Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan media gambar untuk pembelajaran Ekonomi bagi siswa kelas X SMA.
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEDIA GAMBAR
UNTUK PEMBELAJARAN EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA Angelina Stella
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa dengan media gambar yang layak digunakan untuk pembelajaran ekonomi, khususnya pada materi pasar bagi siswa kelas X SMA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research dan Development). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis siswa dan lingkungan, (4) merumuskan tujuan, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi frmatif, (9) melakukan revisi produk. Validasi dilakukan oleh dua ahli materi dan satu ahli media. Uji coba dilakukan tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan saran untuk perbaikan produk/dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk Lembar Kerja Siswa layak untuk digunakan dalam pembelajaran ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi I yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,41; (2) hasil penilaian dari ahli materi II yang termasuk dalam katagori “baik” dengan rerata skor sebesar 3,54; (3) hasil penilaian dari ahli media yang termasuk dalam katagori “baik” dengan rerata skor sebesar 4,06; (4) hasil penilaian siswa pada uji coba perorangan yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,26; (5) hasil penilaian siswa pada uji coba kelompok kecil yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,54; (6) hasil penilaian siswa pada uji coba lapangan yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,32.
(2)
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENTS WORKING SHEET USING PICTURES AS ECONOMIC LEARNING MEDIA TO TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL
Angelina Stella Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The objective of this research is to develop the working sheet using picture as the appropriate economic learning media, especially in learning material entiteld market to the tenth grade students of Senior High School.
This research is a Research and Development. The steps of the development of the students working sheet were: (1) need analysis, (2) learning analysis, (3) analyzing students and environment, (4) formulating the general and specific objectives, (5) developing the instrument, (6) developing the instructional strategy, (7) developing and selecting the instructional material, (8) designing and conducting formative evaluation of instruction and (9) revising the product. Validation of the product was done by two experts in material and one expert in media. Trial error of the product was done with three steps such as individual trial, small group trial, and field trial. The techniques of data collection were questionnaires and interviews. The result were the result product quality and suggestion for the improvement of the product or to be analyzed descriptively.
The results of this research show that the student working sheet which has been developed is appropriate as an economic learning. It was proved by (1) the result of the product assessment from the first material expert is in “very good” criteria with the average score is 4,41; (2) the other result of the product assessment from the second material expert is in “good” criteria with the average score is 3,54; (3) the result of the product assessment from the media expert is in “good” criteria with the average score is 4,06; (4) the result of the product assessment from the students in an individual trial is in “very good” criteria with the average score is 4,26; (5) the result of the product assessment from the students in a small group trial is in “very good” criteria with the average score is 4,54; (6) the result of the product assessment from the students in a field trial is in “very good” criteria with the average score is 4,32.
(3)
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN
EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Angelina Stella NIM: 111334012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
SKRIPSI
(4)
SKRIPSI
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN
EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA
Oleh:
ANGELINA STELLA NIM : 111334012
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.
ii
(5)
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN
EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Angelina Stella NIM: 111334012
Telahdipertahankan di depan Panitia Penguj i pada tanggal 19Oktober2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota
Susunan Panitian Penguji Nama Lengkap
: Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. : Natalina Premastuti B,S.Pd, M.Pd
: B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. : Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.
: Drs. Bambang Purnomo, SE., MSi
Tanda Tangan
.Q1tdLf...
~
."; 1~" ...~~~ .""~r· .
.. .~ .
"'
....
.Yogyakarta, 19Oktober2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
(6)
iv
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Bapa Yosep yang selalu
menjaga, mlindungi, serta mendampingi setiap perjalana
hidup ku.
2.
Adrianus Aris Sutjahjadi dan Femy Olga Walintukan, kedua
orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat,
restu, dan doa dalam setiap langkah yang ku ambil.
3.
Fensinsius Hiski Sutjahjadi dan Yessy Valentina , kakak yang
juga selalu memberikan doa dan dukungan, serta
memberikan hiburan.
4.
Keluarga besar Sutjahjadi dan Raung-Walintukan yang juga
selalu memberkan dukungan dan semangat.
5.
Sahabat yang selalu hadir dalam suka maupun duka dan
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.
(7)
v MOTTO
Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan
setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan.
(Lukas11: 9 – 13)
Barangsiapa ingin mutiara,
harus berani terjun di lautan yang dalam (Ir. Soekarno)
Everything should be made as simple as possible But not simpler.
(Albert Einstein)
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, Supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Oktober 2016 Penulis,
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Angelina Stella
NIM : 111334012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Univeristas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA.
DENGAN DEMIKIAN SAYA MEMBERIKAN KEPADA PERPUSTAKAAN Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 Oktober 2016 Yang menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEDIA GAMBAR
UNTUK PEMBELAJARAN EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA Angelina Stella
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa dengan media gambar yang layak digunakan untuk pembelajaran ekonomi, khususnya pada materi pasar bagi siswa kelas X SMA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research dan Development). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis siswa dan lingkungan, (4) merumuskan tujuan, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi frmatif, (9) melakukan revisi produk. Validasi dilakukan oleh dua ahli materi dan satu ahli media. Uji coba dilakukan tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan saran untuk perbaikan produk/dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk Lembar Kerja Siswa layak untuk digunakan dalam pembelajaran ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi I yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,41; (2) hasil penilaian dari ahli materi II yang
termasuk dalam katagori “baik” dengan rerata skor sebesar 3,54; (3) hasil
penilaian dari ahli media yang termasuk dalam katagori “baik” dengan rerata skor sebesar 4,06; (4) hasil penilaian siswa pada uji coba perorangan yang termasuk
dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,26; (5) hasil penilaian
siswa pada uji coba kelompok kecil yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,54; (6) hasil penilaian siswa pada uji coba lapangan yang termasuk dalam katagori “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,32.
(11)
ix ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENTS WORKING SHEET USING PICTURES AS ECONOMIC LEARNING MEDIA TO TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL
Angelina Stella Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The objective of this research is to develop the working sheet using picture as the appropriate economic learning media, especially in learning material entiteld market to the tenth grade students of Senior High School.
