BAB II TELAAH TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Teori Concerted Cultivation
Secara implisit, concerted cultivation menganggap harapan pendidikan orang tua terhadap anak. Orang tua kelas menengah mungkin terlibat karena
mengharapkan anak-anak mereka untuk melakukan dengan baik di sekolah melalui sistem pendidikan. Harapan pendidikan orang tua yang demikian
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, meskipun secara implisit bagian dari pola asuh orang tua. Concerted cultivation mempersempit kesenjangan antara
lingkungan rumah dan sekolah serta membantu anak-anak memperoleh kompetensi dan keterampilan yang dihargai oleh lembaga pendidikan.
Cheadle 2005 mengatakan bahwa concerted cultivation adalah konsep menangkap serangkaian tujuan yang berorientasi pada praktik orang tua
dalam mempersiapkan anak-anak mereka untuk sukses dalam bidang akademis dan jangka panjang. Salah satu proses concerted cultivation adalah keterlibatan
secara terus menerus baik melalui penataan watu anak-anak dengan kegiatan formal, atau dengan penggunaan bahasa yang dirancang untuk memperoleh
respon dari anak-anak, atau berinteraksi dengan orang lain. Perilaku orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka berbeda dari
masing-masing keluarga. Keluarga kelas menengah atas dan kelas kurang mampu
16 miskin menciptakan gaya pengasuhan yang berbeda dalam
mebesarkan anak. Pendekatan membesarkan anak terdiri dari dua aspek, yaitu: 1 Concerted cultivation
Dalam pendekatan ini, keluarga khususnya orang tua kelas menengah ke atas aktif mendorong dan menilai bakat, opini dan keterampilan anak.
Keluarga mendaftarkan anak dalam beberapa kegiatan rekreasi terorganisir, melibatkan mereka dalam diskusi, penalaran, dan intervensi di lembaga
misalnya sekolah.
Penggunaan bahasa
lebih diutamakan
pada penalaranarahan dan negosiasi antara anak dengan orang tua. Dalam
pendekatan ini akan muncuk rasa hak dari pihak anak untuk mendapatkan kenyamanan, terpenuhinya kebutuhan dalam pendidikan.
2 Accomplishment natural growth Dalam pendekatan ini, gaya pengasuhan orang tua kurang mampu
memungkinkan anak-anak mereka tumbuh dengan cara yang lebih spontan dan memberikan sekolah tanggung jawab utama mengembangkan
keterampilan kognitif. Orang tua memfasilitasi pemenuhan pertumbuhan alami natural growth, namun anak-anak dan orang tua berinteraksi dengan
lembaga sentral di masyarakat seperti sekolah yang tegas mempromosikan strategi concerted cultivation dalam membesarkan anak. Sehingga orang tua
lebih bergantung pada lembaga, dan muncul rasa ketidakpercayaan, terdapat jarak serta kendala dalam pengalaman kelembagaan.
Roksa dan Potter 2011 mengatakan bahwa latar belakang sosial dan budaya, keadaan sosial ekonomi orang tua memiliki hubungan positif dengan
prestasi akademik siswa. Pola pengasuhan orang tua dalam concerted cultivation memiliki hubungan positif yang signifikan secara statistik terhadap prestasi
akademik untuk anak-anak dari kelas orang tua menengah yang stabil dan latar belakang kelas menengah. Teori concerted cultivation menunjukkan bahwa
prestasi atau hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, kondisi sosial ekonomi keluarga dan pola pengasuhan orang tua.
2.1.2 Teori Cognitive Constructivism