Bakteri Enterococcus faecium Efikasi Pemberian Makanan Tambahan Biskuit Diperkaya dengan Tepung Protein Ikan Lele Dumbo , Isolat Protein Kedelai dan Probiotik Enterococcus faecium IS27526 yang Dimikroenkapsulasi pada Balita Berat Badan Rendah

merangsang system kekebalan, membantu pencernaan dan penyerapan gizi makanan. Namun populasi Bifidobakteria terus menurun dengan bertambahnya umur kecuali ditambahkan dalam makanan atau minuman. Populasi Bifidobacteria dipengaruhi oleh sejumlah faktor meliputi jenis diet, antibiotik dan stress Wahyudi Samsundari 2008. Peningkatan populasi Bifidobacteria di dalam saluran pencernaan, dapat dilakukan antara lain dengan pemberian gizi yang baik dan lingkungan yang stabil Lu Walker 2001 dan menambahkan proporsi probiotik Surono 2004; Pirrainen et al 2008 agar bakteri yang baik Bifidobacteria di dalam saluran pencernaan dapat berkembang dengan baik, sehingga mampu bersaing dalam mengurangi kemampuan bakteri pathogen mendominasi saluran pencernaan. Sebaran balita contoh berdasarkan hasil PCR Bifidobacteria pada feses disajikan pada Tabel 46. Tabel 46 Sebaran balita contoh berdasarkan hasil PCR Bifidobacteria Hasi Uji PCR Kelompok Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 n n n n n Awal Intervensi - Negatif 4 100 1 20 1 16.0 3 50.0 - Positif 4 80 3 100 5 84.0 3 50.0 Total 4 100 5 100 3 100 6 100 6 100 Akhir Intervensi - Negatif 3 75.0 2 40.0 2 33.3 - Positif 1 25.0 3 60.0 3 100 6 100 4 66.7 Total 4 100 5 100 3 100 6 100 6 100 Keterangan:P0 :Bbs + KnP; P1:Btp + Knp; P2 :Bbs + Kp; P3 :Btp + Kp rutin; P4 :Btp + Kp sela 1 hr

