Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi Dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur
STRATEGI PR KEBAB TURKI BABA RAFI DALAM MEMPEROLEH
PENGHARGAAN ASIA TOP 10 YOUNG ENTREPRENEUR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
TANIA
NIM: 1110051000028
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
STRATEGI PR KEBAB TURKI BABA RAFI DALAM MEMPEROLEH
PENGHARGAAN ASIA TOP 10 YOUNG ENTREPRENEUR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)
Oleh: Tania
NIM: 1110051000028
Pembimbing,
Rachmat Baihaky, MA NIP: 19761129 2009 121 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Juli 2014
(5)
ABSTRAK Nama : Tania
NIM : 1110051000028
Judul : Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur
Bisnis waralaba di dunia memperlihatkan adanya perkembangan yang sangat pesat. Hingga akhir 1990-an waralaba asing masih sangat mendominasi, hanya terdapat beberapa merek lokal di Indonesia. Namun kini menurut data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) hingga tahun 2006 ada 220 merek waralaba asing dan 230 merek waralaba lokal. Kebab Turki Baba Rafi adalah perusahan franchise yang bergerak di bidang kuliner yang menyajikan kebab sebagai menu utamanya.
Dari latar belakang tersebut maka timbul sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: bagaimana strategi public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur? Dari sini, peneliti menggali berbagai upaya strategi public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur.
Kebab Turki Baba Rafi terlihat melakukan strategi-strategi khusus untuk meningkatkan penjualan dan menumbuhkembangkan franchise baik di Indonesia maupun negara lain. Ada strategi dari pada Kebab Turki Baba Rafi sehingga Kebab Turki Baba Rafi bisa berada di posisi saat ini dan mendapatkan penghargaan Top 10 Young Entrepreneur.
Dalam upaya meningkatkan penjualan dan menumbuhkembangkan franchise tentunya dibutuhkan sebuah strategi public relation, hingga saat ini public relation Kebab Turki Baba Rafi terus menjalankan strategi yang sudah dibuat sebaik mungkin. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori Fred R. David dalam manajemen strategi.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan tehnik analisis deskriptif. Kemudian sumber data diperoleh melalui wawancara dengan Widya Dwimurti selaku public relation Kebab Turki Baba Rafi, studi pustaka dari literatur yang berkaitan dengan bahasan penelitian, dokumentasi berupa internet dan data resmi Kebab Turki Baba Rafi yang berkaitan dengan objek penelitian.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Kebab Turki Baba Rafi menjalankan beberapa tahapan strategi, yakni perumusan strategi, implementasi strategi, kemudian evaluasi strategi. Adapun strategi-strategi yang dimaksud yaitu; strategi pengeluaran promosi, strategi pemilihan media dan strategi penjualan.
Melalui tiga tahapan strategi tersebut Kebab Turki Baba Rafi berhasil mengembangkan usahanya. Hingga saat ini Kebab Turki Baba Rafi memiliki lebih dari 1000 gerai di seluruh Indonesia, membuka cabang di luar negeri, dan mendapatkan sederetan penghargaan.
Keywords: strategi public relation, Kebab Turki Baba Rafi, Top 10 Young Entrepreneur.
(6)
KATA PENGANTAR
Kepada-Nya Sang pencipta alam semesta dan segala keindahannya, saya panjatkan puja dan puji untuk-Nya. Dengan setetes cinta yang tak berbanding dengan apapun, Dia kuatkan setiap perjuangan dan kesabaran saya dalam menjalani hidup ini. Semoga rasa syukur ini dapat Engkau terima, Ya Allah. Dengan-Mu saya bulatkan tekad serta meluruskan niat dan sempurnakan ikhtiar untuk sebuah babak yang lebih bermakna.
Pada akhirnya skripsi ini telah mampu saya rampungkan dengan tidak lepas dari segala pengorbanan waktu, tenaga, pikiran serta materi. Perjuangan keras penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari peran serta beberapa pihak yang ikut berjuang didalamnya. Terimakasih yang teristimewa saya persembahkan pada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M.A, Dr. Suprapto, M.Ed, Ph.D. selaku Wadek I bidang akademik, Drs.
(7)
Jumroni, M.Si, selaku Wadek II bidang administrasi umum, dan Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku wadek III bidang kemahasiswaan.
3. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini yang senantiasa bersabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing segala kesulitan yang dihadapi peneliti. Kemudian, Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga peneliti dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan. 5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh tim Kebab Turki Baba Rafi yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian terkait skripsi. Terutama kepada ibu Muthia Azizah selaku HRD Kebab Turki Baba Rafi atas waktu dan usahanya untuk memenuhi kebutuhan penulis terkait penulisan skripsi ini, dan juga ibu
(8)
Widya Dwimurti selaku public relation yang bersedia meluangkan waktu untuk diwawancara berkaitan dengan skripsi peneliti.
8. Ibunda Horganon dan Ayahanda Zulfikar tercinta yang senantiasa mendukung secara moril juga materil demi kelancaran skripsi ini. Cinta, doa dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini yang begitu besar dan tak pernah putus, menjadi semangat kepada peneliti untuk tetap fokus dalam penulisan skripsi ini.
9. Kedua orang tua baru ku, Sizka Saskia Iskandar dan Enda Iskandar Yusuf yang sudah mendukung dan mendoakan peneliti dalam penulisan skripsi. 10.Suamiku, Indra Nurcahya yang tidak pernah lelah menyemangati peneliti
dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas waktu dan cintanya. Bayi kecil ku Alexander Cahaya Sastrawinata, walaupun kamu belum mengerti apa-apa, tapi kamu adalah yang paling pengertian, terdapat doa mu dalam setiap paragraf dalam skripsi ini, Nak.
11.Kakak ku Olga Florentyna, walaupun sekarang jauh terpisah benua, doa dan semangatnya sampai ke peneliti, terimakasih sudah menginspirasi. Adik ku, Gordon “alay” Geko, makasih udah nemenin Al main, stay Alay! Kakak baru ku Indrira Rahmawita, terimakasih sudah mendukung peneliti dalam penulisan skripsi ini.
12.Sahabat terbaik Shofa Fathiyah, yang selama ini telah setia mendukung dalam segala hal yang peneliti lakukan, yang setia mendengarkan keluh kesah peneliti baik dalam soal penulisan skripsi, maupun tempat berbagi cerita cinta hingga masa depan.
(9)
13.Teman seperjuangan yang bertekad wisuda bersama, Pambayun Menur Seta yang selalu menyemangati peneliti pada akhir-akhir penelitian skripsi ini. Peneliti tidak pernah menyangka Syta bisa menjadi pembimbing dalam peneltian ini, makasih yang.
14.Sahabat-sahabat selama melakukan perkuliahan Khairunisa, Pambayun Menur Seta, Eva Damayanti, Sinta Taryas Putri, Indah Dwi Fujiani, Ardiyat Ningrum, Noor Aisyah dan lainnya yang tergabung sebagai Glamero, dan yang lainnya yang tidak cukup peniliti tulis satu persatu menjadi tempat berbagi suka dan duka peneliti. Semoga kesuksesan dapat kita genggam bersama di masa mendatang.
