Pengertian Motivasi Motivasi Kerja

31 prinsip umum kepemimpinan, yakni: konstruktif, kreatif, partisipatif, kooperatif, dan delegasi yang baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, stafTU, siswa, orang tua siswa dan pihak-pihak lain terkait untuk bekerja sama dan berperan serta guna mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang telah ditetapkan. Adapun indikator untuk mengukur kepemimpinan kepala sekolah tersebut ditunjukkan dengan kompetensi yang dimiliki kepala sekolah, khususnya: 1 memiliki kepribadian yang kuat, 2 memahami kondisi anak buah dengan baik, 3 memiliki visi dan memahami misi sekolah, 4 kemampuan mengambil keputusan, serta 5 kemampuan berkomunikasi.

2.3 Motivasi Kerja

2.3.1 Pengertian Motivasi

Motovasi adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepauasan kerja dan meningkatkan produktivitas atau hasil kerja individu. Motivasi tersebut menimbulkan berbagai perilaku manusia. Banyak ahli psikologi yang memakai istilah berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan sesuatu. Buchory 1994:14 motivasi berasal dari kata motif berarti tenaga yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu meliputi kebutuhan needs, keinginan wids dan dorongan drive. 32 Reksohadiprodjo 1990:258 mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam upaya mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Setiap keinginan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dari dalam diri orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Mukhijat 1991:10 mengemukakan bahwa motivasi adalah proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu. Proses motivasi mencakup tiga hal, yaitu: pengenalan dan penilian kebutuhan yang belum terpuaskan, penentuan jam yang akan menentukan kapuasan, serta penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan seseorang akan mewujudkan perbuatan-perbuatan tertentu, yaitu: 1 Kekuatan yang menjadi alasan motif adalah sesuatu keadaan dimana dalam hierarki motif seseorang menujukkan tingkat kebutuhan yang mendesak, 2 Penghargaan adalah kemungkinan bahwa tindakannya akan mencapai tujuan, serta 3. Nilai dari intensif rangsangan, adalah penghargaan yang dikerjakan agar tercapainya tujuan Raviatno, 1990:21 Selanjutnya Dessler 1992:328 menganggap bahwa memunculkanmembuat motivasi merupakan salah satu pekerjaan manajemen yang sederhana, tetapi juga paling rumit. Motivasi merupakan 33 hal sederhana karena pada sasaranya orang-orang termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan ganjaran. Dengan demikian, memotivasi seseorang tentunya mudah, usahakan saja untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya dan gunakan hal itu sebagai kemungkinan ganjaran atau intensif. Tetapi di sinilah timbulnya kerumitan dalam pemotivasian. Contoh sederhana misalnya : apa yang dipandang seseorang sebagai ganjaran yang penting, mungkin tidak dipandang demikian oleh orang lain. Mc Donald yang dikutip oleh Sardiman 2000:72 menyatakan ”Motivasi adalah perubahan energi, dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan Sardiman 2000:75 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Pendapat yang dikemukakan oleh Natawijaya 19781979:46, bahwa ”motivasi ialah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku “. Winkel 1983:27 adalah ”kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan yang disebut motif. 34 Selanjutnya motif baru dapat disebut motivasi apabila sudah menjadi kekuatan yang bersifat aktif .” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif adalah sebagai proses yang ada di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak sehingga motif merupakan proses organik yang internal. Motif membuat seseorang untuk memulai suatu tindakan, sedangkan motivasi adalah motif-motif yang telah menjadi aktif yang membuat seseorang melakukan tindakan, karenanya tanpa motiv tidak akan terjadi proses motivasi. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Motivasi mempunyai peran dan fungsi penting dalam aktivitas manusia karena dalam motivasi terkandung adanya kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan aktivitas. Mengacu rumusan sebagaimana dikemukakan Maslow 1988:148 bahwa pada dasarnya manusia mempunyai beberapa kebutuhan secara hierarkis yang harus dipenuhinya, yaitu kebutuhan: 1 Fisiologis, 2 Rasa aman, 3 Sosial, 4 Penghargaan, dan 5 Aktualisasi diri. Maslow menjelaskan kebutuhan yang paling pokok untuk manjaga kelangsungan hidup manusia adalah kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan akan pangan, pakaian, dan tempat tinggal, pada umunya aktivitas manusia berada pada level ini apabila kebutuhan pokok tersebut belum terpenuhi dan karenanya kebutuhan lain kurang memotivasinya. 35 Jika kebutuhan Fisiologis ini sudah terpenuhi, kebutuhan manusia akan bergerak ke level yang lebih tinggi lagi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, akan aktualitasasi diri. Hal inilah yang disebut oleh Maslow sebagai keutuhan yang hierarkis. Demikian motivasi orang bekerja tidak hanya untuk mencari uang semata, tetapi ada hal lain. Salah satu diantaranya adalah bahwa orang mendapat kepuasan dari pekerjaan itu sendiri. Orang yang mendapat kepuasan dari pekerjaan maka akan bekerja dengan menunjukkan prestasi. Sedangkan prinsip-prinsip motivasi meliputi: perhatian yang menarik dan mempertahankan perhatian: relevansi, mengusahakan relevansi dengan kebutuhan: percaya diri, menumbuhkan, dan menguatkan rasa percaya diri kepuasan, menghasilkan kepuasan dalam diri.

2.3.2 Teori Motivasi