B. Pembahasan
Media pembelajaran kartu gambar adalah pembelajaran yang dikembangkan dari gambar-gambar yang sebelumnya digunakan pada sekolah
seperti: poster, peta, pamphlet dan lainnya. Pengembangan tersebuut berdasarkan hasil research yang ada pada sekolah SMA Negeri 1 Kembang.
Kemudian dilakukan analisis tentang potensi media yang tepat dikembangkan. Media kartu dikembangkan berdasarkan kondisi sarana prasarana sekolah yang
minim fasilitas yang berkaitan tentang media penunjang dalam pembelajaran. Dari hasil reseach tingkat pemanfaatan media setiap guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran yang memakai media memiliki tingkat yang cukup, tidak semua guru yang selalu memakai media dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan rendahnya ketersediaan media yang ada dalam sekolah. Sehingga kebutuhan dalam penggunaan media belum
tercukupi. Media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah media audio-visual, visual dan audio. Dari banyak guru yang dijadikan
responden tentang penggunaan media saat pembelajaran, kebanyakan guru memakai media visual. Karena dengan menggunakan media pembelajaran
visual dirasa mudah dan dapat membantu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Banyak guru yang menggunakan
media dalam proses pembelajaran hal itu terkait dengan kemampuan guru dalam menggunakan media sudah cukup. Guru yang tercatat sebagai
responden, kebanyakan sudah mempunyai bekal softskill dalam penggunaan media, baik dari pelatihan oleh Dinas terkait ataupun dari penyelenggaraan
sekolah itu sendiri untuk menciptakan sumber daya guru yang kompenten. Dalam pemanfaatan media dalam pembelajaran guru bukan hanya terpaku pada
media yang ada pada sekolah saja melainkan melakukan pemanfaatan lingkungan sekolah yang ada. Selain itu guru juga terkadang membuat media
sendiri dalam pembelajaran bukan hanya beli dari media yang dijual dipasaran. Hal itu dilakukan karena mudahnya mencari media yang ingin digunakan
dalam pembelajaran. Ketersediaan media dalam sekolah SMA Negeri 1 Kembang tergolong
rendah, hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan jumlah dari media audio- visual, visual dan audio. Dari jumlah yang ada, ketiga media tersebut dalam
golongan rendah. Dan ketersedian laboratorium hanya pada ilmu pengetahuan alam yang belum dilengkapi banyak fasilitas atau perlatan yang mewadai, hal
tersebut disebabkan karena gedung laboratorium belum lama dibangun. Sedangkan untuk laboratorium informasi dan teknologi baru terdapat beberapa
computer dan sebagian mengalami eror karena kondisi perawatan yang tidak maksimal. Sehingga kelayakan laboratorium berdasarkan hasil rsponden
menghasilkan rendah, yang disebabkan kurangnya fasilitas alat yang disediakan oleh laboratorium tersebut.
Media yang tersedia disekolah berdasarkan keutuhan komponen dan oprasional memiliki tingkat yang cukup. Karena media yang disediakan
disekolah banyak yang lama sehingga terkadang mengalami kerusakan atau kehilangan komponen dan terkadang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
media normal pada umumnya. Kondisi tersebut dilatarbelakangi karena
sekolah yang belum lama berdiri sehingga tidak banyak ketersediaan media dan fasilitas yang mempunyai kualitas tinggi yang tidak mudah rusak. Selain
itu kurangnya tempat penyimpanan untuk menyimpan media ketika tidak digunakan dalam pembelajaran.