15.Terimakasih kepada RDK yang sudah menjadi tempat peneliti belajar menjadi penyiar radio, untuk mencari ilmu selama berkuliah, atas pengalaman dan pengetahuan di bidang penyiaran radio, dan juga kepada seluruh crew-nya yang sangat loyal dan kreatif. Kepada Voice of Communication (VOC) yang pernah mengisi hari-hari peneliti di awal perkuliahan dengan aktifitas paduan suaranya yang begitu menyenangkan. 16.Teman-teman kelas KPI A angkatan 2010, yang selalu membuat peneliti
terpacu agar lebih baik, dan dan teman-teman di jurusan lain Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 atas kekompakannya dalam menghabiskan waktu bersama yang hampir empat tahun masa perkuliahan. 17.Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan
(10)
adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan segenap keluarga besar civitas akademika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, Juli 2014
(11)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 8
D. Metode Penelitian 1. Metodologi Penelitian ... 8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
3. Tehnik Pengumpulan Data ... 9
4. Tehnik Analisis Data ... 10
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 14
\ BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Public Relation 1. Pengertian Strategi ... 16
(12)
2. Public Relation ... 18
3. Strategi Public Relation ... 21
B. Kebab Turki ... 23
C. Kuliner Indonesia ... 1. Ragam Kuliner Indonesia ... 25
2. Popularitas Masakan Timur Tengah di Indonesia . 27 D. Asia Top 10 Young Entrepreneur ... 28
BAB III GAMBARAN UMUM A.Perkembangan Waralaba di Indonesia 1. Pengertian Waralaba ... 31
2. Pertama Hadirnya Waralaba di Indonesia ... 31
3. Pertumbuhan Waralaba di Indonesia ... 32
4. Hukum Waralaba di Indonesia ... 34
B. Waralaba Makanan Lokal ... 35
C. Sejarah Kebab Turki Baba Rafi ... 38
BAB IV HASIL ANALISIS TEMUAN A. Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur ... 43
B. Perumusan Strategi Public Relation ... 44
C. Implementasi Strategi Public Relation ... 45
(13)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Franchise di Indonesia Tabel 2. Jumlah Pemain Franchise Lokal di Indonesia
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Website Kebab Turki Baba Rafi berisi menu Gambar 2. Twitter Kebab Turki Baba Rafi
Gambar 3. Website Kebab Turki Baba Rafi berisi daftar penghargaan Gambar 4. Kemasan Kebab Turki Baba Rafi
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis waralaba di dunia memperlihatkan adanya perkembangan yang sangat pesat. Seperti halnya yang terjadi di Amerika Serikat, bisnis waralaba hadir di semua tempat belanja mulai dari sepanjang jalan raya hingga pusat perbelanjaan besar. Don DeBolt selaku presiden dari International Franchise Association mengatakan pada majalah Franchise Times, transaksi melalui waralaba diseluruh dunia akan lebih dari 1 triliun US Dollar.1 Hal ini mungkin saja terjadi karena hanya dari satu waralaba makanan saja, yaitu McDonald’s yang memiliki 33.500 restoran yang tersebar di 199 negara, pada tahun 2012 lalu meraup pendapatan 6,9 miliar US Dollar.2
Hingga akhir 1990-an waralaba asing masih sangat mendominasi, hanya terdapat beberapa merek lokal di Indonesia seperti Es Teler 77. Hal tersebut diperkuat oleh nilai tukar rupiah saat itu, yang didukung pula dengan pola konsumsi
1
Perkembangan Bisnis Waralaba. Artikel diakses pada 7 Mei 2014 dari http://www.mandirisahabatku.com/perkembangan-bisnis-waralaba/
2
Khaled Muhammad. Dolar Naik, Keuntungan McDonald Terpangkas. Artikel diakses pada 7 Mei 2014 dari skalanews.com/news/118563/5/dolar-naik---keuntungan-mcdonald-terpangkas.html
(17)
dan gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia yang cenderung lebih tertarik pada merek impor.3
Perusahaan waralaba saat ini dituntut untuk semakin kreatif dalam mempromosikan produknya. Diantaranya melalui beriklan di televisi, surat kabar, majalah, radio, hingga yang sedang menjadi tren saat ini melalui social media. Jika sepuluh tahun yang lalu kita hanya melihat iklan McDonald’s di media cetak atau elektronik, dengan semakin majunya teknologi kini banyak perusahaan yang beriklan melalui media Twitter, bahkan beriklan hingga melakukan promosi melalui media sosial seperti Kakao Talk dengan membagikan voucher beli satu gratis satu. Oleh karena itu media juga tidak kalah memiliki peran penting dalam perkembangan waralaba saat ini.
Berbagai inovasi dan penyesuaian yang dilakukan setiap perusahaan waralaba asing dibidang makanan khususnya, juga menjadi faktor pendukung perkembangannya saat ini. Pada setiap negara cita rasa yang dihadirkan oleh restoran menjadi berbeda-beda walaupun menu intinya sama. Seperti halnya restoran
McDonald’s di Indonesia menyajikan ayam goreng dengan nasi berbeda dengan
McDonald’s Amerika Serikat yang tentu saja tidak menghadirkan nasi dalam daftar
menunya. Inovasi yang dilakukan juga oleh restoran Pizza Hut yang menghadirkan nasi goreng pada menu sarapannya. Hal-hal tersebut dilakukan semata-mata untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
3
(18)
Secara khusus bisnis waralaba di Indonesia saat ini berkembang dengan cukup pesat. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) terus naiknya omzet di setiap tahun. Pada tahun 2008 omzet waralaba masih sekitar Rp 81,1 triliun, tahun 2010 omzet mencapai Rp 114,6 triliun, hingga tahun 2011 omzet menyentuh angka Rp 120 triliun.4 Pada semester 1 tahun 2013 lalu omzet waralaba mencapai 50% dari omzet tahun 2012.5
Menurut Direktori Franchise Indonesia oleh Asosiasi Franchise Indonesia, di Indonesia sendiri waralaba mulai dikenal sejak tahun 1970-an dengan masuknya KFC, Ice Cream Swensen, Shakey Pizza, Burger King dan Seven Eleven. Namun jauh sebelum dikenalnya waralaba yang ada sekarang ini sebenarnya Indonesia sudah memakai konsep franchise yang digunakan oleh SPBU (pompa bensin) hingga saat ini.6
Pertumbuhan ekonomi nasional yang berhasil bertahan di tengah gelombang krisis ekonomi dunia tidak lepas dari peran tingkat konsumsi dalam negeri. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dapat dijadikan peluang oleh pelaku usaha, di antaranya melalui program waralaba. Waralaba makanan adalah bisnis yang memiliki pontensi kembang terbesar di Indonesia hal ini terlihat dari sekian banyak jenis
4
Havid Vebri. Bisnis Waralaba Makin Moncer. Artikel diakses pada 17 Maret 2014 dari http://lipsus.kontan.co.id/v2/proyeksi2013/read/98/Bisnis-waralaba-makin-moncer
5
Zico. Omzet Waralaba di Semester 1 2013, Lampaui 50 Persen Realisasi 2012. Artikel diakses pada 17 Maret 2014 dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/24/0537324/Omzet.Waralaba.di.Semester.I.2013.La mpaui.50.Persen.Realisasi.2012
6
(19)
waralaba yang ada di Indonesia. Tujuh puluh persen waralaba yang hadir di Indonesia saat ini adalah waralaba makanan.7
Waralaba makanan yang berkembang di Indonesia saat ini tidak hanya didominasi oleh merek impor seperti KFC, McDonald’s, Pizza Hut, Burger King, A&W, dan beberapa merek besar lainnya. Kini perkembangan waralaba makanan lokal sudah sangat menjamur kehadirannya. Menurut data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) hingga tahun 2006 ada 220 merek waralaba asing dan 230 merek waralaba lokal. Masih menurut data AFI kategori waralaba lokal restoran, kafe, butik kafe dan karaoke menjadi bisnis dengan gerai terbanyak. Lonjakan dari tahun 2005 hingga awal 2007 lebih dari 100%, dari 2.350 gerai menjadi 6.200 gerai.8
Dalam bidang kuliner ada banyak waralaba lokal yang saat ini cukup terkenal, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke manca negara. Seperti Kebab Turki Baba Rafi, JCo, Es Teler 77, Java Kitchen dan beberapa merek lainnya.9 Beberapa negara menjadi tujuan waralaba lokal seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Australia10.
Perubahan pola hidup yang serba instant menjadi salah satu pemicu berkembang pesatnya waralaba dibidang makanan. Hadirnya macam-macam
7
Taufik Hidayat. Waralaba Makanan – Peluang Besar Franchise Makanan. Artikel diakses pada 17 Maret 2014 dari http://www.konsultanwaralaba.com/waralaba-makanan-peluang-besar-franchise-makanan/
8Info Lengkap Waralaba
. h. 44.
9
Wiji Nurhayat. Hanya 15 Waralaba Lokal yang Bisa Go International. Artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http://finance.detik.com/read/2013/05/31/180951/2261830/4/hanya-15-waralaba-lokal-yang-bisa-go-international
10
4 Waralaba Kuliner Go International. Artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari www.investor.co.id/home/4-waralaba-kuliner-go-international/30001
(20)
makanan cepat saji menjadi salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan. Semakin majunya teknologi menjadi sarana untuk memesan berbagai jenis kebutuhan dengan cepat tanpa harus keluar rumah atau kantor apalagi mengantri saat memesan, yaitu dengan cara delivery service.
Kini sebagian besar waralaba restoran cepat saji sudah dilengkapi dengan phone order delivery hingga online order delivery. Dua kemudahan tersebut menjadi andalan baik bagi perusahaan dari sisi penjualan dan bagi konsumen. Bagi banyak perusahaan waralaba makanan cepat saji seperti; KFC, Pizza Hut Delivery,
Hoka-Hoka Bento, McDonald’s dan masih banyak restoran lainnya, layanan pesan antar ini
menjadi penyumbang penjualan yang cukup besar. Misalnya yang terjadi pada KFC di Indonesia, seperti yang disampaikan Ghandi Lie General Manager PT. Fastfood Indonesia, pada tahun 2012 omzet yang berasal dari layanan pesan antar merupakan 10% dari omzet total yang senilai Rp 857,43 miliar, dan hal ini dapat meningkat setiap tahunnya11.
