HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Keadaan Geografis. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten
dengan wilayah terluas di Jawa dan Bali. Posisi geografis Kabupaten Sukabumi terletak di antara 106
°
49’ – 107
°
00’ Bujur Timur BT dan 6
°
57’ – 7
°
25’ Lintang Selatan LS dengan luas wilayah 4.128 km
2
Wilayah Kabupaten Sukabumi berada pada ketinggian berkisar antara 0 – 2960 meter, dengan bentuk topografis wilayah pada umumnya meliputi
permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah. Adanya daerah pantai dan gunung-gunung
menyebabkan keadaan lereng sangat miring lebih besar dari 35° meliputi 29° dari luas kabupaten Sukabumi, 37 dengan kemiringan antara 13° - 35° dan
21 dengan kemiringan 2°-13°. Keadaan topografi yang demikian menyebabkan wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi rawan longsor dan erosi tanah BPS
2008. 412.799,54 Ha. Batas wilayah
administrasi Kabupaten Sukabumi adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat; sebelah Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Propinsi Banten dan Samudera Indonesia; dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Cianjur.
Kabupaten Sukabumi memiliki iklim tropis, dengan curah hujan setahun sebesar 3247 mm dari 124 hari hujan dengan curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Januari dengan curah hujan 762 mm dan hari hujan 25 hari. Curah hujan antara 3000 – 4000 mmtahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan
antara 2000 – 3000 mmtahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi. Suhu udara berkisar antara 17.2°C – 32.8°C dengan
suhu rata-rata 25.50°C, sedangkan kelembaban rata-rata sebesar 86.2 persen Dinkes 2008.
Wilayah Administratif. Wilayah administratif di Kabupaten Sukabumi,
sejak tahun 2006 terdapat 47 kecamatan, 345 desa, 3 kelurahan, 2996 rukun warga RW dan 11,499 rukun tangga RT. Ibukota Kabupaten Sukabumi saat
ini berada di Kota Palabuhanratu dan memiliki jarak fisik dengan Ibukota Negara ± 140 km, dengan Ibukota Propinsi Jawa Barat ± 153 km dan dengan Kota
Sukabumi ± 60 k
m.
Kependudukan. Penduduk Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil
Survey Sosial Ekonomi Daerah Suseda selama empat tahun terakhir terus meningkat. Tahun 2005 sekitar 2,224,993 jiwa, tahun 2006 sekitar 2,278,836
jiwa, tahun 2007 sekitar 2.291.003 jiwa dan tahun 2008 sekitar 2,376,620 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2005 sebesar 1.93, tahun 2006 sebesar
1.67, tahun 2007 sebesar 0.53, tahun 2008 sebesar 1.66 dengan tingkat
kepadatan penduduk 579.39 orang per km persegi.
Penduduk miskin tahun 2005 berjumlah 746.857 jiwa 218.211 KK atau 34.06 dari jumlah penduduk, tahun 2006 naik menjadi 813,742 jiwa 226,401
KK atau 38 dari jumlah penduduk. Sementara tahun 2007 terjadi penurunan penduduk miskin menjadi 619,919 jiwa 181,697 KK atau 29.0 dari jumlah
penduduk dan tahun 2008 menjadi 606.072 jiwa 177,638 KK atau 28.0 dari jumlah penduduk.
Sektor atau lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah pertanian, rata-rata sebesar 38.7 ,
diikuti oleh sektor industri pengolahan rata-rata sebesar 17.8 , sektor perdagangan, hotel dan restoran rata-rata sebesar 16.1 .
Potensi Sumberdaya Alam. Potensi sumber daya pertanian di
Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di bagian utara aliran sungai Cimandiri. Kondisi ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede Pangrango di
sebelah utara dan Gunung Salak di sebelah Barat. Sejak dulu daerah utara terkenal sebagai penghasil komoditi perkebunan berupa karet dan teh , serta
berkembang menjadi daerah persawahan, usaha tani sayur mayur, peternakan
dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial.
Potensi sumber daya pesisir dan kelautan Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di 7 tujuh wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan
Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 km yang memanjang dari wilayah kecamatan Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan
Tegalbuleud. Adapun jenis potensi sumber daya pesisir dan kelautan yang ada antara lain: perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, penyu,
bahan tambang dan mineral, serta pariwisata.
Sarana Pelayanan Kesehatan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan dan tuntutan terhadap peningkatan layanan kesehatan masyarakat ketersediaan dan keterjangkauan akses ke sarana
kesehatan menjadi hal yg penting. Jumlah puskesmas sebanyak 57 buah ditambah dengan Puskesmas pembantu sebanyak 111 buah. Sehingga rasio
puskesmas terhadap jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 1: 42,206, yang berarti 1 Puskesmas melayani 42,206 penduduk. Rumah Sakit sebanyak 5
buah, dimana 3 milik Pemda dan 2 milik swasta, dengan sarana tempat tidur TT sebanyak 371 buah di RS milik Pemda. Sehingga rasio TT dibandingkan dengan
jumlah penduduk 1:6,484. Sarana kesehatan lain milik swasta adalah 12 Rumah Bersalin,Balai Pengobatan 51 buah, Toko Obat 22 buah, Apotik 33 buah. Praktek
dokter swasta 261, laboratorium klinik 7 buah, praktek bidan swasta 213 buah. Sedanglan sarana kesehatan yg dibangun oleh warga masyarakat seperti
Posyandu sebanyak 3,061 buah dengan kategori pratama 1,049 buah, purnama
894 dan mandiri 236 buah Dinkes 2008. Status Gizi dan Derajat Kesehatan. Status balita dengan gizi buruk
menunjukkan peningkatan yaitu 1.51 tahun 2005; 1.6 tahun 2006; 1.76 tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 1.68 dari 191,896 anak yg ditimbang.
Prevalensi gizi buruk menurut wilayah kerja Puskesmas cukup bervariasi, kisarannya dibawah 1 sampai diatas 1, namun tidak ada kecamatan yang
prevalensi gizi buruk diatas 5 , sehingga tidak ada kecamatan yang tergolong
rawan gizi.
Dengan alokasi anggaran yang meningkat setiap tahun, dan didukung dengan penambahan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan, Kabupaten
Sukabumi berhasil meningkatkan derajat kesehatan dengan indikator makro seperti pada Tabel 17.
Tabel 17 Derajat kesehatan dengan indikator makro di Kabupaten Sukabumi Indikator
Satuan 2005
2006 2007
2008 AHH
Tahun 65.70
65.87 65.94
66.56 AKB
Per 1000 53.25
44.39 42.00
42.00 AKI
Per 100,000 364.17
363.19 363.19
363.19
2. Karakteristik Keluarga Balita Sasaran