Kadar Air Kadar Abu

28 perbedaan indeks refraksi dalam granula pati. Indeks refraksi dipengaruhi oleh struktur molekul amilosa di dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian cahaya yang melewati granula pati. Jika arah getar gelombang cahaya paralel terhadap sumbu heliks amilosa, terjadi penyerapan cahaya secara intensif. Jika arah getar gelombang cahaya tegak lurus terhadap sumbu heliks amilosa, maka terjadi sedikit atau tidak ada penyerapan cahaya.

2. Komposisi Kimia Pati

a. Kadar Air

Kadar air perlu ditetapkan sebab sangat berpengaruh terhadap daya simpan bahan. Makin tinggi kadar air suatu bahan maka makin besar pula kemungkinan bahan tersebut rusak atau tidak tahan lama. Proses pengeringan sangat berpengaruh sekali terhadap kadar air yang dihasilkan. Jumlah kandungan air pada bahan terutama bahan-bahan hasil pertanian akan mempengaruhi daya tahan bahan tersebut terhadap serangan mikroba. Untuk memperpanjang daya simpan suatu bahan maka sebagian air dalam bahan dihilangkan sehingga mencapai kadar air tertentu. Pengeringan pada pati mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar airnya sampai batas tertentu sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan pada pati dapat dihambat. Batas kadar air minimum dimana mikroba masih dapat tumbuh adalah 14-15 Fardiaz, 1989. Standar mutu pati menurut SII untuk nilai kadar air adalah maksimum 14. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa hasil analisis kadar air yang diperoleh pati jagung berkisar antara 8,82-10,72, sehingga kadar air pati yang dihasilkan masih memenuhi syarat SII pati.

b. Kadar Abu

Kadar abu menunjukkan kandungan mineral dalam pati. Mineral merupakan zat anorganik dalam bahan yang tidak terbakar selama proses pembakaran. Kadar abu sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dianalisis, umur biji dan lain-lain. Kadar abu merupakan unsur-unsur mineral sebagai sisa yang tertinggal setelah bahan dibakar sampai bebas karbon. Kadar abu adalah komponen yang 29 tidak mudah menguap, tetap tinggal dalam pembakaran dan pemijaran senyawa organik. Komponen yang umum terdapat pada senyawa organik alami adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium, mangan dan besi. Secara kuantitatif nilai kadar abu dalam pati yang dihasilkan berasal dari mineral-mineral dalam biji, pemakaian pupuk dan dapat juga berasal dari kontaminasi tanah dan udara selama pengolahan Soebito, 1988. Berdasarkan hasil analisis Tabel 10, nilai kadar abu pati jagung yang hampir sama berkisar antara 0,18-0,31. Hasil yang diperoleh tersebut masih memenuhi standar mutu pati berdasarkan SII, yaitu kadar abu maksimal yang diperoleh 1,5. Kadar abu pati jagung lebih rendah dibandingkan dengan kadar abu biji jagung. Hal ini disebabkan karena adanya proses ekstraksi dan pencucian berulang-ulang dengan air. Pencucian tersebut dapat menyebabkan terlarutnya mineral dalam biji jagung oleh air pencuci sehingga kandungan mineralnya menjadi berkurang. Selain itu proses pemerasan juga dapat menyebabkan hilangnya mineral karena proses pemerasan yang bertujuan untuk memisahkan larutan pati dari ampasnya, memungkinkan terbawanya mineral tersebut ikut terbuang bersama ampas. Perbedaan kandungan abu diduga karena perbedaan kandungan mineral dalam biji. Perbedaan kandungan mineral tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan penambahan pupuk dan kondisi tanah tumbuh.

c. Kadar Serat