Untuk terus memajukan waralaba lokal harus terdapat keunikan dari produk yang ditawarkan. Dengan keunikan ini akan membuat berbeda dari yang lain dengan keunggulannya yang tidak dimiliki oleh produk lain. Karena keautentikannya produk
11
Gustyanita Pratiwi. Bersaing di Delivery Order. Artikel dikases pada 7 Mei 2014 dari http://swa.co.id/entrepreneur/bersaing-di-delivery-order?mobile=on
(21)
akan menjadi lebih ekslusif sehingga membuat konsumen akan mencari produk tersebut walaupun dengan harga yang lebih tinggi.12
Selain produk yang unik cara pemasaran yang unik pun tidak kalah penting untuk memajukan sebuah bisnis waralaba. Pada tahapan proses pembuatan produk juga dapat menjadi pemasaran yang unik pula. Seperti yang diterapkan oleh waralaba donat JCo yang menerapkan sistem open kitchen sehingga pelanggan dapat langsung melihat proses pembuatan donatnya.13 Saat ini banyak bisnis waralaba yang memanfaatkan media online sebagai media berpromosi. Dengan membuat website, blog atau bergabung dalam forum bisnis. Selain media online yang sedang populer juga saat ini adalah melalui media sosial. Misalnya yang dilakukan oleh Kebab Turki Baba Rafi yang berpromosi melalui Twitter dengan akunnya @KebabBabaRafi. Disana Kebab Turki Baba Rafi memberikan update terbaru mengenai perusahaannya, promosi, dan juga mengadakan kuis-kuis berhadiah kepada 12.600 follower-nya.
Kebab Turki Baba Rafi didirikan oleh Hendy Setiono, yang mana dalam perkembangannya bisnis kebab ini telah berhasik memenangkan beberapa penghargaan nasional hingga kelas internasional. Seperti diantaranya Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) yang diberikan menteri dan koperasi UKM, Asia’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006, The Best In Marketing Indonesia Franchisor of The Year 2009,
12
Produk Franchise Haruskah Unik?. Artikel diakses pada 9 Mei 2014 dari
http://www.majalahfranchise.com/v2/newsflash/460-produk-franchise-haruskah-unik.html
13
(22)
Top Franchise ASEAN 2009, dan yang terbaru pada 2013 lalu Asia Top 10 Young Entrepreneur yang diadakan di Malaysia.14
Berdasarkan latar belakang pesatnya perkembangan waralaba di Indonesia sampai berhasil menembus pasar luar negeri menjadi alasan peneliti untuk mengambil Kebab Turki Baba Rafi sebagai objek penelitian dengan judul “Strategi
PR Kebab Turki Baba Rafi di Indonesia Dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti akan membatasi masalah pada strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam kurun waktu satu tahun tahun (2013) sehingga berhasil meraih penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur.
Dengan melihat pembatasan masalah tersebut, masalah yang dirumuskan adalah:
1. Bagaimana strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur?
14
(23)
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat mengetahui bagaimana strategi PR Kebab Turki Baba Rafi sehingga dapat memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur.
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam tentang ilmu komunikasi terhadap strategi PR pada suatu perusahaan. Serta menjadi referensi bagi pengembang Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada Kebab Turki Baba Rafi untuk lebih mengembangkan strategi PR, guna menjaga dan meningkatkan penjualan perusahaan.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor kualitatif adalah prosedur penelitian yang
(24)
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.15
Lokasi dan waktu penelitian:
Penelitian akan dilakukan di kantor Kebab Turki Baba Rafi di Jl. RS. Fatmawati Raya No. 33 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Wawancara dilakukan melalui email dengan public relation Kebab Turki Baba Rafi.
1. Informan
Informan yang dipilih adalah public relation Kebab Turki Baba Rafi dan beberapa informan lainnya yang peneliti anggap dapat memperkaya informasi atau data dalam penulisan skripsi ini.
2. Teknik pengumpulan data a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Peneliti mengamati secara langsung ke tempat yang dijadikan lokasi penelitian.
b. Wawancara Mendalam
15
(25)
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam.
c. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.
E. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Analisis deskriptif ini memiliki tujuan, yaitu16:
1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara terperinci yang melukiskan segala gejala yang ada.
2. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
16
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, h.24-25
(26)
F. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari tindakan plagiarism, maka peneliti telah melakukan penelusuran literatur-literatur penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian yang peneliti jadikan tinjauan pustaka, diantaranya:
No. Nama Judul skripsi Tahun Keterangan 1. Umi Nur Atiyah Strategi Komunikasi
Public Relation Gen Fm Pada Minat Pemasang Iklan
2011 Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi untuk menarik minat pemasang iklan di Radio Gen Fm. 2. Johan Alkautsar Straegi Public Relation
PT. Anugrah Bersama Sejahtera Dalam Menjalin Loyalitas Customer
2011 Penelitian ini membahas tentang loyalitas customer.
3. Nadya Ramayani Strategi Komunikasi Public Relations Hotel
2013 Penelitian ini membahas tentang
(27)
Sifyan (Syariah) Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap Tamu
strategi dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap tamu, dan bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan PR Hotel Sofyan.
4. Mumpuni Diyah Islamey
Strategi Public Relations
Dompet Dhuafa
Republika Dalam Membangun Citra Positif Melalui Media Sosial
2013 Penelitian ini berfokus pada bagaimana Dompet Dhuafa Republika membangun citra positif melalui media sosial dan fungsi serta peran PR Dompet Dhuafa Republika dalam membangun citra positif melalui media sosial.
(28)
Harahap Badan Wakaf Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Wakaf Tunai
membahas
bagaimana strategi PR Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai, dan meneliti bagaimana metode komunikasi persuasif yang digunakan.
6. Siti Muslipah Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Pelayanan Terhadap Konsumen
2014 Penelitian ini membahas
bagaimana strategi PR Pegadaian Syariah cabang Ciputat Raya dalam membangun
kepuasan konsumen. 7. Tri Lestari Strategi Public Relations
106.2 FM Bens Radio Dalam Memelihara
2013 Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi
(29)
Citra Perusahaan PR Bens Radio dalam memelihara citra perusahaan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memperjelas dalam penulisan ini, peneliti membaginya menjadi lima bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II KERANGKA TEORITIS
Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, seperti menguraikan sekilas tentang strategi, Public Relation, strategi PR, dan kebab, Turki, pengertian penghargaan, Asia Top 10 Young Enterpreneur, pengertian waralaba.
BAB III GAMBARAN UMUM
Perkembangan waralaba di Indonesia, waralaba makanan lokal, sejarah Kebab Turki Baba Rafi
(30)
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS
Analisis Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur
BAB V PENUTUP
Meliputi simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
(31)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Strategi Public Relations
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang menunjukan sebagai peran komando militer.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah ilmu dan seni yang memanfaatkan berbagai sumber daya dalam kebijakan tertentu di perang dan damai, atau susunan rencana demi mencapai suatu tujuan.2
Menurut J. L. Thompson yang dikutip oleh Oliver, strategi adalah langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan sebuah organisasi atau perusahaan.3 Sedangkan menurut Onong Uchyana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, strategi pada dasarnya adalah sebuah perencaan untuk mencapai suatu tujuan. Tidak hanya berfungsi sebagai pengarah, tetapi juga dapat menunjukan cara kerjanya.4
1
Keith Butterwick, Pengatar Public Reations: Teori dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 153.
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.1092.
3
Sandra Oliver, Public Relations Strategy, (Jakarta: Erlangga,2007), h.2.
4
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h.32.
(32)
17
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995), strategi adalah rencana para pemimpin untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi yang disertai dengan sususan cara dan upaya.5
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah susunan rencana yang dibuat dengan menggunakan berbagai macam sumber daya, cara, dan upaya untuk mencapai tujuan akhir, baik untuk individu maupun organisasi atau perusahaan.
Menurut George A. Steiner dalam buku Kebijakan dan Strategi Manajemen secara umum memang tidak ada klasifikasi strategi, namun terdapat pengelompokan menurut dimensi strateginya, yaitu; klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, misalnya strategi program; klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat organisasi, berdasarkan jenjang disetiap divisi yang memiliki strateginya masing-masing; klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber daya; klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi; klasifikasi berdasarkan strategi pribadi tingkat manajer.6
Dalam penelitian ini, menggunakan teori yang dikemukakan oleh Fred R. David, sebagaimana yang akan peneliti tuliskan sebagai berikut; menurut Fred R. David, dalam strategi juga dibutuhkan evaluasi terhadap strategi yang telah dilakukan berhasil atau tidak. Dalam teori manajemen strategik milik David mengemukakan
5
Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.31.