This research is a Research and Development. The steps of the development of the students working sheet were: (1) need analysis, (2) learning analysis, (3) analyzing students and environment, (4) formulating the general and specific objectives, (5) developing the instrument, (6) developing the instructional strategy, (7) developing and selecting the instructional material, (8) designing and conducting formative evaluation of instruction and (9) revising the product. Validation of the product was done by two experts in material and one expert in media. Trial error of the product was done with three steps such as individual trial, small group trial, and field trial. The techniques of data collection were questionnaires and interviews. The result were the result product quality and suggestion for the improvement of the product or to be analyzed descriptively.
The results of this research show that the student working sheet which has been developed is appropriate as an economic learning. It was proved by (1) the result of the product assessment from the first material expert is in “very good” criteria with the average score is 4,41; (2) the other result of the product assessment from the second material expert is in “good” criteria with the average score is 3,54; (3) the result of the product assessment from the media expert is in
“good” criteria with the average score is 4,06; (4) the result of the product
assessment from the students in an individual trial is in “very good” criteria with the average score is 4,26; (5) the result of the product assessment from the students in a small group trial is in “very good” criteria with the average score is 4,54; (6) the result of the product assessment from the students in a field trial is in
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, karunia, serta penyertaan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan Judul “PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN EKONOMI BAGI SISWA KELAS X SMA” dapat terlaksana dan terselesaikan dengan lancar. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan pihak-pihak lain, penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis ingin menghanturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku dosen pembimbung yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku ahli materi yang telah membantu mengevaluasi dan memberikan saran untuk memperbaiki lembar kerja siswa yang dikembangkan.
5. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., selaku ahli media yang telah membantu mengevaluasi dan memberikan saran untuk memperbaiki lembar kerja siswa yang dikembangkan.
6. Seluruh dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya dosen FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
(13)
xi
7. Bruder Yohanes Sudaryono, M.Pd., FIC., selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakrta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
8. Ibu Y. Natalia Margi Lestari, S,Pd., selaku guru mata pelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu peneliti pada saat uji coba produk dan memberikan masukan yang dapat meningkatkan produk LKS dengan media gambar.
9. Para siswa/i SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk melakukan penelitian.
10. Drs. Adrianus Aris Sutjahjadi dan Femy Olga Walintukan, S.Pd., kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan masukkan dalam kehidupan saya sehari-hari dan di dalam pendidikkan saya.
11. Fensensius Hiski Sutjahjadi, S.E., dan Yessy Valentina sebagai kakak saya yang saya kasihi, yang selalu memberi dorongan dan semangat untuk saya menyelesaikan pendidikan saya.
12. Opa dan oma, om dan tante, serta saudara yang juga mendoakan dan memberikan semangat.
13. Sahabat-sahabat terbaik Elin, Vriska, dan Eltia yang selalu memberikan semangat, dorongan, doa, dan menghibur saya disaat stres mengerjakan skripsi. Keep in touch yaaaa!!
14. Yoanes Baptis Mario Koosarosa S.T., yang telah membantu penulis menyempurnakan produk LKS, terimakasih untuk waktunya dan juga semangat, dan doanya.
15. Lucie Manalu, Nita, Eko, Leni, Aldi, Lentin yang sering menemani penulis mengerjakan skripsi dan memberikan semangat serta hiburan disaat penulis jenuh. Philip dan Dio yang telah membantu penulis pada saat penelitian. 16. Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2011 yang memberikan
informasi dalam penyelesaian skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu yang telah ikut serta membantu, menyemangati, dan mendokan penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
(14)
xii
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk penulis dan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya.
Yogyakarta, 16 September 2016 Penulis
(15)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xxv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
(16)
xiv
E. Spesifik Produk yang Diharapkan ... 5
F. Pentingnya Pengembangan ... 5
G. Definisi Istilah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Penelitian dan Pengembangan ... 7
a. Pengertian Pengembangan ... 7
b. Model Penelitian dan Pengembangan ... 8
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 13
a. Pengertian LKS ... 13
b. Pentingnya LKS bagi Kegiatan Pembelajaran ... 14
c. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar ... 17
d. Mengenal Macam-macam Bentuk LKS ... 18
e. Langkah-langkah Aplikatif membuat LKS ... 20
3. Media Pembelajaran ... 23
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 23
b. Perkembangan Media ... 25
c. Peran Media Pembelajaran ... 26
d. Istilah Pokok Seputar Media Pembelajaran ... 28
(17)
xv
f. Jenis dan Kriteria Memilih Media Pembelajaran ... 33
4. Media Gambar ... 36
a. Pengertian Media Gambar ... 36
b. Syarat-syarat memilih Gambar ... 39
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relefan ... 40
BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan ... 42
B. Prosedur Pengembangan ... 42
C. Uji Coba ... 45
1. Desain Uji Coba ... 45
2. Validator dan Subjek Uji Coba ... 46
D. Jenis Data ... 47
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
F. Teknik analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Analisis Kebutuhan ... 57
B. Deskripsi Produk ... 57
C. Data Validasi dan Revisi Produk ... 58
1. Data Validasi Ahli Materi ... 59
(18)
xvi
1) Data Validasi Ahli Materi I ... 59
2) Data Validasi Ahli Materi II ... 63
b. Revisi Produk ... 68
1) Revisi Produk Ahli Materi I ... 68
2. Data Validasi Ahli Media ... 82
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media ... 82
1) Data Validasi Ahli Media Pertama ... 82
2) Data Validasi Ahli Media Kedua ... 88
b. Revisi Produk 1) Revisi Produk Penilaian Pertama ... 90
2) Revisi Produk Penilaian Kedua ... 99
3. Data Uji Coba Perorangan ... 99
a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ... 99
b. Revisi Produk ... 107
4. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 107
a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 107
b. Revisi Produk ... 115
5. Data Uji Coba Lapangan ... 115
a. Deskripsi Data Uji Coba Lapangan ... 115
b. Revisi Produk ... 123
D. Analisis Data ... 123
1. Analisis Data Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 123
