Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

Konstruk eksogen kualitas produk X 2 X 21 = λ λ λ λ 21 X 2 + εεεε 21 X 22 = λ λ λ λ 22 X 2 + εεεε 22 X 23 = λ λ λ λ 23 X 2 + εεεε 23 Konstruk eksogen kualitas pelayanan X 3 X 31 = λ λ λ λ 31 X 3 + εεεε 31 X 32 = λ λ λ λ 32 X 3 + εεεε 32 X 33 = λ λ λ λ 33 X 3 + εεεε 33 X 34 = λ λ λ λ 34 X 3 + εεεε 34 X 35 = λ λ λ λ 35 X 3 + εεεε 35 Konstruk endogen kepuasan konsumen X 4 X 41 = λ λ λ λ 41 X 4 + εεεε 41 X 42 = λ λ λ λ 42 X 4 + εεεε 42 X 43 = λ λ λ λ 43 X 4 + εεεε 43 Konstruk endogen loyalitas konsumen Y 1 Y 11 = λ λ λ λ 11 Y 1 + εεεε 11 Y 12 = λ λ λ λ 12 Y 1 + εεεε 12 Keterangan: λ = nilai faktor loading dari indikator ke konstruk laten ε = nilai error 4. Memilih matriks input dan teknik estimasi Penelitian ini akan menguji hubungan kausalitas, maka matriks kovarian diambil sebagai input untuk operasi SEM. Teknik estimasi yang akan digunakan adalah Maximum Likelihood Estimation ML karena ukuran sampel berkisar antara 100-200 responden. Estimasi akan dilakukan secara bertahap yaitu Ferdinand, 2002:165: a. Teknik Confirmatory Factor Analysis Teknik ini ditujukan untuk menguji unidimensionalitas dari konstruk eksogen dan konstruk endogen. b. Teknik Full Structural Equation Model Model ini digunakan untuk menguji model kausalitas yang telah dinyatakan sebelumnya dalam berbagai hubungan sebab-akibat. Melalui analisis ini akan terlihat ada tidaknya kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model yang diuji. 5. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik Ferdinand, 2002:50. Salah satu solusi adalah dengan memberikan lebih banyak constraint pada model yang dianalisis itu dan hal ini berarti mengeliminasi jumlah estimated coefficients.

K. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

1. Asumsi-asumsi SEM a. Ukuran sampel Menurut Ferdinand 2002:48 ukuran sampel tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Dalam penelitian ini terdapat 17 indikator, sehingga jumlah sampel yang bisa digunakan antara 85- 170 sampel. Tetapi dengan adanya jumlah sampel minimum yaitu 100, maka penulis mengambil 150 responden sebagai sampel. b. Normalitas Evaluasi normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio skewness value sebesar ± 1.96 pada tingkat signifikansi 5. Data dapat disimpulkan memiliki distribusi normal bila nilai critical ratio skewness value di bawah harga mutlak 1.96. c. Outliers Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat yaitu muncul karena kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat jauh berbeda dari observasi lainnya Ferdinand, 2002:52. Uji terhadap outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p 0.005 dan dievaluasi menggunakan χ 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang digunakan. Dalam penelitian ini terdapat 17 indikator, maka semua kasus yang memiliki mahalanobis distance yang lebih besar dari χ 2 17, 0.005 = 35.72 adalah outliers. Apabila terdapat data yang outliers, maka data tersebut dapat dikeluarkan dari permodelan. d. Multikolinearitas dan Singularitas Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ferdinand 2002:54 menjelaskan bahwa multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil sama dengan nol memberi indikasi multikolinearitas atau singularitas. Solusinya adalah dengan mengeluarkan variabel yang menyebabkan singularitas dan menciptakan composite variables untuk analisis selanjutnya. 2. Uji Kesesuaian Dalam analisis SEM digunakan beberapa fit index untuk mengukur “kebenaran” model yang diajukannya. Berikut ini beberapa indeks kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. a. χ2 - Chi-Square Statistic Menurut Ferdinand 2002:55 alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio Chi-square statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi -squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value lebih dari 0.05. b. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation Menurut Baumgartner Homburg dalam Ferdinand, 2002:56 RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA yang kurang dari atau sama dengan 0.08 merupakan indeks yang dapat diterima untuk menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom. c. GFI – Goodness of Fit Index GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit” Ferdinand, 2002:57. Nilai GFI yang dapat diterima adalah lebih dari atau sama dengan 0.90. d. AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index Menurut Ferdinand 2002:58 GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Dimana: + , -,.+ ,01,,+ -2 21,, - Nilai AGFI yang dapat diterima adalah lebih dari atau sama dengan 0.90. e. CMINDF CMINDF Digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. CMINDF adalah statistic chi-square , χ2 dibagi DFnya sehingga disebut χ2-relatif Ferdinand, 2002:58. Nilai CMINDF yang dapat diterima adalah kurang dari atau sama dengan 2. f. TLI – Tucker Lewis Index Menurut Baumgartner Homburg dalam Ferdinand, 2002:59 TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Indeks ini diperoleh dengan rumus: 34 5 5 5 Dimana: C = diskrepansi dari model yang dievaluasi d = degrees of freedomnya C b dan d b = diskrepansi dan degrees of freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding. Nilai TLI yang dapat diterima adalah lebih dari atau sama dengan 0.95. g. CFI – Comparative Fit Index Menurut Tanaka dalam Hullen dalam Ferdinand, 2002:60 keunggulan dari indeks ini adalah besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. 5 67 5 5 Dimana: C = diskrepansi dari model yang dievaluasi d = degrees of freedomnya

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN “WAROENG STEAK AND SHAKE” DI KEDATON BANDAR LAMPUNG

1 18 40

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Serabi Notosuman Di Surakarta.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Serabi Notosuman Di Surakarta.

0 2 14

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Menggunakan Produk Lbc (Klinik Kecantikan) Di Solo.

0 2 14

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen di Rumah Makan Waroeng Steak dan Shake, Bandung.

0 0 19

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap intensi keperilakuan konsumen : studi pada Waroeng Steak And Shake Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh nilai, harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan loyalits konsumen : studi kasus pada konsumen Waroeng Special Sambal (SS) Yogyakarta.

0 2 153

Hubungan kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, pelayanan, lingkungan fisik dengan tingkat loyalitas konsumen : studi kasus Restoran Boyong Kalegan, Pakembinangun Sleman, Yogyakarta.

0 0 219

Bagian I : Identitas Responden - TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN WAROENG STEAK & SHAKE SAMPANGAN SEMARANG - Unika Repository

0 0 23

Pengaruh lingkungan fisik, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen : studi kasus pada konsumen Waroeng Steak and Shake cabang Sleman, Yogyakarta - USD Repository

0 1 176