6
(33)
18
tiga tahapan strategi di antaranya; Yang pertama perumusan strategi; merupakan tahapan pertama dalam strategi. Dalam tahap ini para pencipta harus berpikir matang mengenai kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan menetapkan kekuatan dan kekurangan dari dalam perusahaan, serta menentukan sasaran yang tepat.7 Yang kedua adalah implementasi strategi; tahapan dimana setelah strategi dirumuskan yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Strategi yang dimaksudkan adalah strategi yang telah direncanakan pada tahap pertama yaitu perumusan strategi. Yang terakhir adalah evaluasi strategi; merupakan tahapan yang diperlukan karena dalam tahap ini keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya.8
2. Public Relations
Menurut Oliver public relations adalah rangkaian komunikasi dalam sebuah organisasi dengan publik yang bertujuan membangun pemahaman baik organisasi ataupun publik.9 Pengertian PR dalam buku Dasar-dasar Public Relations, PR adalah suatu pekerjaan yang dalam pelaksaannya melalui empat proses, yaitu penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.10
7
Fred R. David, Manajemen Strategi dan Konsep. (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3.
8
Manajemen Strategi dan Konsep.), h. 3.
9Strategi Public Relations
, h.4.
10
(34)
19
Anne Gregory dalam buku Public Relations dalam Praktek mengutip definisi IPR bahwa PR adalah sebagai disiplin ilmu yang menangani reputasi sebuah organisasi yang bertujuan mendapatkan dukungan publik dan mempengaruhi opini serta perilaku. Tidak lupa juga PR bertugas menjaga hubungan baik antara organisasi dengan publik.11
Definisi fungsi dasar PR menurut British Institute of Public Relations adalah sebuah aktivitas yang bertujuan membangun satu pemahaman yang sama antara publik dan organisasi, sehingga mendatangkan untung pada kedua belah pihak.12
Sedangkan menurut Dr. Rex F. Harlow PR berfungsi sebagai manajemen yang membantu membentuk dan memelihara komunikasi dua arah sehingga timbul pengertian satu sama lain, saling menerima dan kerja sama antar masyarakat dan organisasi.13
Melvin L. DeFleur dan Everette E. Dennis, mengutip Scott Cutlip dan Allan Center yang mendefinisikan PR dengan:
“…Upaya terencana guna memengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belas pihak”.14
11
Anne Gregory, Public Relations dalam Praktek, (Jakarta: Erlangga, 2005), h.15.
12
Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relation, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.307.
13
Firsan Nova, Crisis Public Relation: Bagaimana PR Menanganis Krisi Perusahaan, (Jakarta: Grasindo, 2009), h.35.
14
Yosal Iriantara, Community Relations: Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.5.
(35)
20
Berdasarkan berbagai pengertian PR menurut beberapa ahli, peneliti berkesimpulan bahwa PR adalah kegiatan yang melakukan komunikasi dua arah yang bertujuan memberikan pemahaman kepada publik sehingga terjadinya kesepemahaman antara organisasi dan masyarakat. Selain itu PR juga bertugas membangun dan menjaga image sebuah organisasi sehingga terhindar dari krisis.
Menurut Johnson dan Zawawi dalam Public Relations Theory and Practice, PR terbagi menjadi tiga bagian yaitu; pertama PR Bisnis, memiliki tugas memperkenalkan pada masyarakat agar sadar pada keberadaan produk tersebut sehingga masyarakat tergerak untuk membeli produk yang ditawarkan, berkomunikasi pada siapa saja yang yang memiliki kepentingan dengan perusahaan seperti pemilik, pelanggan, karyawan dan masyarakat, dan membantu perusahaan dalam membangun dan mempertahankan image serta reputasi baik di lingkungan masyarakat sehingga pelanggan tetap setia pada produk tersebut.15 Kedua, PR Pemerintah, membantu untuk mempermudah pemerintah dalam mencapai tujuan politik dan kebijakan dengan sarana media, mengurus teknik dalam berkampanye yang pemerintah perlukan. Ketiga, PR Non Government Organizations (NGOs) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), berbeda dari sebelumnya PR pada LSM tidak berorientasi pada keuntungan, berkonsentrasi pada isu-isu kemanusiaan seperti hak asasi dan isu-isu kesehatan.16
15
Jane Jonhston dan Clara Zawawi, Public Relations: Theory and Practice, (Sydney: Allen&Unwin, 2004), h.378.
16
(36)
21
Menurut Dozier & Broom PR memiliki empat kategori peran dalam suatu organisasi, yaitu; sebagai penasehat ahli yang memiliki kemampuan yang tinggi sehingga dapat membantu memberikan solusi dalam penyelesaian masalah dengan publik; fasilitator komunikasi yang mana PR bertindak sebagai mediator antara pihak manajemen dengan publik untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh publik; fasilitator proses pemecahan masalah, membantu pimpinan organisasi untuk mengambil tindakan atau keputusan dalam mengatasi persoalan secara rasional dan profesional; teknisi komunikasi, menyediakan layanan teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang digunakan pimpinan dengan bawahan dan bawahan kepada tingkat atasan.17
Kegiatan dan sasaran PR menurut H. Fayol yaitu membangun identitas dan citra perusahaan yang positif melalui kegiatan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak, kemudian menghadapai krisis dengan menangani keluhan yang terjadi serta memperbaiki citra (recovery image), dan juga mempromoksikan aspek kemasyarakatan yang menyangkut kepentingan publik serta mendukung kampanye sosial seperti anti merokok, narkoba, dan sebagainya.18
3. Strategi Public Relation
Menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, memberikan batasan pengertian tentang strategi PR, yang berbunyi:
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 20-21.
18
(37)
22
“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka tujuan public relations (public relations plan)”.19
Peran PR dalam membangun citra dapat terlaksana dengan adanya strategi atau perencanaan yang matang. Berdasarkan penjelasan sebelumnya strategi yang berarti perencanaan yang dibuat untuk mencapai tujuan akhir, serta PR yang memiliki tugas membangun image atau citra organisasi, maka strategi PR adalah rencana yang disusun oleh PR untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan tugasnya sebagai PR, misal membangun citra positif ataupun menjadi “penyambung lidah” dari organisasi kepada masyarakat ataupun sebaliknya.
Menurut Ronald D. Smith dalam buku Strategic Planning for Public Relations terdapat sembilan langkah yang kemudian terbagi dalam empat tahap untuk membuat strategic plan untuk PR yang dinamai the Nine Steps of Strategic Public Relations. Tahap pertama adalah formative research; langkah pertama, menganalisa situasi, menjadi langkah awal yang krusial, sangat penting untuk melihat kesempatan dan hambatan yang akan ada pada program yang direncanakan; langkah ke-dua, menganalisa kondisi organisasi, yang meliputi tiga aspek dalam organisasi yaitu lingkungan internal, persepsi publik (mengenai reputasi organisasi), lingkungan eksternal (kompetitor bahkan pendukung); langkah ke-tiga, menganalisa publik
19
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Manajemen Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001), h. 115.
(38)
23
utama (target pasar). Tahap ke-dua strategi, yang meliputi; langkah ke-empat, membuat goals dan tujuan; langkah ke-lima, merumuskan aksi dan respon, membuat langkah-langkah apa yang harus dilakukan di berbagai situasi; langkah ke-enam, membuat komunikasi yang efektif, pesan apa yang akan disampaikan, siapa yang akan menyampaikannya pada publik. Tahap ke-tiga taktik; langkah ke-tujuh memilih taktik komunikasi, memilih saluran apa yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan seperti face to face communication, controlled media (iklan dan promosi),atau news media; langkah ke-delapan penerapan strategic plan, mengatur budget dan jadwal untuk berkomunikasi. Tahap dan langkah terakhir adalah mengevaluasi strategic plan.20
B. Kebab Turki
Kebab adalah hidangan daging dari dunia kuliner Timur Tengah. Berupa daging yang dipanggang atau dibakar pada sebuah tusukan dari logam atau kayu. Kebab terbuat dari daging kambing dan sapi, ada juga yang terbuat dari daging ayam, ikan, dan kerang-kerangan.21
Secara etimologi kebab berasal dari bahasa Arab yaitu kabab yang awalnya berarti daging goreng, bukannya daging bakar ataupun panggang. Pada awal abad
20
Ronald D. Smith, Strategic Planning for Public Relations, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc, 2004).