Media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, kebanyakan memiliki ukuraan yang relative sulit dibawa dan di instalasi ketika ingin
digunakan dalam pembelajaran. Sehingga hal ini menyulitkan bagi guru untuk menggunakan media pembelajaran dan dapat menyita waktu pembelajaran
untuk proses instalasi media. Padahal waktu tersebut adalah waktu produktif untuk menyampaikan materi yang ada kepada siswa. Berdasarkan hasil
research, media yang dipakai memiliki nilai yang relative murah yang mudah dibeli dan mudah ditemukan. Dari beberapa guru terkadang untuk mencukupi
kebutuhan media, guru membuat media sendiri dengan biaya sendiri yang relative murah dan mudah. Maka dari itu, diperlukan media yang sesuai dengan
kebiasaan yang guru gunakan, mempunyai karakteristik visual, mudah ditemukan, mudah dalam penggunaan dan penginstalan, mudah dalam
penyimpanan dan mempunyai harga yang mudah terjangkau dan mudah dibuat. Maka dari itu madia yang tepat untuk dikembangkan di sekolah SMAN Negeri
1 Kembang adalah media kartu gambar. Media kartu gambar yang digunakan pembelajaran memiliki ukuran yang
kecil yaitu berukuran 9x15. Ukuran tersebut dipakai agar menjaga kualitas gambar dan kejelasan pada gambar agar mudah dilihat dan praktis digunakan
dalam pembelajaran. Pada kartu gambar materi memiliki komponen yang
tercakup didalamnya seperti: 1. judul materi yang memuat untuk bahan yang dibahas utnuk memudahkan pembahasan materi 2. Sub judul memuat tentang
spesifik obyek yang dibahas untuk memudahkan kategori materi yang dibahas 3. Gambar obyek yang termuat dalam kartu gambar yaitu obyek yang menjadi
topic yang dibahas dalam materi yang memberikan gambaran obyek secara detail berupa gambaran visual gambar 4. Keterangan kartu gambar yang berada
dibawah gambar obyek materi yang dibahas guna untuk mempermudah pemahaman pembahasan obyek yang ada dalam kartu gambar 5. Terdapat
bingkai yang dijadikan sebagai batas untuk menjaga niai estetika dalam gambar 6. Terdapat cover dibagian belakang yang berfungsi sebagai nilai estetika
tambahan. Media gambar yang berupa pertanyaan memiliki komponen yang berbeda
diantaranya tercakup sebagai berikut: 1. Cover dan bingkai yang berfungsi sebagai nilai estetika 2. Tercakup obyek yang dibahas atau untuk bahan diskusi
siswa dalam pembelajaran 3. Terdapat pertanyaan yang menguatkan dari konsep gambar yang didiskusikan. Antara media gambar materi dan pertnyaan
memiliki konsep yang sama, hanya saja berbeda fungsi dan beberapa komponen yang dimiliki.
Pada desain kartu gambar yang dikembangkan, dapat divareasi berbagai macam media yang dapat disesuaikan dengan model pembelajaran yang ada
disekolah. Pada pengembangan yang ada dispesifikan pada model diskusi dan thingshare yaitu mendiskusikan obyek yang dibahas pada materi yang
kemudian siswa saling memberikan pengetahuan kesiswa lain dalam
kelompoknya. Yang kemudian saling melengkapi dari materi yang dipelajari. Setelah itu diberikan kartu pertanyaan sebagai bentuk pemahaman siswa
apakah memahami dari materi yang dipelajari atau tidak. Model kartu gambar sebenarnya dapat dikembangkan menjadi domino, yu gi oh atau dalam bentuk
yang lain yang memakai model pembelajaran team tournament game atau yang disebut pembelajaran pertandingan berkelompok. Hal tersebut dapat
dikembangkan pada komponen pada kartu gambar, misalnya pembentukan kartu domino yang saling keterkaitan atau yu gi oh yang dilengkapi dengan
nilai attack dan defender sebagai akumulasi nilai. Semua itu bergantung pembuat media kartu gambar dan disesuaikan dengan model pembelajaran.
Pada pengembangan media kartu gambar dilakukan pencetakan yang kemudian dilakukan oleh validasi dari ahli media dan ahli materi. Hal ini di
fungsikan agar media yang dibuat valid atau sesuai dengan yang sudah distandartkan. Validasi media terdapat dua komponen yang harus divalidkan.