(19)
xvii
1) Aspek Pembelajaran ... 124
2) Aspek Isi ... 125
b. Analisis Data Validasi Produk oleh Ahli Materi II ... 127
1) Aspek Pembelajaran ... 127
2) Aspek Isi ... 128
2. Analisis Data Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 131
a. Aspek Tampilan ... 131
b. Aspek Penyajian ... 132
3. Analisis Data Uji Coba Perorangan ... 135
a. Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran ... 135
b. Analisis data Penilaian Aspek Isi ... 136
c. Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan ... 137
d. Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian ... 138
4. Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 140
a. Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran ... 140
b. Analisis Data Penilaian Aspek Isi ... 141
c. Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan ... 142
d. Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian ... 144
5. Analisis Data Uji Coba Lapangan ... 145
a. Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran ... 145
b. Analisis Data Penilaian Aspek Isi ... 146
c. Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan ... 148
(20)
xviii
E. Kajian Produk Akhir ... 150
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 153
B. Keterbatasan Penelitian ... 154
C. Saran ... 155
(21)
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran untuk
Ahli Materi ... 48 Tabel 3.2 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Isi untuk
Ahli Materi ... 48 Tabel 3.3 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Tampilan untuk
Ahli Media ... 50 Tabel 3.4 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Penyajian untuk
Ahli Media ... 51 Tabel 3.5 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran
untuk Guru Mata Pelajaran ... 52 Tabel 3.6 Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Isi untuk
Guru Mata Pelajaran ... 52 Tabel 3.7 Komponen dan Indikator untuk Perorangan,
Kelompok Kecil, dan Kelompok Besar ... 53 Tabel 3.8 Interval Kriteria Penilaian ... 56 Tabel 3.9 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 58 Tabel 4.1 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi I ... 56 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada Aspek
Isi oleh Ahli Materi I ... 61 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Gabungan Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi
oleh Ahli Materi I ... 63 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
(22)
xx
Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi II ... 64 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada Aspek
Isi oleh Ahli Materi II ... 65 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Gabungan Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi
oleh Ahli Materi II ... 66 Tabel 4.7 Tabel Saran Perbaikan dari Ahli Materi I ... 67 Tabel 4.8 Tabel Saran Perbaikan dari Ahli Materi II ... 68 Tabel 4.9 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Tampilan oleh Ahli Media ... 84 Tabel 4.10 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Penyajian oleh Ahli Media ... 86 Tabel 4.11 Hasil Penilaian Gabungan Aspek Tampilan dan Aspek Penyajian
oleh Ahli Media ... 86 Tabel 4.12 Tabel Saran Perbaikan oleh Ahli Media ... 87 Tabel 4.13 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Tampilan oleh Ahli Media ... 88 Tabel 4.14 Hasil Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Penyajian oleh Ahli Media ... 89 Tabel 4.15 Hasil Penilaian Gabungan Aspek Tampilan dan Aspek Penyajian
oleh Ahli Media ... 90 Tabel 4.16 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Perorangan ... 99 Tabel 4.17 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek
(23)
xxi
Isi pada Uji Coba Perorangan ... 100 Tabel 4.18 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek
Tampilan pada Uji Coba Perorangan ... 101 Tabel 4.19 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
Aspek Penyajian pada Uji Coba Perorangan ... 102 Tabel 4.20 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Perorangan ... 102 Tabel 4.21 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Isi dari Uji Coba Perorangan ... 103 Tabel 4.22 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Tampilan dari Uji Coba Perorangan ... 103 Tabel 4.23 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Penyajian dari Uji Coba Perorangan ... 104 Tabel 4.24 Hasil Penilaian Gabungan Empat Aspek Saat Uji
Coba Perorangan ... 105 Tabel 4.25 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 106 Tabel 4.26 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek Isi
pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 107 Tabel 4.27 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek
Tampilan pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 107 Tabel 4.28 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
(24)
xxii
Tabel 4.29 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 109 Tabel 4.30 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Isi dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 109 Tabel 4.31 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 110 Tabel 4.32 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Penyajian dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 111 Tabel 4.33 Hasil Penilaian Gabungan Empat Aspek Saat Uji Coba
Kelompok Kecil ... 111 Tabel 4.34 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Lapangan ... 113 Tabel 4.35 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek
Isi pada Uji Coba Lapangan ... 114 Tabel 4.36 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar Aspek
Tampilan pada Uji Coba Lapanga ... 114 Tabel 4.37 Contoh Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar
Aspek Penyajian pada Uji Coba Lapangan ... 115 Tabel 4.38 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Lapangan ... 116 Tabel 4.39 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Isi dari Uji Coba Lapangan ... 116 Tabel 4.40 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
(25)
xxiii
Aspek Tampilan dari Uji Coba Lapangan ... 117 Tabel 4.41 Data Penilaian Produk LKS dengan Media Gambar pada
Aspek Penyajian dari Uji Coba Lapangan ... 118 Tabel 4.42 Hasil Penilaian Gabungan Empat Aspek Saat Uji Coba
Lapangan ... 118 Tabel 4.43 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh
Ahli Materi I ... 120 Tabel 4.44 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi I ... 121 Tabel 4.45 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh
Ahli Materi II ... 123 Tabel 4.46 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi II ... 124 Tabel 4.47 Hasil Analisis Penilaian Ahli Materi I dan Materi II ... 125 Tabel 4.48 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan oleh
Ahli Media ...127 Tabel 4.49 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian oleh
Ahli Media... 128 Tabel 4.50 Hasil Analisis Data Penilaian oleh Ahli Media ... 129 Tabel 4.51 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran pada
Uji Coba Perorangan ... 130 Tabel 4.52 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba
Perorangan ... 132 Tabel 4.53 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada
(26)
xxiv