21
(39)
24
14, kabab menjadi sinonim dengan tabahajah yang dalam bahasa Persia berarti hidangan berupa daging goreng. Dalam beberapa literatur Turki, istilah kabab digunakan untuk hidangan berupa bola-bola daging yang terbuat dari daging ayang atau daging domba cincang.22
Turki modern berdiri pada tahun 1923 dari sisa-sisa Anatolia yang saat itu mengalahkan Kekaisaran Ottoman oleh Pahlawan Nasional Mustafa Kemal Ataturk yang kini dikenal pula sebagai “Bapak Turki”.23
Turki memiliki luas total 780.580 kilometer persegi.24
Masakan Turki sering dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia, dengan tradisi kuliner tetap bertahan lebih dari 1.300 tahun. Posisi negara Turki yang berada di seputaran Laut Mediterania juga sebagai penunjang untuk membantu dan mengembangkan dan mempertahankan masakan-masakan tradisional Turki.25
Beras, gandum, dan sayuran merupakan dasar dari berbagai hidangan Turki. Bumbu-bumbu yang paling populer yang digunakan di Turki antara lain adalah mint, peterseli, kayu manis, bawang putih, jintan, dan sumac (buah merah yang memiliki rasa seperti lemon). Yoghurt juga sering digunakan untuk melengkapi hidangan
22
Dian Swandayani, Kebab, Cita Rasa dan Sebuah Indentitas, (Yogyakarta: Majalah Ilmiah Populer Wuny), h.87-88.
23
Melissa McNamara. History of Turkey. Artikel diakses pada 28 Mei 2014 dari www.cbnews.com/news/history-of-turkey/
24
Geographic and Enviromental Setting. Artikel diakses pada 28 Mei 2014 dari www.foodbycountry.com/spain-to-zimbabwe-cumulative-index/turkey.html
25
(40)
25
daging dan sayuran. Hidangan berbahan dasar daging di Turki biasanya menggunakan daging domba, seperti kebab.26
Banyak sekali jenis kebab yang dibuat dari daging yang berbeda-beda, dan setiap jenis memiliki aroma yang berbeda pula. Di Turki terkenal dengan Doner Kebab, Shish dan Chelow Kebab dari Iran, Shami Kebab dan Kathi Kebab dari India.27 Doner Kebab.
C. Kuliner Indonesia
1. Ragam Kuliner Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki belasan ribu pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki ragam budaya yang begitu banyak, mulai dari seni, adat istiadat, hingga jenis-jenis masakan. Hampir seluruh hidangan Indonesia kaya dengan rempah-rempah seperti kemiri, kunyit, lengkuas, jahe, kencur, pala dan rempah-rempah lainnya. Teknik memasaknya pun bermacam-macam hal ini dipengaruhi oleh adat dan tradisi yang berlaku di daerah masing-masing.
Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua yang mempengaruhi dalam bidang budaya, sosial, bahasa, agama, serta seni memasak yang
26
Geographic and Enviromental Setting.
27
(41)
26
berbeda satu sama lain, yang dibawa oleh etnis pendatang yang singgah, bermukim hingga berkembang biak dengan penduduk lokal Indonesia.28
Terdapat banyak sekali ragam makanan yang ada di Indonesia, seperti Sambal Tuktuk dari Batak. Masakan Batak dominan dengan rasa pedas, bumbu lainnya yang banyak digunakan di Batak antara lain jeruk purut, daun salam, ketumbar, bawang merah dan putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, dan kunyit. Citarasa gurih dan sedap banyak ditemui di aneka kuliner asal Betawi seperti Semur Jengkol. Hidangan Betawi juga dipengaruhi oleh tradisi China, seperti Dodol Cina dan juga hidangan dengan bahan dasar tahu, dan ikan Cing Cuan yang di Betawi berupa sajian dari ikan ekor kuning atau ikan pisang-pisang yang diberi bumbu tauco. Hidangan dari Minangkabau atau Sumatera pada umumnya kaya akan bumbu, rempah, santan, dan terkenal dengan pedasnya yang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh masakan India, seperti aneka macam hidangan gulai.29
Keberadaan Belanda di Indonesia juga memberikan pengaruh pada masakan Indonesia, seperti semur, menurut bahasa Belanda sendiri “smoor” adalah telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Perdagangan dari China juga membawa pengaruh terhadap kuliner di Indonesia, seperti bakmi, bakso, kedelai, dan
28 Indra Ketaren. Identitas Gastronomi Indonesia. Artikel diakses pada 4 Juni 2014 dari
www.rimanews.com/read/20140524/152648/indentitas-gastronomi-indonesia
29
(42)
27
lumpia. Pengaruh perdagangan dan proses penyebaran agama dari Arab juga menambah ragam masakan Indonesia seperti sate yang diadopsi dari kebab.30
2. Popularitas Masakan Timur Tengah di Indonesia
Masakan Timur Tengah banyak ditemui di Indonesia, baik makanan Timur Tengah yang diserap ke kuliner Indonesia seperti roti canai yang banyak dijual di warung Mie Aceh, maupun masakan asli Timur Tengah yang sekarang ini banyak dijual di restoran besar hingga warung makan pinggir jalan. Hidangan asli Timur Tengah sendiri dapat banyak kita jumpai restoran secara umum atau khususnya di kawasan kampung Arab, misalnya seperti di Ampel Surabaya, Puncak Bogor, dan Pekojan Jakarta.
Kuliner asal Timur Tengah menjadi populer di Indonesia salah satunya dikarenakan untuk beberapa cita rasa terdapat kecocokan dengan lidah orang Indonesia, seperti hidangan yang kaya akan bumbu dan rempahnya. Bahan baku masakan Timur Tengah yang halal juga menjadi alasan mengapa hidangan asal Timur Tengah banyak diminati di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim, yang mana dalam Islam telah diatur mengenai makanan yang halal maupun tidak boleh di konsumsi atau haram bagi umat muslim, sebagaimana yang terdapat pada Al-Quran surat Al-Maidah ayat 3:
30
(43)
28
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.”
Salah satu kuliner Timur Tengah yang sedang populer di Indonesia saat ini adalah kebab. Di Indonesia kebab sendiri saat ini sudah cukup mudah dijumpai, tidak perlu ke restoran besar, saat ini kebab banyak dijual di gerobak di pinggir jalan. Kebab yang populer saat ini tentunya sudah disesuaikan dengan selera lokal, seperti penambahan mayonnaise, keju, dan bumbu-bumbu yang terkandung dalam daging panggang itu sendiri. Dari berbagai macam jenis kebab yang ada, yang populer di Indonesia adalah jenis kebab yang berasal dari Turki, yaitu Doner Kebab berupa daging panggang yang digantung kemudian di iris vertikal disajikan digulung bersama sayur-sayuran dengan roti pita atau roti tortila.
(44)
29
D. Asia Top 10 Young Entrepreneur
Asia Top 10 Young Entrepreneur adalah sebuah ajang penghargaan yang diberikan kepada pengusaha muda terpilih di Asia yang digagas oleh Dato’ Rick Wong selaku founder RHA “Research House of Asia” Media Sdn Bhd yang menerbitkan majalah Top 10 Asia. Majalah ini membahas bisnis-bisnis yang sukses, orang-orang dan gaya hidup inspiratif. Pemberitaan tersebut bertujuan untuk mengapresiasi perusahaan-perusahaan di Asia untuk menjadi inspirasi baik saat ini maupun kepada generasi masa depan.31
Asia Top 10 Young Entrepreneur merupakan salah satu dari rangkaian acara Top Asia Corporate Ball yang diadakan satu kali setahun. Pada tahun 2013 lalu Asia Top 10 Young Entrepreneur diberikan kepada sepuluh pengusaha muda salah satu diantaranya berasal dari Indonesia, yaitu Hendy Setiono, founder & President Director of PT. Baba Rafi, selain itu juga diberikan kepada Khalid Alkhudair dari Saudi Arabia founder www.glowork.net, Jeol Neoh dari Malaysia founder dan Chief Executive Officer (CEO) GroupsMore Malaysia, Marvin Agustin asal Philippine selaku founder Sumosan Food Inc., Leonard Tan dari Singapore founder PurpleClick Media Pte Ltd., Kentaro asal Jepang founder Clara Online, Ganesh Kumar Bangha asal Malaysia Co Founder MOL Acces Portal, dan Adhvith Dhuddu asal India founder AliveNow.
