Teori Konvergensi Kajian Teoritis

kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. 2 Belajar harus menjadi utuh, otentik, dan nyata: belajar dimulai dengan memberikan pengalaman-pengalaman nyata seperti belajar langsung ke tempat-tempat tertentu yang memberikan wawasan misalnya langsung mengamati bank, pasar, dan yang mengarah pada perkembangan anak. Anak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh dorongan guru.

2.1.3 Teori Konvergensi

Teori konvergensi dipelopori oleh William Stern 1871-1983 seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk Latif:2009: 38. Konvergensi berasal dari kata convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil dan dapat pula bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ini baik dasar bakat dan keturunan maupun lingkungan, keduanya memegang peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka memungkinkan hal tersebut menjadi kenyataan. Menurut Munib 2011:93 inti dari teori konvergensi adalah bahwa bakat, pembawaan dan lingkungan atau pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dalam mengembangkan bakat tersebut. Individu akan menjadi apa nantinya bergantung pada bakat dan lingkungan. Lingkungan mempengaruhi perubahan perilaku berupa hasil belajar dan kemapuan beradaptasi. Setiap pribadi merupakan hasil konvergensi dari faktor-faktor yang dibawa sejak lahir faktor endogen maupun faktor lingkungan, termasuk pengalaman dan pendidikan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga saat dilahirkan. Faktor endogen meliputi faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor kejasmanian Faktor pembawaan yang berhubungan erat dengan keadaan jasmani seseorang yang pada umumnya tidak dapat diubah begitu saja, dan merupakan faktor dasar ciri fisik individu. b. Faktor pembawaan psikologis temperamen Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, ynag berhubungan dengan fungsi fisiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Temperamen bersifat konstan, sedangkan karakter atau watak bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan. c. Faktor bakat Bakat merupakan potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke suatu arah. Agar potensi tersebut teraktualisasi dibutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut. Disinilah perlunya dukungan lingkungan yang baik dalam perkembangan individu. Faktor eksogen adalah faktor ang datang dari luar individu, berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan, dan sebagainya. Perbedaan pendidikan dengan lingkungan terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Pendidikan bersifat aktif, dijalankan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab, dan secara sistematik mengarahkan pada pengembangan potensi-potensi yang ada pada individu sesuai dengan tujuan pendidikan. Sedangkan pada umumnya, lingkungan bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak memberiakn pengaruhnya secara paksa kepada individu. Lingkungan hanya menyediakan kemungkinan atau kesempatan kepada individu. Sikap individu terhadap lingkungan dibagi dalam tiga kategori, yaitu: 1 Individu menolak jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. 2 Individu menerima lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. 3 Individu bersikap netral. Lingkungan yang memiliki peranan dalam perkembangan individu terbagi dalam beberapa kategori yaitu 1 Lingkungan fisik berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim. 2 Lingkungan sosial berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. 2.2 Konsepsi Variabel Penelitian 2.2.1 Hasil Belajar Ekonomi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 7 188

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1

1 8 208

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, CARA BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN

0 6 158

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA METHODIST-1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

1 3 31

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA PASUNDAN 8 BANDUNG.

5 15 59

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Kota Bandung.

0 0 52

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA/MA Swasta Kota Cimahi.

0 0 39

Pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI.

3 12 170

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, RELASI TEMAN SEBAYA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IIS MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 3 DEMAK TAHUN AJARAN 20162017

0 1 67

Pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI - USD Repository

0 0 168