5.2. Bakteri Enterococcus faecium

Bakteri Enterococcus faecium adalah salah satu jenis spesies dari bakteri asam aktat BAL yang terdapat dalam usus manusia. BAL memiliki peranan penting pada kehidupan manusia sebagai bagian dari mikrobiota normal pada saluran pencernaan. E. faecium merupakan bakteri penumpang sementara, sehingga sangat perlu digantikan secara terus menerus. Dalam beberapa studi E. faecium bersifat resisten terhadap antibiotk spektrum luas dan terbukti efektif dalam mengurangi frekuensi diare Wahyudi Samsundari 2008. Hasil analisis PCR E. faecium dalam fekal balita, menggunakan Primers EM1A-EM1B; dengan kontrol positif Enterococcus faecium ATCC 19434 No 25 dan kontrol negatif Nuclease free water no26 disajikan pada Gambar 13 dan 14. Gambar 13. Hasil Polymerase Chain Reaction PCR E. faecium, N0 1-24 sampel, kontrol positif E. faecium ATCC 19434 no 25 dan kontrol negatif Nuclease free water no 26 Keterangan : No Perlakuan Hasil Ket No Perlakuan Hasil Ket No Perlakuan Hasil Ket 1 P3 - Pre 11 P0 - Pre 21 P1 - Pre 2 P3 + Post 12 P0 - Post 22 P1 + Post 3 P3 - Pre 13 P4 - Pre 23 P1 - Pre 4 P3 + Post 14 P4 + Post 24 P1 - Post 5 P1 - Pre 15 P4 - Pre 6 P1 + Post 16 P4 + Post 7 P2 + Pre 17 P3 - Pre 25 kontrol positif Enterococcus faecium ATCC 19434 8 P2 - Post 18 P3 - Post 9 P0 - Pre 19 P3 - Pre 26 kontrol negative Nuclease free water 10 P0 - Post 20 P3 + Post Gambar 14. Hasil Polymerase Chain Reaction PCR E. faecium, N0 1-24 sampel, kontrol positif E. faecium ATCC 19434 no 25 dan kontrol negatif Nuclease free water no 26 Keterangan: No Perlakuan Hasil Ket No Perlakuan Hasil Ket No Perlakuan Hasil Ket 1 P0 - Pre 11 P3 - Pre 21 P2 - Pre 2 P0 - Post 12 P3 - Post 22 P2 - Post 3 P2 - Pre 13 P1 - Pre 23 P4 - Pre 4 P2 - Post 14 P1 - Post 24 P4 + Post 5 P4 - Pre 15 P1 - Pre 6 P4 + Post 16 P1 + Post 7 P4 - Pre 17 P4 - Pre 25 kontrol positif Enterococcus faecium ATCC 19434 8 P4 + Post 18 P4 + Post 9 P3 - Pre 19 P0 - Pre 26 kontrol negative Nuclease free water 10 P3 + Post 20 P0 - Post Gambar 13 dan 14 dan Tabel 47 menunjukkan bahwa pada feses balita kelompok biskuit kontrol P0 Bbs + KnP pada Gambar 13 M10,M12 dan Gambar 14 M2,M20 pada awal maupun pada akhir intervensi selama 90 hari 100 persen tetap tidak teridentifikasi adanya bakteri E. faecium, sedangkan balita kelompok perlakuan P1 Btp + KnP, P2 Bbs + KP, P3 Btp + KP rutin dan P4 Btp + KP selang hari teridentifikasi positif E. faecium yang meningkat. Peningkatan feses balita yang teridentifikasi positif pada kelompok P1 Btp + KnP relatif sama dengan balita pada kelompok P2 Bbs + KP, sedangkan peningkatan teringgi pada balita kelompok P3 dan P4 Tabel 47. Balita kelompok biskuit fungsional P3 Btp + KP rutin pada Gambar 13 M2, M4, M18, M20 dan Gambar 14 M10, M12 sebanyak 66.7 persen dan P4 Btp + KP selang 1 hari pada Gambar 13 M14,M16 dan Gambar 14 M6,M8,M18,M24 sebanyak 100 persen positif E.faecium Tabel 47. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya E. faecium pada feses sebagai refleksi saluran pencernaan balita adalah efek dari pemberian biskuit fungsional dengan probiotik E. faecium IS 27526 baik rutin tiap hari maupun selang 1 hari. Komponen yang terdapat dalam biskuit fungsional yaitu isolat protein kedelai dan tepung protein ikan lele Dumbo ternyata dapat memberikan efek prebiotik yang dapat menunjang viabilitas probiotik Enteroccocus faecium IS-27526. Hal ini sejalan dengan penelitian pada tikus percobaan Harianti 2009 dimana selain dapat meningkatkan berat badan tikus, pemberian biskuit fungsional juga meningkatkan kandungan BAL dalam feses. Sinbiotik prebiotik dan probiotik dapat memberikan efek pada host dengan meningkatkan kelangsungan dan keberadaan mikroorganisme yang menguntungkan NICUS 2007. Tabel 47 Sebaran balita berdasarkan hasil PCR Enterococcus faecium Hasil Uji PCR Kelompok Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 n n n n n Awal Intervensi - Negatif 4 100 5 100 3 100 6 100 6 100 - Positif Total 4 100 5 100 3 100 6 100 6 100 Akhir Intervensi - Negatif 4 100 3 60.0 2 66.7 2 33.3 - Positif 2 40.0 1 33.3 4 66.7 6 100 Total 4 100 5 100 3 100 6 100 6 100 Keterangan:P0 :Bbs + KnP; P1:Btp + Knp; P2 :Bbs + Kp; P3 :Btp + Kp rutin; P4 :Btp + Kp sela 1 hr

5.3. Bakteri Fekal E. coli

Dokumen yang terkait

Mempelajari Mutu Protein Beras Semi Instan yang Diperkaya Isolat Protein Kedelai

0 8 85

Pemanfaatan surimi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dalam pembuatan sosis rasa sapi dengan penambahan isolat protein kedelai

4 38 105

Karakteristik sosis rasa ayam dari surimi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan penambahan isolat protein kedelai

3 17 212

Morbiditas dan Status Gizi Balita Penerima Makanan Tambahan Biskuit Yang Disubstitusi Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kecamatan Sukalarang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi

0 4 172

Pengaruh penyimpanan terhadap mutu biskuit yang diperkaya dengan tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan isolat protein Kedelai (Glycine max)

0 6 164

KARAKTERISTIK SOSIS RASA AYAM DARI SURIMI IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI

0 6 11

Hubungan Kepatuhan Konsumsi Biskuit yang Diperkaya Protein Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Status Gizi dan Morbiditas Balita di Warungkiara, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi

1 5 147

Efek Pemberian Biskuit Fungsional yang Diperkaya Tepung Ikan Lele (Clarias Gariepinus) dan Tepung Ubi Jalar (Ipomea SP) dengan Krim Probiotik Enterococcus Faecium IS-27526 Terhadap Keseimbangan Mikrobiota Fekal Tikus Spraque Dawley Betina Usia Tua

0 2 4

Pengaruh Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 dan Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) Dalam Biskuit Fungsional Yang Diperkaya dengan Tepung Ikan Lele dan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea sp.) Terhadap Profil Mikrobiota Fekal Monyet Ekor Panjang (Macaca fasc

0 4 37

Pengaruh Pemberian Biskuit Lele (Clarias Gariepinus) Dengan Krim Probiotik Enterococcus Faecium Is-27526 Terhadap Profil Lipid Dan Berat Badan Wanita Lansia.

0 10 80