31
(45)
30
Acara sekaligus gala dinner ini mengundang sekitar 1000 CEO terkemuka, pemilik bisnis dan tokoh dari seluruh Malaysia dan Asia seperti di antaranya perusahaan multinasional seperti IJM, Petronas, Air Asia, Exim Bank, DHL, Tropicana Corporation dan beberapa perusahaan besar lainnya. Acara ini menjadi wadah bagi para pengusaha untuk memperluas jaringan sekaligus memberikan penghargaan kepada 10 pengusaha muda di Asia.32
32
Hendy Setiono, Salah Satu Dari Asia Top 10 Young Entrepreneur. Artikel diakses pada 26 Mei 2014 dari
(46)
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Perkembangan Waralaba di Indonesia
1. Pengertian Waralaba
Saat ini waralaba tengah menjadi idola dikalangan pengusaha, baik pemain lama ataupun yang baru mau berkecimpung di dunia usaha. Memiliki usaha waralaba menjadi pilihan karena penerima waralaba (franchisee) tidak perlu repot melakukan promosi besar-besaran, masyarakat sudah tahu tentang produk yang ditawarkan. Penerima waralaba juga tidak perlu membuat konsep, sistem, hingga mencari bahan baku karena sudah disediakan oleh pemberi waralaba (franchisor).
Waralaba merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu franchise, yang mana franchise sendiri berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas dari perhambaan atau perbudakan (free from servitude). Dalam bidang usaha, franchise berarti kebabasan perorangan untuk memulai dan menjalankan usahanya sendiri. 1
2. Pertama Hadirnya Waralaba di Indonesia
Di Indonesia waralaba pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan
dan Pembinaan Manajemen (LPPM). Waralaba berasal dari kata “wara” dan “laba”
1
(47)
32
yang artinya lebih dan untung. Jadi waralaba berarti usaha yang memberikan keuntungan yang lebih.2 Menurut V. Winarto waralaba adalah hubungan kerja sama antar pengusaha yang usahanya sudah kuat dan sukses dengan pengusaha baru yang bertujuan untuk menguntungkan satu sama lain khususnya dalam bidang penyediaan produk atau jasa.3
Perkembangan waralaba di Indonesia cukup pesat, menurut konsultan waralaba Amir Karamoy pertumbuhan waralaba lokal pada tahun 1998-2000 naik hingga 40,2%.4 Waralaba sendiri hadir di Indonesia diawali dengan masuknya waralaba merk asing KFC pada tahun 1970. Hingga akhir tahun 1990-an waralaba asing mendominasi pasar Indonesia hanya terdapat beberapa merk lokal saja seperti Es Teler 77.5 Namun seiring dengan perkembangannya dalam kurun waktu 2001-2006 pertumbuhan omzet waralaba di Indonesia naik dua kali lipat dari US$ 3 miliar menjadi US$ 6 miliar.6
3. Pertumbuhan Waralaba di Indonesia
Menurut data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) terjadi pasang surut jumlah waralaba di Indonesia pada tahun 1997-2003 dikarenakan krisi moneter pada saat itu, namun kembali pulij pada tahun 2005, dan terus berkembang hingga tahun 2006 ada
2
Info Lengkap Waralaba. h.16.
3
Info Lengkap Waralaba. h.17.
4Info Lengkap Waralaba
. h.42.
5Info Lengkap Waralaba.
h.41.
6
(48)
33
220 merek waralaba asing dan 230 merek waralaba lokal. Lebih jelasnya seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Perkembangan Franchise di Indonesia.7
Tahun Franchise Total Keterangan
Asing Lokal
1992 29 6 35 -
1995 117 15 132 -
1996 210 20 230 -
1997 (Juli) 235 30 265 Sejak terjadi krisis moneter akhir tahun 1997 sampai 2003, jumlah franchise yang beroperasi di Indonesia mengalami pasang surut. 2000 (Juli) 222 39 261
2001 (Juli) 230 42 272
2003 170 85 255
2005 237 129 366 Bisnis franchise sudah pulih kembali
2006 220 230 450 Konsep bisnis lokal makin berkembang. Jumlah outlet baik milik perusahaan
7
(49)
34
maupun franchisee berjumlah lebih dari 10.000 outlet.
Hingga tahun 2013 Kementrian Perdagangan mencatat bisnis waralaba terus tumbuh. Menurut data Kementrian Perdagangan waralaba lokal tumbuh lebih pesat dibandingkan waralaba asing, dengan presentase 11,7% untuk waralaba lokal dan waralaba asing hanya tumbuh 6,25%.8
4. Hukum Waralaba di Indonesia
Dari sisi hukum waralaba di Indonesia diatur dalam buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata, selain itu juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tanggal 18 Juni 1997 tentang Waralaba, dan juga diatur oleh Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdangangan Republik Indonesia Nomor 259/MPP/KEP/7/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.9
Pesatnya perkembangan waralaba di Indonesia juga mendorong pemerintah dan para pemilik waralaba untuk mendirikan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI). AFI didirikan selain menjadi pusat informasi mengenai waralaba juga menjadi wadah
8
Chandra Harimurti. Gita Wirjawan dan Perjuangannya Memajukan Waralaba Lokal. Artikel di akses pada 12 Juni 2014 dari
jaringannews.com/politik-peristiwa/umum/5698/gita-wirjawan-dan-perjuangannya-memajukan-waralaba-lokal
9
(50)
35
bagi para pebisnis untuk meningkatkan usaha, profesionalisme, dan etika. AFI juga mengeluarkan kode etik antara pelaku bisnis waralaba agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat.10
Waralaba banyak dipilih karena dapat menyebarkan produk dengan cepat dan kepada pasar yang tepat. Bagi franchisor dengan sistem ini dapat memperluas jaringan bisnisnya dengan cepat, tidak hanya secara nasional namun secara global juga. Sedangkan keuntungan yang diterima oleh franchisee adalah mendapatkan usaha yang telah matang csecara merk, memiliki pasar yang jelas sehingga mengurangi resiko bangkrut.
B. Waralaba Makanan Lokal
Dewasa ini dunia waralaba di Indonesia tidak hanya dikuasai oleh waralaba asing, perkembangan waralaba lokal sangatlah pesat dan terus berkembang dari tahun ke tahun. Apabila tahun-tahun pertama hadirnya waralaba di Indonesia di dominasi oleh waralaba asing, kini justru waralaba lokal yang menjadi waralaba terbanyak di Indonesia.
Menurut data AFI terdapat tiga kategori waralaba yang diminati di Indonesia, waralaba jenis restoran/ kafe/ karaoke yang menjadi urutan pertamanya, setelah itu
10
(51)
36
bidang ritel dan kemudian di sektor pendidikan/ kursus. Seperti yang ada di tabel di bawah ini:
Tabel 2. Jumlah Pemain Franchise Lokal di Indonesia.11
Jenis Industri November 2005 Awal 2007
Jumlah Perusahaan Jumlah Gerai Jumlah Perusahaan Jumlah Gerai
Restoran, Kafe, Butik Kafe dan Karaoke
55 2.350 86 6.200
Internet Café & Web Developer
NA NA 7 145
Pendidikan / Kursus 19 910 43 1.400
Ritel 10 1.950 21 3.200
Agen Property 1 9 1 9
Laundry 3 225 4 371
Rental Film 2 186 2 300
Otomotif 2 24 8 174
Desain Grafis, Percetakan, Fotografi, dan Jasa Bisnis
Terpadu
6 185 8 258
Travel 1 3 6 150
Salon 13 440 20 600
Printer dan Tinta Isi Ulang
NA NA 4 25
Lain-lain 8 301 10 445
Total 120 6.583 220 13.227
11
(52)
37
Melihat lonjakan jumlah gerai waralaba dalam bidang kuliner yang dalam kurun waktu dua tahun melonjak lebih dari 200% menunjukan bahwa waralaba di bidang kuliner merupakan lahan yang memiliki potensi bisnis yang menggiurkan. Hal tersebut dikarenakan makanan selain merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, saat ini makanan juga menjadi life style bagi sebagian masyarakat khususnya yang berada di kota.