Yang pertama validasi terkait dengan kualitas media itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan bahan, desain, cakupan, dan komponen yang lain terkait
dengan media. Sedangkan yang kedua validasi terkait dengan materi yang tecakup pada media pembelajaran. Validasi ini berfungsi agar materi yang
tercakup sesuai dengan materi yang dipelajari disekolah. Agar tidak keluar dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada pada kurikulum yang
ada. Pada validasi media oleh pakar media terdapat kesalahan pada kartu
gambar. Kesalahan tersebut berupa keterangan pada gambar tupang tindih pada
gambar. Hal itu disebabkan: 1. adanya pengaruh dari software yang digunakan. Hal tersebut bias terjadi ketika perbedaan software ketika membuat. Ketika
pembuatan media kartu gambar, software yang digunakan adalah adobe photosop CS6 yang kemudian dibuat format JPEG untuk dicetak. Setelah
dalam proses pencetakan, untuk print out menggunakan software corel draw agar ukuran dapat lebih jelas. Sehingga terjadi pergeseran 2. Terjadi pada
proses prin out atau jenis print atau pencetak yang digunakan. Karena menggunakan kertas ivory 360gram, maka membutuhkan pencetak yang lebih
bagus yang sesuai dengan tebal kertas dan tita yang digunakan 3. Desain pada kartu gambar yang terdapat gambar pada bagian belakang berupa cover dan
depan gambar, mengakibatkan tidak presisi yang mengharuskan pemotongan agar lebih rapi. Setelah dilakukan perbaikan, maka validasi mencapai total skor
46 yaitu pada kriteria layak digunakan pada sekolah untuk pembelajaran Validasi media oleh pakar materi ini dilakukan untuk melihat keselarasan
atau keseuaian antara materi yang ada dalam kartu gambar dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang kemudian divalidkan
melalui instrument yang sudah dibuat. Pada validasi produk ini, terdapat beberapa revisi yaitu: 1. Cakupan materi terlalu luas, sehingga mensulitkan
media terfokus pada materi. Pada revisi ini media kartu gambar awalnya tercakup pada satu pembahasan litosfer, akan tetapi cakupan materi tersebut
terlalu luas sehingga mensulitkan focus pada materi yang termuat pada media gambar. Sehingga media kartu gambar harus difokuskan pada materi yang
spesifik. Pada pemilihan materi ini pada kartu gambar berdasarkan fenomena
yang dapat divisualkan agar materi dapat dituangkan dalam kartu gambar berupa obyek gambar. Sehingga dalam materi kartu gambar memilih
vulkanisme yang dirasa banyak venomena yang dapat divisualkan dalam gambar. Materi yang termuat pada kartu gambar berupa obyek-obyek
vulkanisme seperti lava, lapilli, bentuk gunung dan lainnya. Semua konsep materi dituangkan dalam bentuk gambar untuk memudahkan pemahaman
siswa dalam menangkap konsep yang ada 2 pada materi tidak tercakup bahasa asing inggris. Dalam setiap obyek geografi banyak sekali istilah-istilah yang
diadobsi dari bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional seperti lubang lava menjadi cinder cone dan sebagainya. Hal tersebut dibutuhkan
untuk memperkaya informasi dan menambah kosakata dalam berbahasa ilmiah. Sehingga siswa dapat mudah memahami jika menemukan istilah-istilah
yang berkaitan dengan vulkanisme. Setelah dilakukan revisi validasi ini mempunyai skor 47 yang memiliki kriteria layak digunakan untuk
pembelajaran disekolah. Setelah dilakukan validasi media, maka dilakukan uji coba pada sekolah.
Uji coba ini memiliki revisi pada bagian kejelasan gambar, kejelasan gambar tersebut dipengarhi tigkat pixel pada ukuran gambar yang digunakan. Pixel
yang baik dalam penggunaan media kartu gambar adalah 700x1024. Hal tersebut agar tidak mengalami pecah saat dilakukan pencetakan. Selanjutnya
yaitu pemilihan font yang baik yang mudah dibaca seperti time new roman, arial dan Calibri yang biasa digunakan dalam tata tulis penulisan. Sehingga
siswa dapat membaca dengan baik pada keterangan yang ada. Selain itu revisi
tersebut, revisi lainnya yaitu pemberian bentuk evaluasi yang dapat memicu kreativitas dan diskusi pada siswa. Sehingga kartu gambar dibuat dalam 2
bentuk yaitu materi dan bahan diskusi atau pertanyaan. Hal tersebut difungsikan agar siswa bukan hanya mempelajari materi tetapi dapat
mengualas dan menguji yang sudah dikuasai. Sehingga guru mengetahui sejauh mana kompetensi yang dikausai oleh siswa saat pembelajaran. Setelah
diuji cobakan hasil dari uji coba direvisi kembali. Hasil revisi ini yang digunakan dalam penerapan untuk melihat efektivitas media kartu gambar
dengan melihat tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah sebagai wujud tolok ukur
tingkat efektivitas penggunaan media kartu gambar. Semakin aktivitas siswa ini tinggi berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam konsep, maka
