49
terpenuhi, dan dengan terpenuhinya kebutuhan guru akan berimplementasi ke peningkatan kinerjanya.
Memimpin sekolah pada hekekatnya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang kreatif, memberdayakan guru dan merekayasa menjadi tenaga
yang berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah harus dapat meyakinkan guru yang dipimpinanya melalui pengembangan keterampilan memimpin
yang dimilikinya, berwawasan kedepan, seimbang, selaras, dan serasi dalam membuat keputusan.
Dengan demikian kinerja guru sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya terdiri atas
motivasi intrinsik yang dilakukan oleh guru itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas kepemimpinan kepala sekolah. Semua faktor tersebut
baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru.
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Laeli 2004 tentang dampak Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja
guru SD Negeri di kecamatan Paguyangan kabupaten Brebes menunjukkan adanya dampak positip yang signifikan.
2.6 Kerangka Berfikir
50
Kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi, oleh karenanya kinerja merupakan hasilkeluaran dari sesuatu
proses atau kemampuan aplikasi kerja dalam wujud nyata. Secara ringkas Robins Terjemah, 2001 merumuskan kinerja dalam bentuk rumus
P=AxM, dimana P adalah performance, A adalah achievement, dan M adalah motivation. Jika salah satu dari keduanya tidak memadai, maka
kinerja akan menjadi negatif. Namun demikian dalam kenyataannya ada kemungkinan seorang pegawai guru menunjukan kinerja yang rendah,
sementara mereka memiliki potensi untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi. Fenomena tersebut diduga dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang
mendukung, seperti ketersediaan saran dan prasarana, kepemimpinan, iklim, dan budaya kerja, serta keterbatasan waktu untuk melaksanakan tugas.
Kinerja guru merupakan hal yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor ekternal individu yang
bersangkutan. Faktor yang diduga kuat mempengaruhi kinerja guru adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru, kesemuanya
dapat menciptakan iklim dan budaya organisasi dalam lembaga sekolah yang baik. Sekolah dengan budaya organisasi yang baik akan menimbulkan
komitmen bagi warga sekolah, baik siswa, karyawan maupun guru. Sehingga dengan komitmen itu akan memperdayakan mereka untuk
meningkatkan kinerjanya seoptimal mungkin. Dari uraian diatas dapat dirumuskan dalam bentuk kerangka berpikir
teoretik sebagai berikut :
51
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Berdasar gambar di atas dapat dipahami kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jika guru dalam menanggapi kepemimpinan kepala sekolah positif atau
tinggi maka diduga akan berimplikasi pada kuatnya atau tingginya kinerja guru dan sebaliknya jika guru dalam menanggapi kepemimpinan
kepala sekolah negatif atau rendah diduga akan berimplikasi pada melemahnya atau rendahnya kinerja guru.
2. Jika dalam menanggapai motivasi kerja guru positif atau tinggi maka
diduga akan berimplikasi pada kuatnya atau tingginya kinerja guru dan sebaliknya jika guru dalam menanggapi motivasi kerja guru negatif atau
rendah maka diduga akan berimplikasi pada melemahnya atau rendahnya kinerja guru.
2.7 Hipotesis