Waralaba lokal tidak hanya diminati oleh pasar Indonesia, hal ini terbukti dengan datangnya minat dari beberapa negara seperti Malaysia, Qatar, Timur Tengah dan beberapa negara lainnya. Pada tahun 2013 lalu tidak kurang dari 10 waralaba lokal ekspansi ke negara-negara tersebut, yang mana hal ini juga meningkat dari tahun 2012 hanya terdapat 3 waralaba lokal yang berhasil menembus pasar asing.12
Terdapat banyak sekali waralaba lokal di bidang kuliner seperti Mie Ayam Grobakan, Mr. Tacos, Pizza Rakyat, Ayam dan Bebek Kremes Kriuk, Sate Klopo Asia, Bakmi Gila, Ayam Abiss, Kedai Kopi Kapal Api, Super Bubble Drink, Semerbak Kopi, Bakso Kaget Kaget, dan masih terdapat ratusan merk lainnya.13 Selain itu ada beberapa merk waralaba lokal di bidang makanan yang go international seperti Es Teler 77 yang berdiri sejak tahun 1981 oleh Muniarti Widjaja. Es Teler 77 ini juga dikenal sebagai merk lokal yang pertama kali menerapkan sistem waralaba pada perusahaannya, saat ini Es Teler 77 juga dapat
12
Syahrina Pahlevi. Kemdag Optimis Lahir 300 Waralaba Lokal. Artikel di akses pada 12 Juni 2014 dari apec2013.or.id/index.php/read/surl/273
13
Daftar Waralaba Makanan & Minuman di Indonesia. Artikel di akses pada 12 Juni 2014 dari www.kerjausaha.com/2013/01/daftar-waralaba-makanan-minuman-di.html
(53)
38
dijumpai di Singapura, Malaysia, dan Australia. Ayam Bakar Mas Mono juga waralaba lokal yang berhasil menembus pasar asing, didirikan oleh Agus Purnomo di awal tahun 2000 kini sudah memiliki outlet di Malaysia. Camilan donat dan juga berbagai jenis kopi yang disajikan oleh JCo Donuts & Coffee yang didirikan oleh Johnny Andrean kini juga sudah merambah ke pasar internasional tepatnya ke China, Filipina, Malaysia dan Singapura. Restoran Bumbu Desa yang menyajikan masakan khas Sunda yang dimulai oleh Arief Wirawangsadita pada tahun 2004 saat ini sudah membuka cabang di Singapura dan Malaysia, dan juga akan membuka cabang di Vancouver dan Kanada. Hendy Setiono pemilik usaha kuliner kebab dengan omzet miyaran rupiah di usaha Kebab Turki Baba Rafi juga sudah melebarkan sayap usahanya di beberapa negara seperti China, Fiipina, Thailand, Sri Lanka dan Malaysia.14
C. Sejarah Kebab Turki Baba Rafi
Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) merupakan usaha milik PT. Baba Rafi Indonesia yang didirikan oleh Hendy Setiono yang kini juga Presiden Direktur dari PT. Baba Rafi. Sebanyak 1000 outlet telah hadir selain di Indonesia juga di beberapa
14Tasya Paramitha. 5 Waralaba Kuliner Sukses “Go International”. Artikel di akses pada 13 Juni 2014
(54)
39
negara seperti Malaysia, Filipina, Malaysia, China dan Sri Lanka. Selain menjual kebab KTBR juga menyajikan burger, sandwich, canai, dan aneka makanan beku.15
Kebab Turki Baba Rafi memiliki visi “Berusaha menjadi bisnis waralaba
kebab yang terbesar, yang menguntungkan dan yang paling berpengaruh di dunia”.16 Hal ini terlihat pada perkembangan Kebab Turki Baba Rafi yang begitu pesat, yang telah berhasil merambah dunia internasional dengan membuka gerai di beberapa negara di Asia, dan juga sedang dalam proses untuk membuka gerai hingga benua
Eropa. Selain itu Kebab Turki Baba Rafi juga memiliki misi “Kami berusaha menjadi bisnis waralaba kebab terbesar di dunia dengan menawarkan rasa dan kualitas dengan harga yang terjangkau dan pelayanan yang memuaskan untuk para franchisee dan pelanggan. Kami juga memiliki tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan mengadakan program dan tanggung jawab sosial yang dapat membantu
masyarakat dan pemegang saham”.17
Misi ini diwujudkan selain dengan perkembangan Kebab Turki Baba Rafi hingga saat ini, juga melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang membentuk Baba Rafi Academy yang dengan pelatihan yang diberikan kepada pengusaha muda yang sedang berkembang dalam bisnisnya, serta mengadakan Pelatihan Untuk Indonesia Lebih Baik yang berisi
15
Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari babarafi.com
16
Artikel di akses pada 11 Agustus 2014 dari babarafi.com
17
(55)
40
pembekalan dalam menjalankan bisnis, disampaikan oleh manajemen PT. Baba Rafi Indonesia serta bekerja sama dengan Young Entrepreneur Academy (YEA!).18
Kebab Turki Baba Rafi memiliki tagline “The World’s Biggest Kebab Chain”, tagline ini bermakna untuk mempertegas keberadaan Kebab Turki Baba Rafi yang sudah memiliki lebih dari 1000 gerai di seluruh Indonesia dan hadir di berbagai negara, bisa dikatakan Kebab Turki Baba Rafi merupakan franchise kebab pertama dengan jaringan gerai terbesar di dunia. Dengan ini Kebab Turki Baba Rafi mampu menyerap banyak tenaga kerja di setiap lokasi gerainya. Selain itu menurut Hendy Setiono, tagline ini juga merangkum dari semua visi dan misi Kebab Turki Baba Rafi ke depannya.19
Kebab Turki Baba Rafi juga memiliki akun facebook dan twitter untuk terus berkomunikasi dengan pelanggannya, dalam fanpage facebook Kebab Turki Baba Rafi memiliki 7427 likes, yang mana akun ini terkoneksi dengan twitter Kebab Turki Baba Rafi yang bernama @KebabBabaRafi. Dalam kedua media sosial ini Kebab Turki Baba Rafi dalam dengan langsung menyapa pelanggannya, serta menyampaikan promosi dan juga update terbaru mengenai Kebab Turki Baba Rafi.
18
Artikel di akses pada 11 Agustus 2014 dari babarafi.com
19Cipto, “The World’s Biggest Chain”, Tagline Baru Kebab Turki Baba Rafi. Artikel di akses pada 11
(56)
41
Ide untuk berjualan kebab di Indonesia berasal dari ketika Hendy Setiono berkunjung ke Timur Tengah dan banyak menemui penjual kebab, makanan yang terbuat dari daging panggang yang digulung bersama sayuran dan diberi mayonnaise. Menurut Hendy Setiono kebab paling enak berasal dari Istanbul, Turki, oleh karena itu dia menggunakan Turki dalam merek dagangnya untuk menarik calon pembeli. Baba Rafi sendiri terinspirasi dari nama anak pertamanya yang bernama Rafi, dan Baba sendiri berarti bapak, jadi Baba Rafi berarti “bapaknya Rafi”, sehingga terciptalah merk Kebab Turki Baba Rafi.20
Kebab Turki Baba Rafi berdiri pada tahun 2003 dengan outlet pertamanya di Jalan Nginden Semolo, Surabaya, yang berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya. Dengan modal awal Rp 4 juta digunakan untuk membeli gerobak dan peralatan memasak lainnya. Pengelolaan secara waralaba dimulai pada tahun 2005, dalam kurun waktu enam tahun KTBR sudah memiliki 650 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, dan menyerap 1.200 tenaga kerja.21
Dalam waktu sehari KTBR bisa menghabiskan 3 ton daging sapi untuk seluruh gerainya. Kebab Turki Baba Rafi berkerjasama dengan PT. Belfoods Indonesia untuk produksi daging kebabnya, hal ini dipilih karena PT. Belfoods
20
Kebab Turki Baba Rafi. Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari wirausahaindonesia.com/archives/kebab-turki-baba-rafi#.u5sKxcsaysK0
21
Ninik Setiawati. Modal Rp 55 Juta, Miliki Bisnis Kebab Turki Ala Baba Rafi. Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari finance.detik.com/read/2011/01/18/103052/1548905/480/2/modal-rp-55-juta-miliki-bisnis-kebab-turki-ala-baba-rafi
(57)
42
Indonesia sudah memenuhi standar Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) dan sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).22
Perkembangan KTBR yang begitu pesat membawa bisnis kebab ini memenangkan beberapa penghargaan nasional hingga kelas internasional. Seperti diantaranya Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) yang diberikan menteri dan koperasi UKM, Asia’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006, The Best In Marketing Indonesia Franchisor of The Year 2009, Top Franchise ASEAN 2009, dan yang terbaru pada 2013 lalu Asia Top 10 Young Entrepreneur yang diadakan di Malaysia.23
22
Modal Rp 55 Juta, Miliki Bisnis Kebab Turki Ala Baba Rafi.