Tabel 4.54 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian pada
Uji Coba Perorangan ... 134 Tabel 4.55 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran pada
Uji Coba Kelompok Kecil ... 135 Tabel 4.56 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba
Kelompok Kecil ... 137 Tabel 4.57 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada
Uji Coba Kelompok Kecil ... 138 Tabel 4.58 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian pada Uji
Coba Kelompok Kecil ... 139 Tabel 4.59 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran pada
Uji Coba Lapangan ... 140 Tabel 4.60 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba
Lapangan ... 142 Tabel 4.61 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada
Uji Coba Lapangan ... 143 Tabel 4.62 Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian pada Uji
(27)
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Tampilan Halaman iii Sebelum Revisi ... 69 Gambar 4.2 Tampilan Halaman iii Sesudah Revisi ... 70 Gambar 4.3 Tampilan Halaman iv Sebelum Revisi ... 71 Gambar 4.4 Tampilan Halaman iv Sesudah Revisi ... 72 Gambar 4.5 Tampilan Halaman 1 Sebelum Revisi ... 73 Gambar 4.6 Tampilan Halaman 1 Sesudah Revisi ... 74 Gambar 4.7 Tampilan Halaman 1 Sebelum Revisi ... 75 Gambar 4.8 Tampilan Halaman 2 Sebelum Revisi ... 76 Gambar 4.9 Tampilan Halaman 4 Sebelum Revisi ... 77 Gambar 4.10 Tampilan Halaman 6 Sesudah Revisi ... 78 Gambar 4.11 Tampilan Gambar 4.1 di Halaman 1 Sebelum Revisi ... 79 Gambar 4.12 Tampilan Gambar 4.1 di Halaman 1 Sesudah Revisi ... 79 Gambar 4.13 Tampilan Gambar 4.3 di Halaman 2 Sebelum Revisi ... 80 Gambar 4.14 Tampilan Gambar 4.3 di Halaman 3 Sesudah Revisi
(gambar dihapus) ... 80 Gambar 4.15 Tampilan Halaman 7 Sebelum Revisi ... 81 Gambar 4.16 Tampilan Halaman 10 Sesudah Revisi ... 81 Gambar 4.17 Tampilan Halaman 8 Sebelum Revisi ... 81 Gambar 4.18 Tampilan Halaman 11 Sesudah Revisi ... 81 Gambar 4.19 Tampilan gambar 4.7 Halaman 4 Sebelum Revisi ... 91 Gambar 4.20 Tampilan gambar 4.7 Halaman 6 Sesudah Revisi ... 92 Gambar 4.21 Tampilan gambar 4.1 Halaman 6 Sebelum Revisi ... 93
(28)
xxvi
Gambar 4.22 Tampilan gambar 4.9 Halaman 7 Sesudah Revisi ... 94 Gambar 4.23 Tampilan Halaman 5 Sebelum Revisi ... 95 Gambar 4.24 Tampilan Gambar 4.10 dan 4.11 Halaman 8 Sesudah Revisi ... 96 Gambar 4.25 Tampilan Gambar 4.6 Halaman 4 Sebelum Revisi ... 97 Gambar 4.26 Tampilan Gambar 4.5 Halaman 5 Sesudah Revisi ... 98 Gambar 4.27 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran oleh Ahli Materi I ... 125 Gambar 4.28 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
oleh Ahli Materi I ... 126 Gambar 4.29 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran oleh Ahli Materi II ... 128 Gambar 4.30 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
oleh Ahli Materi II ... 129 Gambar 4.31 Diagram Batang Hasil Penilaian oleh Ahli Materi I dan
Ahli Materi II ... 130 Gambar 4.32 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan oleh Ahli Media ... 132 Gambar 4.33 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Penyajian oleh Ahli Media ... 133 Gambar 4.34 Diagram Batang Hasil Penilaian oleh Ahli Media ... 134 Gambar 4.35 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran pada Uji Coba Perorangan ... 136 Gambar 4.36 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
(29)
xxvii
pada Uji Coba Perorangan ... 137 Gambar 4.37 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan pada Uji Coba Perorangan ... 138 Gambar 4.38 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Penyajian pada Uji Coba Perorangan ... 139 Gambar 4.39 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 141 Gambar 4.40 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 142 Gambar 4.41 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 143 Gambar 4.42 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Penyajian pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 145 Gambar 4.43 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran pada Uji Coba Lapangan ... 146 Gambar 4.44 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
pada Uji Coba Lapangan ... 147 Gambar 4.45 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan pada Uji Coba Lapangan ... 149 Gambar 4.46 Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
(30)
xxviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Kebutuhan Guru ... 154 Lampiran 2 Analisis Kebutuhan Siswa ... 155 Lampiran 3 Lampiran Penilaian Ahli Materi ... 156 Lampiran 4 Lampiran Penilaian Ahli Media ... 160 Lampiran 5 Lampiran Penilaian Guru ... 164 Lampiran 6 Lampiran Penilaian Siswa ... 168 Lampiran 7 Lampiran Hasil Penilaian Siswa ... 172 Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli ... 186 Lampiran 9 Contoh Penilaian Kuesioner Uji Coba ... 198 Lampiran 10 Daftar Hadir ... 216 Lampiran 11 Foto Penelitian ... 220
(31)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya sehingga proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Seiring berkembang dan bertambahnya usia seseorang kegiatan belajar juga terjadi secara formal yaitu melalui sekolah, yang bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh lingkungannya yang terdiri atas siswa, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, komputer, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain). Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran, dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip,
(32)
generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sumber belajar yang digunakan untuk menunjang kesuksesan siswa juga semakin beragam dan berkembang. Saat ini sumber belajar tidak hanya dapat diperoleh melalui buku cetak pelajaran yang disediakan di sekolah tetapi juga di peroleh melalui media masa (majalah, koran, dan internet), yang menjadikan siswa dapat belajar secara mandiri. Akan tetapi sering kita temukan kendala dalam belajar sehingga belajar terkesan berat dan tidak menyenangkan, dalam hal tersebut ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam belajar, yaitu: 1) faktor internal dan 2) faktor eksternal.
Kegiatan membaca, mengulang kembali pelajaran di rumah, berlatih mengerjakan soal-soal, dan berdiskusi dengan orang tua, guru, dan teman dapat membantu siswa untuk memperluas pengetahuan dan mematangkan pelajaran yang sedang dipelajari. Tidak semua siswa tekun dalam membaca buku, belajar, dan berlatih mengerjakan soal-soal sehingga mereka tidak dapat mengingat pelajaran yang telah dipelajari dalam jangka waktu yang panjang, hasilnya pada saat ulangan mereka tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan bahkan sampai mencontek. Kegiatan membaca baik diajarkan orang tua kepada anak saat usia dini agar anak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk kehidupan di masa
(33)
depan. Kegiatan membaca sangat berguna untuk kita agar dapat memahami dan mengerti materi yang sedang dipelajari, oleh karena itu kita harus bisa menanamkan dalam diri kita untuk tekun dalam membaca buku, baik buku mata pelajaran, majalah, koran, dan media lainnya yang dapat menambah informasi-informasi bagi kemajuan pengetahuan kita. Karena ada pepatah
“Buku adalah Jendela Dunia”.
