Penurunan Numeris TEORI PERSAMAAN DIFERENSIAL

tinggi = , [ − , ], = , , … , . Luas persegi panjang ke- pada Gambar. 2.1 b adalah ∆ = ∆ , sehingga luas daerah yang dihampiri oleh buah persegi panjang adalah Luas ≈ ∑ ∆ = . 3. Nilai eksak luas daerah dicapai bila ∞. Untuk partisi yang setiap selang bagiannya sama panjang, ∞ sama artinya dengan || || , sehingga Luas = lim ∞ ∑ ∆ = lim ||�|| ∑ ∆ = = . Definisi 2.2 Integral tentu dari fungsi pada selang tertutup [ , ], ditulis dengan lambang ∫ , didefinisikan sebagai ∫ = lim ||�|| ∑ ∆ = .

D. Penurunan Numeris

Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan diferensial adalah dengan menggunakan metode beda hingga. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di titik acuannya. Deret Taylor dapat memberikan nilai hampiran bagi suatu fungsi pada suatu titik, berdasarkan nilai fungsi dan derivatifnya, dipandang deret Taylor pada persamaan 2.1, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI + ≈ + ′ ℎ + ′′ ℎ + ′′′ ℎ + + ℎ + , 2.1 dengan adalah: = + � + ℎ + , ℎ = + − . Penurunan numeris pada metode beda hingga dapat diambil salah satu dari tiga pendekatan, yaitu 1. Beda maju Dipandang ′ = + − + − + + − 2.2 atau ′ = ∆ ℎ + ℎ , 2.3 dengan ∆ = + − . Persamaan 2.2 dan 2.3 menggunakan data ke- dan + untuk menghampiri turunan pertama dari . Persamaan ini disebut aproksimasi diferensiasi maju dari turunan pertama. ℎ turunan sebenarnya aproksimasi + Gambar 2.2 a. Grafik aproksimasi beda maju 2. Beda mundur Dipandang − = − ′ ℎ + ′′ ℎ − 2.4 Persamaan 2.4 merupakan deret Taylor yang diperluas mundur untuk menghitung nilai sebelumnya menggunakan nilai sekarang. Deret 2.4 dipotong setelah suku turunan pertama, maka diperoleh: ′ ≈ − − ℎ + ℎ = ℎ + ℎ , 2.5 dengan = − − . Persamaan 2.5 merupakan aproksimasi diferensiasi beda mundur dari turunan pertama. 3. Beda Pusat Akan dikurangkan persamaan 2.29 dari deret maju Taylor 2.26, maka: − − + = − − ′ ℎ + ′ ℎ + ′′ ℎ − ′′ ℎ − ′′′ ℎ − ℎ turunan sebenarnya aproksimasi − Gambar 2.2 b. Grafik aproksimasi beda mundur Setelah beberapa perhitungan dan operasi aljabar, maka diperoleh + = − + ′ ℎ + ′′′ ℎ + 2.6 ′ = + − − ℎ − ′′′ ℎ + 2.7 atau ′ = + − − ℎ − ℎ . 2.8 Persamaan 2.8 merupakan aproksimasi diferensiasi tengah pusat dari turunan pertama. Contoh 2.8 Gunakan aproksimasi beda maju, beda mundur dan beda pusat untuk menghampiri turunan pertama dari: = − . − . − . − . + . Pada titik = . dengan ukuran langkah ℎ = . . Turunan dari dapat dihitung secara langsung, yakni: ′ = − . − . − . − . , sehingga nilai eksak ′ . = − . . Untuk ℎ = . , maka: ℎ turunan sebenarnya aproksimasi + − Gambar 2.2 c. Grafik aproksimasi beda pusat − = − = . = . = . + = + = . Aproksimasi beda maju dari persamaan 2.27, yaitu: ′ . = . − . . = − . dengan error relatif sebesar � = − . . Aproksimasi beda mundur dari persamaan 2.30, yaitu: ′ . ≈ . − . . = − . dengan error relatif sebesar � = . . Aproksimasi beda pusat dari persamaan 2.33, yaitu: ′ . ≈ . − . = − dengan error relatif sebesar � = − . . Terlihat bahwa aproksimasi beda pusat memberikan hampiran bagi turunan pertama dengan error yang paling kecil, artinya aproksimasi beda pusat ini memberikan penyelesaian yang paling mendekati nilai eksaknya. Teori tentang penurunan numeris ini merujuk dari buku Setiawan 2006

E. Nilai Eigen dan Vektor Eigen