memilih alat-alat atau membuat model. 8 Kegiatan mental mental activities, yaitu mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.
Berdasar pendapat ahli di atas, peneliti mengambil 4 poin ringkasan yang dapat dijadikan sebagai indikator keaktifan belajar siswa, yaitu:
1 Fokus siswa terhadap materi pembelajaran: Indikator ini mencakup kegiatan visual, mendengarkan, dan emosional.
2 Kerjasama kelompok: Indikator ini mencakup kegiatan lisan, menulis, motorik, dan mental.
3 Kemampuan menyampaikan pendapat: mencakup kegiatan lisan, emosional, dan mental.
4 Menghargai pendapat teman: Indikator ini mencakup kegiatan emosional dan mental.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam Suprijono, 2009:2, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. Suprijono 2009:3 menjelaskan bahwa belajar dalam idealism
berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Reber dalam Suprijono, 2009:3 mendeskripsikan bahwa
belajar adalah “the process of acquiring knowledge
”, belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan
hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Imron 1996:3 menjelaskan belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Belajar menurut Hintzman dalam Syah, 1995:89 merupakan a
change in organism due to experience which can affect the organisms behavior. Yang artinya belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jika Hintzman dalam
penjelasannya mengenai belajar masih menggunakan kata perubahan dan tingkah laku, berbeda dengan Biggs. Biggs dalam Syah, 1995:90-91 mendefinisikan
belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif ditinjau dari sudut
jumlah, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional tinjauan kelembagaan, belajar
dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan
siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa
yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara kualitatif tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan
nanti dihadapi siswa. Berdasarkan uraian para ahli di atas mengenai belajar, maka belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan uraian di atas mengenai prestasi dan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh seseorang atau individu yang dapat diukur dan dinilai yang mana hasilnya berupa angka atau pernyataan. Angka atau pernyataan
itulah yang dapat dijadikan pengukur prestasi belajar siswa.
b. Prestasi Belajar