Kita dapat membaca buku pedoman utama yang telah dianjurkan oleh guru dan buku pelengkap lainnya. Buku pelengkap lainnya bermanfaat membantu siswa untuk menambah isi materi yang mungkin dalam buku panduan utama memiliki penjabaran materi sedikit serta hanya berisikan inti bacaan, serta kurangnya soal-soal latihan yang dapat membantu merangsang otak siswa. Dalam buku panduan utama pelajaran Ekonomi SMA kelas X saat ini banyak yang hanya memberikan sedikit ulasan materi dan sedikit juga soal-soal latihan, padahal seharusnya buku panduan utama memberikan ulasan materi yang lengkap sehingga siswa dapat belajar dengan efektif. Setelah membaca isi materi, agar dapat mempertahankan pemahaman dan memiliki gambaran yang lebih luas tentang bahasan, maka diperlukan buku latihan yang berisikan soal-soal esai, soal pilihan ganda, serta kasus yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Buku tersebut biasa disebut dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS bukan hal baru bagi para siswa, mulai duduk di jenjang sekolah dasar, LKS telah diberikan kepada siswa. LKS memiliki manfaat yang baik untuk siswa dan guru, karena dengan adanya LKS guru dapat melihat
(34)
perkembangan pemahaman siswa. Berdasarkan latar belakangan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan LKS melalui penelitian dan
pengembangan yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan Media Gambar untuk Pembelajaran Ekonomi Materi Pasar Bagi
Siswa Kelas X SMA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Seperti apakah Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan media gambar yang layak digunakan untuk membantu siswa kelas X memahami
materi pasar?”.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti menentukan bahwa pengembangan media ini untuk pembelajaran ekonomi SMA siswa kelas X khususnya pada materi pasar.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan media gambar yang layak digunakan untuk siswa kelas X memahami pelajaran ekonomi khususnya materi pasar yang memiliki kelebihan dengan memberikan gambar-gambar
(35)
yang relevan dan sesuai dengan materi sehingga menciptakan motivasi belajar, minat baca dan meningkatkan pemahaman siswa.
E. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa LKS bergambar berisikan materi pasar, dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu aplikasi Corel Draw x5.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) berisikan gambar-gambar yang relevan dengan materi pasar.
3. Gambar-gambar yang diberikan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) jelas dan berwarna sehingga menarik perhatian siswa untuk melihat, membaca, dan memahami materi.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dapat menjadi sarana belajar mandiri siswa di sekolah dan di rumah.
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan merupakan bahan ajar cetak.
F. Pentingnya Pengembangan
Penelitian pengembangan ini penting dilakukan karena memberikan manfaat, yaitu:
(36)
a. Sebagai media pendamping dan alternatif, yang dapat digunakan oleh guru dalam memantau pemahaman siswa dalam materi pasar. b. Sebagai referensi dalam mengembangkan media untuk
pembelajaran materi yang lain. 2. Bagi Siswa
a. Dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami pelajaran ekonomi khususnya materi pasar.
b. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dalam mengikuti pelajaran ekonomi khususnya materi pasar.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan wawasan dalam hal penelitian dan pengembangan produk pembelajaran yang baik dan layak digunakan. 4. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau acuan/ referensi dalam pengembangan media LKS selanjutnya
5. Bagi Program Studi Pendidikan Ekonomi
Hasil penelitian dan pengembangan media ini dapat menjadi tambahan informasi dan referensi untuk mengembangkan media LKS yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
(37)
G. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman maka ditentukan batasan-batasan istilah, yaitu:
1. Pengembangan adalah proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
2. Media bergambar adalah alat bantu belajar siswa berupa gambar-gambar hasil cetak, lukisan, atau foto.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan media bergambar adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang relevan dengan materi.
5. Pasar adalah proses dimana penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk menetapkan harga keseimbangan atau kesepakatan atas tingkat harga berdasarkan permintaan dan penawaran.
(38)
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian dan Pengembangan a. Pengertian Pengembangan
Akhir-akhir ini telah berkembang penelitian pengembangan, perhatian terhadap penelitian pengembangan ini terbukti dari banyaknya dilakukan penelitian dan pengembangan. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan, baik berupa model desain dan desain bahan ajar, produk misalnya media, dan juga proses. Dalam dunia pendidikan, penelitian dan pengembangan ini merupakan jenis penelitian yang baru. Ada beberapa pendapat tentang pengertian pengembangan, menurut Borg & Gall (1983) pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus, langkah-langkah tersebut terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
(39)
Seels & Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan adalah penelitian pengembangan sebagaimana dibedakan dengan pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-hasil pembelajaran yang harus dipenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal.
b. Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan desain pembelajaran dengan pendekatan sistem yang dikemukakan oleh Dick & Carey. Dalam model tersebut terdiri dari sepuluh langkah, adapun sepuluh langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
(40)
Gambar 2.1
Model Pendekatan Penelitian dan Pengembangan Dick & Carey
Berikut ini penjelasan kesepuluh langkah model pendekatan penelitian dan pengembangan Dick & Carey:
1) Menilai Kebutuhan untuk Mengidentifikasi Tujuan (Asses Needs to Identity Goals).
Tahap ini adalah menemukan apa yang diinginkan agar pembelajaran dapat melakukannya ketika mereka menyelesaikan program instruksional. Tujuan instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (job analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi
(41)
mau pun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
2) Melakukan Analisis Pembelajaran (Conduct Instructional Analysis).
Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar Gagne, menentukan langkah-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan tujuan tersebut (mengenali kemampuan bawahan/subordinat). Langkah terakhir adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan siswa untuk dapat memulai instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi.
3) Menganalisis Siswa dan Lingkungannya (Analyze Learners Contexts).
Langkah ini melakukan analisis pembelajaran, analisis konteks di mana mereka akan belajar dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya. Keterampilan pembelajaran, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan untuk merancang strategi instruksional.
(42)
4) Merumuskan Tujuan (Write Performance Objectives).
Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.
5) Mengembangkan Instrumen Penilaian (Develop Assesment Instruments).
Langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang diminta.
6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran (Develop Instructional Strategy).
Bagian-bagian siasat instrusksional menekankan komponen untuk mengembangkan belajar pembelajaran termasuk kegiatan pra instruksional, potensi isi, partisipasi siswa, penilaian dan tindak lanjut kegiatan.
7) Mengembangkan dan Memilih bahan Pembelajaran (Develop and Select Instructional Materials).
