Analisa Residu SO Derajat Putih Bobot Jenis Penerimaan oleh -amilase

83 Lampiran 3. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Pati Jagung A. Bentuk dan Ukuran Granula Pati Metode Mikroskop Cahaya Terpolarisasi Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian ditambahkan larutan iod untuk menambah daya kontras. Suspensi ini diteteskan di atas gelas obyek dan kemudian ditutup dengan gelas penutup. Obyek diuji dengan meneruskan cahaya melalui polarisator dan selama pengamatan, alat analisator diputar sehingga cahaya terpolarisasi sempurna yang ditunjukkan oleh butir-butir pati yang belum mengalami gelatinisasi dengan sifat birefringence. Pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan polarisator dan alat penganalisa analisator, disebut mikroskop cahaya. Selanjutnya hasil pengamatan disimpan dalam bentuk file JPEG. Pengamatan sifat birefringence pati di bawah mikroskop polarisasi dilakukan untuk mengetahui kecukupan proses gelatinisasi. Sampel disuspensikan dalam akuades dan diaduk secara merata. Kemudian, satu tetes sampel diteteskan ke gelas objek dan diamati di bawah mikroskop polarisasi. Sampel yang bukan berupa tepung perlu ditepungkan terlebih dahulu hingga diperoleh ukuran partikel yang dapat disuspensikan dalam akuades.

B. Karakterisasi Mutu Pati 1. pH

Alat pH-meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH. Elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling dicelupkan ke dalam contoh yang akan diperiksa konsentrasi larutan pati 10 bb. Suhu dari contoh disesuaikan. Nilai pH dicatat dan dibaca pada skala pH meter.

2. Analisa Residu SO

2 Metode Iodometric Sebanyak 10 g contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquades. Tambahkan 20 ml NaOH 1 N dan aduk selama 5 menit. Kemudian tambahkan 25 ml H 2 SO 4 1 N dan 2 84 tetes indikator pati lalu dititrasi dengan larutan iod 0,05 N sampai berwarna biru. Akuades digunakan sebagai blanko. SO 2 ppm = ml titrasi sampel – ml titrasi blanko x N larutan iod x 0,032 x 1 000 000 Bobot sampel g Miliequivalent bobot SO 2 = 64,07 = 0,032 2 x 1000

3. Derajat Putih

Pengukuran derajat putih pati dilakukan dengan menggunakan Whiteness merk Kett Shimadzu. Kalibrasi dilakukan dengan standar warna putih BaSO 4 . Sejunlah contoh dimasukkan ke dalam wadah khusus, diputar sehingga terletak dibawah lensa dan diukur derajat putihnya yang berkisar antara 0-100. Nilai derajat putih dapat ditentukan dengan melihat posisi jarum penunjuk persen derajat putih.

4. Bobot Jenis

Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan cara menuangkan biji jagung yang telah dihancurkan ke dalam wadah yang telah diketahui volumenya dengan tepat, kemudian diratakan satu arah dengan penggaris, lalu ditimbang : Bobot jenis gcm 3 = berat contoh volume

5. Penerimaan oleh -amilase

Suspensi tepung 1 dalam air destilata dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit sampai mencapai suhu 90 C. Kemudian didinginkan. Sebanyak 2 ml larutan tepung dalam tabung reaksi ditambah 3 ml air destilata dan 5 ml larutan buffer Na-fosfat 0,1 M, pH 7,0. Kemudian diinkubasi dalam penangas air 37 C selama 15 menit. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5 ml larutan enzim -amilase dan diinkubasikan dalam penangas air 90 C selama 10 menit. Setelah didinginkan, campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 10 ml air 85 destilata. Warna orange-merah yang terbentuk dari campuran reaksi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm. Kadar maltosa dari campuran reaksi dihitung dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan cara mereaksikan larutan maltosa standar dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti diatas. Daya cerna pati sampel dihitung sebagi persentase relatif terhadap pati murni sebagai berikut : Daya cerna pati = Kadar maltosa sampel setelah reaksi enzim X 100 Kadar maltosa pati murni setelah reaksi enzim 86 Lampiran 4. Karakterisasi Sifat Fungsional Pati Jagung 1. Sifat Amilografi Suhu gelatinisasi dihitung dari hasil kurva pengukuran viskositas pati dengan menggunakan Brabender Viscoamylograph. Rentang suhu gelatinisasi diukur pada saat viskositas pati mulai naik hingga dicapai viskositas puncak. a. Prosedur uji amilograf Aquades sejumlah 450 ml disiapkan dalam buret. Sampel tepung sejumlah 45 g ditimbang dan dimasukkan dalam buret. Selanjutnya suspensi dimasukkan ke dalam bowl amilograf. Sisa air dalam buret digunakan untuk melarutkan untuk membilas wadah yang telah digunakan untuk melarutkan dan bilasan ditambahkan ke dalam suspensi. Lengan sensor dipasang dan dimasukkan ke dalam bowl dengan cara menurunkan head amilograf. Suhu awal termoregulator diukur pada suhu 20 atau 25 C. Pada saat pengaturan ini switch pengatur suhu harus terletak pada posisi 0. Switch pengatur diikat pada posisi bawah 97 , sehingga jika mesin dihidupkan suhu akan meningkat 1,5 C setiap 1 menit. Mesin amilograf dihidupkan maka bowl akan berputar dan pemanas akan memanaskan air bath. Begitu suspensi mencapai 30 C, pena pencatat diatur pada skala kertas amilog dan pada skala tersebut diberi tanda dengan menggoreskan pena naik turun setelah pasta mencapai suhu 95 C. Ini bisa dihitung dari waktu yang diperlukan menaikkan suhu 65 setelah 30 C kemudian switch pengatur dipindahkan ke posisi atas 20 C. b. Parameter analisis amilog Suhu awal gelatinisasi yaitu suhu pada saat kurva mulai menaik Suhu pada puncak gelatinisasi yaitu suhu C pada puncak maksimum viskositas yang dicapai. Suhu ditentukan berdasarkan perhitungan berikut : Suhu = suhu awal + waktu dalam menit x 1,5 87 Viskositas maksimum pada puncak gelatinisasi dinyatakan dalam Amilograf Unit atau Brabender Unit.

2. Kelarutan dan Swelling Power Modifikasi metode Perez et al., 1999