penggunaan media kartu gambar dinyatakan efektif. Pada penerapan media kartu gambar terdapat dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan pemberian
materi pada siswa, tahap kedua dilakukan evaluasi, pertemuan ketiga dilakukan pemberian materi tahap dua pengulangan, tahap keempat dilakukan evaluasi
tahap dua. Pada hasil aktivitas yang dicapai antara tahap satu dengan tahap dua memiliki tingkat aktivitas yang berbeda yang cukup berbeda pada perolehan
skor maupun kriteria yang dihasilkan. Pada tahap pertama siswa memiliki tingkat aktivitas dengan kriteria sedang yang memiliki skor total rata-rata 2,27
dan aktivitas siswa kebanyakan memiliki kriteria skor sedang. Untuk kriteria tinggi terdapat pada aktivitas melihat dan kualitas respon siswa. Hal tersebut
disebabkan karena kartu gambar memiliki bentuk yang unik dan desain yang
menarik yang belum pernah diterapkan pada proses pembelajaran disekolah. Sehingga menarik minat siswa untuk memperhatikan media yang digunakan
pada proses pembelajaran Akan tetapi pada pertemuan pertama terdapat aktivitas yang memiliki skor rata-rata yang rendah. Skor rata-rata yang rendah
terdapat pada aktivitas siswa mendeskripsikan obyek dan mengembangkan obyek. Hal tersebut disebabkan karena pemahaman siswa yang kurang terkait
materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan untuk mengembangkan obyek siswa kesulitan mengembangkan yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan
materi yang kurang detail. Serta siswa belum memahami perintah yang di instruksikan oleh guru bagaimana cara mengembangkan yang ada pada kartu
gambar. Sedangkan pada pertemuan kedua aktivitas siswa mengalami kenaikan rata-rata skor 0,30. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa memiliki rata-rata
skor 2,57 yang memiliki kriteria tinggi. Akan tetapi beberapa pada aktivitas memiliki taraf aktivitas rendah dibandingkan lainnya seperti mengidentifikasi
obyek dengan bentuk, mendeskripsikan obyek, dan mengembangkan obyek. Hal tersebut disebabkan karena kesulitanya siswa dalam menentukan obyek-
obyek yang terdapat dalam gambar dengan hanya melihat bentuknya. Seperti identifikasi obyek gunung kerucut dengan strato yang memiliki bentuk yang
sama sehingga siswa mengalami kebingungan saat mengidentifikasi. Selain itu juga terjadi pada saat identifikasi gunung maar dengan kaledra, yang memiliki
bentuk yang sama diatas kepundan yang sama-sama hilang puncak gunungnya. Dan beberapa kasus yang lain. Sedangkan untuk mendiskripsikan, siswa
mengalami kesulitan pada saat mendiskripsikan secara sistematis dan benar.
Dari beberapa siswa mengalami pendeskripsian yang tidak sistematis, misalkan mendeskripsikan bagian-bagian intrusi magma dari bagian bawah, atau proses
terjadinya gunung berapi dan beberapa kasus yang lain. Akan tetapi aktivitas siswa pada mendeskripsikan obyek memiliki peningkatan yang signifikan
dibandingkan lainnya pada aktivitas kedua. Untuk mengembangkan obyek pada kartu gambar, siswa kebingungan dikarenakan kurangnya pengetahuan
tentang materi yang disampaikan. Hal ini terlihat pada saat siswa diberikan perintah untuk membuat pengembangan obyek pada gambar yang bertema
bencana vulkanisme atau gunung meletus. Siswa kesulitan mengembangkan gambar yang ada pada gambar dengan tema mitigasi bencana pada gunung
meletus. Dan kasus tentang mengembangkan peristiwa dampak vulkanisme yang ada dalam kartu gambar dalam kehidupan sehari-hari. Pada hasil aktivitas
diatas, semua mengalami peningkatan akan tetapi sama-sama mengalami skor terendah pada aktivitas pertama maupun kedua.
Melihat perbedaan peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu gambar, kendala yang
menjadi faktor hal tersebut adalah ketidaksiapan siswa terkait dengan penggunaan kartu gambar. Karena media tersebut belum pernah digunakan
dalam sekolah sekalipun dalam pembelajaran. Hal ini menjadi kendala saat pembelajaran berlangsung. Jadi seorang guru harus memandu atau
memberikan intruksi terhadap siswa ketika menjelaskan materi kepada siswa. Pada pertemuan kedua siswa mulai terbiasa dengan menggunakan media, hal
tersebut dikarenakan terbiasanya pada saat pembelajaran pada pertemuan
pertama. Sehingga pada pertemuan kedua siswa mulai antusias dan terjadi inteaksi dengan guru secara aktif baik menjawab pertanyaan, memahami
konsep, melihat kartu gambar secara intesif dan efektif atau yang lainnya. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai aktivitas yang mempunyai kriteria tinggi pada
pertemuan kedua dan memiliki rata-rata skor total 25,7 dengan kategori tinggi. Pada tingkat hasil kedua aktivitas siswa baik pertama dan kedua menghasilkan
skor rata-rata yaitu 2,42 yang memiliki kriteria tinggi. Melihat hasil tersebut pengggunaan media kartu gambar dapat disimpulkan penggunaan media kartu
gambar efektif apabila digunakan pada proses pembelajaran.
84
BAB V PENUTUP