(43)
Tahap ini akan digunakan strategi pembelajaran untuk menghasilkan pembelajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes, dan panduan guru.
8) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction).
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi cara mengingkatkan pengajaran.
9) Revisi Produk (Revise Instrution).
Tahap ini mengulang siklus pengembangan perangkat pembelajaran. Data dari evaluasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari implementasi dari ahli.
10) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct Summative Evaluation).
Evaluasi ini berbeda dengan evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak dalam aktivitas model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick & Carey. Evaluasi ini dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai standar yang digunakan oleh pengembang. Evaluasi sumatif tidak melibatkan
(44)
pengembangan produk, tetapi melibatkan penilaian independen. Ini yang menjadikan alasan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong ke dalam proses desain sistem pembelajaran.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada umumnya dibeli dan bukan dibuat oleh guru, padahal LKS dapat dibuat oleh guru sehingga LKS dapat lebih menarik dan kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya siswa. Ada beberapa pendapat tentang pengertian LKS, sebagaimana yang diungkapkan dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004), LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, berisikan petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai. Menurut pandangan lain LKS yaitu materi yang sudah dikemas sedemikian rupa siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
(45)
Dapat disimpulkan , LKS adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Perlu kita ketahui bahwa LKS tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas-tugas teoritis atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya berpa tugas-tugas membaca sebuah artikel tertentu, membuat resume untuk dipresentasikan, dan lainnya. Adapun tugas praktis dapat berupa kerja laboraturium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga cabai dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.
b. Pentingnya LKS bagi Kegiatan Pembelajaran
Dalam menyiapkan LKS ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Untuk dapat membuat LKS yang bagus, pendidik harus cermat serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Karena sebuah LKS harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa, oleh karena itu terlebih dahulu kita harus mengetahui fungsi, tujuan, dan kegunaan LKS (Prastoro, 2011:205-206):
(46)
1) Fungsi LKS
Berdasarkan pengertian dan penjelasan di awal, dapat kita ketahui LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peran siswa;
b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan;
c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; dan
d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
2) Tujuan LKS
Dalam hal ini, paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu:
a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan;
b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan;
c) Melatih kemandirian belajar siswa; dan
d) Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.
(47)
Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja memiliki banyak kegunaan. Bagi guru, melalui LKS kita mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang sedang dibahas. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mendapatkan hasil yang
optimal dari pemanfaatan LKS adalah metode “SQ3R”
(Survey, Question, Read, Recite, and Review atau menyurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang). Adapun penjelasan masing-masing tahap tersebut menurut (Prastoro, 2011:206-207) adalah sebagai berikut:
a) Menyurvei (survey). Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.
b) Bertanya (question). Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi yang diberikan. c) Membaca (read). Pada kegiatan ini, siswa dirangsang
untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. Contohnya, siswa diminta untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggarisbawahi rincian
(48)
yang menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada tahap question.
d) Meringkas (recite). Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meringkas materi menggunakan kalimat mereka sendiri.
e) Mengulang (review). Pada tahap ini, siswa diminta sesegera mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut.
c. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar
Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama, meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Jika dilihat dari formatnya, LKS memuat paling tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.
(49)
d. Mengenal Macam-macam Bentuk LKS
LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS menjadikan LKS memiliki berbagai macam bentuk. Ada lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh siswa, sebagai berikut ini.
1) LKS yang membantu siswa menemukan konsep.
Sesuai prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengonstruksikan pengetahuan di dalam otaknya. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas adalah dengan mengemas materi pembelajaran dalm bentuk LKS yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, kemudia kita memita siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya. Selanjutnya kita berikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.
(50)
2) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
Dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti, guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab. Dengan siswa dilatih untuk belajar menghormati pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab, maka hal ini telah memberikan sebuah jalan bagi terimplementasikannya nilai-nilai demokrasi dalam diri siswa.
3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
LKS bentuk ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku terlebih dahulu, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan remediasi.
(51)
LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku buku pelajaran. LKS ini juga cocok untuk pengayaan.
5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS.
e. Langkah-langkah Aplikatif membuat LKS
Keberhasilan LKS yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua siswa. Karena LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Siswa akan terbius dan terhipnotis untuk membuka lembar demi lembar halamannya, dan mereka akan mengalami kecanduan dalam belajar. Maka dari itu, keharusan bagi guru ataupun calon guru agar mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang inovatif. Adapun langkah-langkah penyusunan LKS menurut Diknas (2004): 1) Malakukan analisis kurikulum.
Analisis kurikulum merupkan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan
(52)
ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan. Kita juga harus mencermati kompetensi yang mesti dimiliki oleh siswa.
2) Menyusun peta kebutuhan LKS.
Peta kebutuhan LKS sangan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat urutan LKSnya. Urutan LKS sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
3) Menentukan judul-judul LKS.
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar. Besarnya kempetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan kedalam materi pokok mendapatkan maksimal empat materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKS.
4) Penulisan LKS.
Untuk menulis LKS, langkah yang dilakukan adalah: a) Merumuskan kompetensi dasar, dengan menurunkan
(53)
b) Menentukan alat penilaian, yang dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa.
c) Menyusun materi, isi materi LKS sangat tergantuk pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu berupa gambaran umum yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian. LKS juga berisikan referensi yang digunakan sebagai sumber LKS agar siswa dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Pemberian tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat lakukan.
d) Memperhatikan struktur LKS, kita harus memahami bahwa struktur LKS terdiri atas enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah kerja, dan penilaian. Apabila enak komponen tidak lengkap maka tidak dapat dikatakan LKS.
(54)
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu Medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Menutur Azhar Arsyad (2011:3) dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan menurut AECT (Association for Education and Communication Technology, 1977) media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Kata media juga sering diganti dengan kata mediator yang menunjukkan fungsi atau perannya sebagai pengatur hubungan yang afektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan
isi pelajaran. Menurut Gagne’ dan Briggs (1975) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera,video recorder, film, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
(55)
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6): 1) Media sebagai alat komunikasi guna mencapai tujuan
pendidikan;
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; 3) Seluk-beluk proses belajar;
4) Hubungan antara metoda mengajar dan media pendidikan; 5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; 8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9) Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan
(56)
yang akan disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan sempurna.
b. Perkembangan Media
Perkembangan media secara umum terdiri atas tiga generasi (Kustandi, 2011:10-11), yaitu:
1) Media surat kabar atau majalah yang memiliki ciri-ciri: a) Arus informasi satu arah;
b) Informasi tercetak;
c) Informasi langsung dapat dibaca;
d) Informasi di atas kertas, papan, dan lain-lain; e) Daya rangsang rendah;
f) Biaya operasional murah.
