untuk dilakukan dalam layanan bimbingan klasikal

2. Signifikansi Peningkatan Hasil keterampilan Komunikasi