2) Radio, film, dan televisi yang memiliki ciri-ciri: a) Arus informasi satu arah;
b) Informasi dalam bentuk audio, audio visual, pita kaset; c) Informasi dapat dibaca dan didengarkan ketika disiarkan
dan diputar ulang;
d) Informasi di radio, televisi, dan monitor; e) Daya rangsang tinggi;
f) Biaya operasional mahal; g) Cara kerja elektris.
(57)
a) Arus informasi dua arah;
b) Informasi audio, audio visual, dan kaset atau disket;
c) Informasi dapat didengar dan dilihat ketika disiarkan atau diputar ulang;
d) Informasi pada tayangan TV, layar monitor atau komputer;
e) Daya rangsang tinggi; f) Biaya operasional mahal; g) Cara kerja elektris.
c. Peran Media Pembelajaran
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makba visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif yaitu dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3) Fungsi kognitif yaitu terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
(58)
dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris yaitu terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran, karenanya informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Media pembelajaran juga harus dapat memberikan pengalaman dan memenuhi kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Kemp dan Dayton (1985:3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian dari pembelajaran dikelasm sebagai beriku:
(59)
a) Penyampaian pelajaran tidak kaku; b) Pembelajaran lebih menarik;
c) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpat balik dan penguatan;
d) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalm jumlah yang cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar;
e) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik, dan jelas.
d. Istilah Pokok Seputar Media Pembelajaran
Selain istilah media pembelajaran, ada pula istilah-istilah lain yang berkaitan, yaitu teknologi pembelajaran atau teknologi pendidikan, sumber belajar (learning resources), dan alat peraga. 1) Teknologi Pembelajaran atau Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik etis untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan
(60)
sumber-sumber teknologi yang sesuai (Januszewski dan Molenda, 2008:1). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa:
a) Teknologi pembelajaran pada perkembangan awalnya sama dengan media pembelajaran yang lahir dari revolusi komunikasi;
b) Dalam perkembangan selanjutnya teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang bukan hanya terbatas pada media dalam bentuk peralatan fisik semata, melainkan merupakan kajian dan praktik etis dalam mendesain, mengembangkan, menggunakan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber teknologi yang sesuai untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja tenaga pendidik, peseta didik, dan organisasi kependidikan;
c) Media pembelajaran yang dipandang sebagai segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa hardware dan software merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran yang harus diciptakan (didesain dan dikembangkan), digunakan, dan dikelola (dievaluasi) untuk kebutuhan pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.
(61)
2) Sumber Belajar
Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang di mana pembelajaran dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja (Januszewski dan Molenda, 2008:213). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan pembelajaran (Seels dan Rechey, 1994;12). Sumber yang dimaksud bukan hanya terbatas pada peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar, melainkan juga orang, anggaran (budget) dan fasilitas. Pendeknya, sumber belajar mencakup segala yang tersedia untuk membantu individu belajar dan menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.
Berdasarkan definisi sumber belajar yang diberikan di atas, maka media pembelajaran dan sumber belajar memiliki kesamaan di suatu sisi dan juga perbedaan di sisi lain. Persamaannya adalah ketika media berfungsi sebagai sumber untuk membantu individu dalam proses pembelajaran. Misalnya, media video yang berisi materi atau bahan pembelajaran digunakan untuk membantu proses pembelajaran baik dalam ruang kelas ataupun di luar kelas, maka kedudukan
(62)
media video tersebut sama dengan sumber belajar. Tetapi jika media visual yang hanya berfungsi sebagai peralatan fisik saja berfungsi sebagai perantara sumber dengan penerimaan informasi, maka peralatan visual tersebut hanyalah media dan bukan sebagai sumber belajar.
3) Alat Peraga
Yang dimaksud dengan alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untk memperagakan materi pelajaran. Alat peraga ini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan. Singkatnya, alat peraga ialah alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi membantu guru dalam proses mengajarnya dan membantu siswa dalam proses belajarnya (Simak Yaumi dan Syafei, 2012, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Fak. Tarbiyah UIN Alauddin, Modul 1).
e. Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Nana Sudjana (2009:2-3)
(63)
mengemukakan beberapa alasan yang menunjukkan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa:
1) Berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a) Proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pebelajaran lebih baik;
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pembelajaran;
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
2) Berkenaan dengan taraf berpikir siswa.
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, di mulai berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Pengunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan
(64)
berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal abstrak dapat dikongkret, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pembelajaran tanpa media pembelajaran dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkann untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
f. Jenis dan Kriteria memilih Media Pembelajaran
Penggunaan media tidak dilihat dan dinilai dari segi kecanggihannya, tetapi yang lebih diutamakan adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran. Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2009:3-4), yaitu:
1) Media grafis yang sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang memiliki ukuran panjang dan lebar (gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain);
(65)
2) Media tiga dimensi yang berbentuk seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain;
3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran (Sudjana, 2009:4), yaitu:
1) Guru perlu memiliki pemahaman terhadap media pembelajaran, antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa;
2) Guru harus terampil dalam membuat media pembelajaran yang sederhana untuk keperluan mengajar, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi;
3) Pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran. Menilai keefektifan media pembelajaran penting bagi guru, agar ia dapat menentukan apakah penggunaan media mutlak
(66)
diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pembelajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media pembelajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran, sebaiknya guru tidak menggunakan bantuan media pembelajaran.
Dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran, sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran: artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan dan berisikan unsur pemahaman aplikasi, analisis, dan sintesis.
2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran: artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, berkonsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agr lebih mudah untuk dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media: artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, mudah dibuat oleh guru pada saat mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya: artinya apa pun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.
(67)
5) Tersedianya waktu untuk menggunakannya: media tersebut dapat dimanfaatkan siswa selama jam pelajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa: artinya memilih media
untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.
4. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Media memiliki karakteristik dan ciri-ciri khas, berdasarkan tujuan, dan maksud pengelompokannya. Media dipilih dan digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Berikut beberapa jenis media pembelajaran dan karakteristiknya (Kustandi, 2011:45):
1) Gambar atau Foto
Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana saja. Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Gambar telah lama digunakan sebagai media untuk mengajar dan belajar serta dapat digunakan terus menerus dengan efektif dan
(68)
mudah. Selain itu, media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh media ini (Kustandi, 2011:45-46) sebagai berikut:
a) Sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal;
b) Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua;
c) Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.
Adapun kekurangan yang dimiliki oleh media ini sebagai berikut:
a) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata;
b) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
2) Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Sketsa merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang berupa garis besar. Sketsa
(69)
merupakan media visual sederhana sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek, sehingga dapat menambah pemahaman visual siswa terhadap suatu objek dan memperlancar pengusaan objek-objek yang dihayatinya.
3) Diagram
Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol. Diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponen. Menurut menurut Cecep Kustandi (2011:47) diagram memiliki sifat sebagai berikut:
a) Simbolis dan abstrak, kadang-kadang sulit untuk dipahami;
b) Untuk dapat membaca diagram dibutuhkan sebuah keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi diagram tersebut; dan
c) Sulit dimengerti.
Adapun ciri-ciri diagram yang baik meliputi:
a) Benar, rapih, dan disertai dengan keterangan yang jelas; b) Cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
(70)
c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola baca yang umum, dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
b. Syarat-syarat Memilih Gambar
Untuk dapat menggunakan gambar secara efektif kita harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti, dan terperinci untuk kegunaannya. Gambar yang dapat digunakan tentu gambar yang memiliki hubungan dengan pelajaran yang sedang berlangsung atau sesuai dengan kasus yang ada. Agar gambar mencapai tujuan dengan semaksimal mungkin sebagai alat visual, menurut Amir Hamzah (1979:29) gambar dipilih menurut syarat-syarat tertentu, seperti:
a) Gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah dimengerti, dan cukup besar untuk dapat memperlihatkan detailnya;
b) Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi; c) Gambar harus benar, artinya menggambarkan situasi yang
serupa jika dilihat dalam keadaan sebenarnya; d) Tidak memiliki kerumitan;
e) Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya;
(71)
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Agung Nugroho dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Media Gambar untuk Membantu Siswa Kelas XI IPS Memahami Materi Analisis Transaksi Keuangan Perusahaan Jasa. Pada penelitian ini menghasilkan produk pengembangan berupa LKS layak pakai. LKS dengan media bergambar sangat membantu siswa untuk dapat menangkap isi materi yang ada pada panduan buku pokok. Dengan adanya LKS yang disertakan gambar-gambar yang jelas dan menarik dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
Penelitian relevan lainnya yang dilakukan oleh Erna Wahyuni dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika SMP Berbasis Kontekstual untuk Memfasilitasi Pencapaian Kemampuan Memecahkan Masalah adalah pembelajaran yang berlangsung secara efektif akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan dari enam pembelajaran matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah siswa mampu memecahkan masalah, siswa juga dituntun untuk mampu memecahkan masalah matematika, agar nantinya mereka mampu berpikir sistematis, logis, kritis, dan gigih dala memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan adanya LKS matematika ini diharapkan dapat membantu siswa SMP dalam memecahkan masalah-masalah dalam soal matematika, karena kita mengetahui matematika
(72)
merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit sehingga dalam LKS ini diberikan banyak soal latihan-latihan yang dapat menunjang pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika.
(73)
43 BAB III
METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan istilah Research dan Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Borg & Gall, 1983: 194).
Penelitian dan pengembangan dilakukan berdasarkan suatu model berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur yang kemudia secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu (Borg & Gall, 2003: 195).
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan media gambar untuk pembelajaran ekonomi materi pasar bagi siswa Kelas X SMA.
B. Prosedur Pengembangan
Pengembangan LKS dengan media gambar untuk pembelajaran ekonomi materi pasar bagi siswa Kelas X SMA menggunakan prosedur pengembangan instruksional dengan pendekatan sistem yang dirancang oleh Dick and Carey. Dari sepuluh tahapan yang dikembangkan, peneliti hanya
(74)
menggunakan sampai pada langkah kesembilan. Adapun kesembilan langkah tersebut sebagai berikut:
1) Melakukan Analisis Kebutuhan.
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperkuat landasan peneliti dalam mengembangkan produk media pembelajaran, seperti melakukan studi literatur dan studi lapangan.
2) Melakukan Analisis Pembelajaran.
Pengembangan yang peneliti lakukan adalah memproduksi media pembelajaran dengan bantuan komputer berdasarkan rancangan produk yang telah dibuat, meliputi merumuskan komptensi inti, kompetensi dasar, mengembangkan dan memilih materi pelajaran yang diperlukan oleh siswa untuk memulai pembelajaran.
3) Menganalisis Siswa dan Lingkungan.
Peneliti akan menganalisis siswa di mana mereka akan belajaran dan di mana mereka akan menggunakan keterampilan, pilihan, dan sikap yang dimiliki siswa.
4) Merumuskan Tujuan.
Peneliti membuat rumusan tujuan. Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, peneliti akan mencatat pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah siswa menerima pembelajaran. Pernyataan yang dimaksud diperoleh dari analisis pembelajaran yang bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang telah dipelajari,
(75)
kondisi pencapaian pada pembelajaran, dan kriteria pencapaian pada pembelajaran.
5) Mengembangkan Instrumen Penilaian.
Peneliti mengembangkan instrumen penilaian dalam bentuk butir-butir penilaian untuk mengukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran.
Peneliti akan mengembangkan strategi pembelajaran berupa bagian-bagian siasat instruksional, partisipasi siswa, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan yang akan digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7) Mengembangkan dan Memilih Pembelajaran.
Produk yang akan dikembangkan adalah media interaktif. Penampilan dibuat semenarik mungkin agar para siswa termotivasi untuk belajar, meningkatkan minat baca, dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Isi LKS disajikan dengan berbagai komponen media, seperti gambar yang relefan, teks, dan warna yang menarik, sehingga pengembangan LKS ini menjadi media pembelajaran yang efisien untuk siswa dan guru.
8) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif.
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formatif yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh
(1)
Lampiran 11 : Foto Penelitian
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)