23
(58)
BAB IV
HASIL ANALISIS TEMUAN
A. Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam Memperoleh Penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur
Kebab Turki Baba Rafi sebagai industri kuliner di Indonesia seperti dijelaskan pada bab sebelumnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner yang menerapkan sistem franchise pada perusahaannya. Selain itu Kebab Turki Baba Rafi merupakan pionir dalam bisnis kebab di Indonesia yang mana produknya atau kebabnya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia sehingga menghasilkan cita rasa yang friendly kepada masyarakat Indonesia.
Selama sebelas tahun menjalankan bisnis kuliner Kebab Turki Baba Rafi telah mendapatkan berderet penghargaan internasional, yang terbaru adalah Asia Top 10 Young Entrepreneur. Penghargaan ini adalah sebuah ajang penghargaan yang diberikan kepada pengusaha muda terpilih di Asia yang bertujuan untuk mengapresiasi perusahaan-perusahaan di Asia untuk menjadi inspirasi baik saat ini maupun kepada generasi masa depan. Dalam mendapatkan penghargaan ini, Kebab Turki Baba Rafi tidak lepas dari peran serta bagian internal perusahaan yaitu pada divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi.
(59)
44
Berkaitan dengan hal ini, divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi merancang strategi-strategi guna mendapatkan penghargaan tersebut. Strategi tersebut terbagi menjadi strategi pengeluaran promosi, strategi pemilihan media dan strategi penjualan. Di mana strategi pengeluaran promosi Kebab Turki Baba Rafi ini adalah bekerja sama atau mendukung suatu event tertentu yang memiliki peluang baik dalam promosi serta penjualan, strategi pemilihan media yang dimaksud adalah melihat kredibilitas suatu media tertentu yang akan dijadikan media promosi Kebab Turki Baba Rafi, kemudian strategi penjualan adalah misalnya dengan bekerja sama dengan brand tertentu. Berikut ini peneliti akan mencoba menjabarkan tiga tahapan dalam strategi public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur.
B. Perumusan Strategi Public Relation
Sesuai dengan pengertian public relation dalam buku Dasar-dasar Public Relation yang mengatakan bahwa public relation adalah suatu pekerjaan yang dalam pelaksaannya melalui empat proses, yaitu penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.1
Yang mana hal ini sesuai dengan yang dilakukan public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam membuat perencanaan strategi.
1
(60)
45
Dalam perumusan strategi public relation di Kebab Turki Baba Rafi dalam perumusannya selain melibatkan public relation sendiri juga berkordinasi dengan tim operasional, dan untuk event tertentu atau yang disebut Join Promo juga melibatkan General Affair. Hal ini seperti yang disampaikan oleh public relation Kebab Turki Baba Rafi yang mengatakan:
”Di Baba Rafi yang terlibat dalam merumuskan strategi ini adalah divisi Brand selaku pembuat konsep dibantu kordinasi dengan tim operasional Dan GA apabila menyangkut dengan Join Promo”.2 Berdasarkan pengamatan peneliti, General Affair di sini dibutuhkan untuk berkordinasi langsung ke luar apabila Kebab Turki Baba Rafi melakukan promosi dengan bekerja sama dengan brand lain atau event tertentu. Setelah dilakukannya perumusan divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi memperoleh tiga strategi, yaitu; strategi pengeluaran promosi, strategi pemilihan media dan strategi penjualan, yang mana akan peneliti jelaskan dalam point selanjutnya.
C. Implementasi Strategi Public Relation
Mula-mula untuk menjalankan strategi yang sudah dirumuskan public relation harus membangun komunikasi yang baik dengan konsumen dan juga franchisee. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari konsumen dan juga franchisee yang juga memiliki kepentingan dalam promosi daripada Kebab Turki Baba Rafi itu
2
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(61)
46
sendiri. Tindakan ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver dikutip oleh David Cangara bahwa “komunikasi adalah sebuah bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia yang mempengaruhi satu sama lain baik disengaja maupun tidak disengaja”3
.
Komunikasi yang dilakukan ini berupa bertukar ide dan saran. Dilakukan baik dengan cara face to face communication, ataupun melalui media internet. Seperti yang sudah di bahas pada bab sebelumnya, Kebab Turki Baba Rafi juga aktif dalam mengembangkan websitenya, forum-forum bisnis, dan juga aktif melalui akun twitternya di @KebabBabaRafi.
Strategi yang pertama di Kebab Turki Baba Rafi adalah strategi pengeluaran promosi. Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, salah satunya dengan cara menjadi sponsor event tertentu dengan balasan Kebab Turki Baba Rafi dapat membuka outlet disana. Hal ini dilakukan selain keuntungan komersil juga Kebab Turki Baba Rafi bisa melakukan promosi di event tersebut.
Strategi yang kedua adalah strategi pemilihan media, seperti yang diungkapkan oleh public relation Kebab Turki Baba Rafi:
“…strategi pemilihan media dengan melihat jam terbangnya media tersebut, contohnya seperti kita membuat kuis pada suatu radio dan bisa dilihat dari frekuensi sms/telp yang masuk”.4
3
David Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005). Cet ke- 5, h. 18-19.
4
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(62)
47
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, public relation Kebab Turki Baba Rafi di sini dimaksudkan untuk memilih media yang paling efektif untuk melakukan promosi. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan timbal balik mengenai promo yang dilakukan dari khalayak.
Strategi yang terakhir adalah strategi penjualan, seperti yang diungkapkan public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam wawancara:
“…strategi penjualan mengadakan join promo dengan bergabung bersama brand ternama, dan bisa dilihat dari persedian bahan yang digunakan dalam promo tersebut”5
Berdasarkan pengamatan peneliti, strategi ini bermaksud bekerja sama dengan brand yamg sudah memiliki nama besar, misalnya seperti ber-partner dengan PT. Belfoods Indonesia, di mana PT. Belfoods Indonesia di sini bertugas memasok kebutuhan bahan baku dari Kebab Turki Baba Rafi, sedangkan Kebab Turki Baba Rafi membantu menjual produk PT. Belfoods Indonesia berupa frozen food.
Di luar dari startegi yang sudah dijabarkan oleh divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi sebelumnya peneliti juga melihat adanya usaha lain yang dilakukan oleh divisi tersebut untuk membuat masyarakat sadar dengan keberadaan Kebab Turki Baba Rafi agar masyarakat sadar dengan keberadaan
5
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(63)
48
Kebab Turki Baba Rafi dan tergerak untuk membeli produk yang ditawarkan. Public relation Kebab Turki Baba Rafi mengatakan:
“Dengan cara selalu mengupdate sosmed serta web Baba Rafi apabila ada prodak baru menjelaskan detail namun secara ringan tentang kualitas produk…”6
Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut sesuai dengan yang terjadi di sosial media twitter Kebab Turki Baba Rafi dan juga website Kebab Turki Baba Rafi. Berikut ini peneliti cantumkan halaman pada akun media sosial Kebab Turki Baba rafi:
Gambar 1. Website Kebab Turki Baba Rafi menjelaskan menu yang ditawarkan
Sumber: www.babarafi.com
6
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(64)
49
Gambar 2. Twitter Kebab Turki Baba Rafi menjadi sarana untuk meng-update tentang Kebab Turki Baba Rafi
Sumber: www.twitter.com
Usaha lain yang juga dilakukan oleh divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi selain selalu mengupdate produk terbaru, juga selalu menginformasikan kepada calon franchisee, konsumen Kebab Turki Baba Rafi mengenai eksistensinya di mancanegara, dengan penghargaan-penghargaan internasional dan nasional, dan juga menginformasikan bahwa Kebab Turki Baba Rafi sudah membuka gerai hingga luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, Malaysia, China dan Sri Lanka. Seperti yang diungkapkan public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam wawancara:
(65)
50
“…dan tentunya juga dengan menginformasikan kepada konsumen, franchisee, serta corporate tentang eksistensi Baba Rafi di mancanegara, yang tentunya akan menambah nilai jual bagi Baba Rafi.”7
Gambar 3. Website Kebab Turki Baba Rafi mencantumkan berbagai penghargaan yang sudah didapat
Sumber: www.babarafi.com
Dalam gambar tersebut jelas terlihat bahwa di twitter Kebab Turki Baba Rafi aktif dalam mempromosikan produknya, dan juga terlihat dalam website-nya Kebab Turki Baba Rafi juga menuliskan produk-produk yang dijual oleh Kebab Turki Baba Rafi itu sendiri dan juga sederet penghargaan yang sudah diraih oleh Kebab Turki Baba Rafi.
7
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(66)
51
Strategi lain yang ditempuh divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi adalah dengan membuat tampilan Kebab Turki Baba Rafi menjadi eye catchy. Terlihat pada logo Kebab Turki Baba Rafi yang tercetak pada kemasan pembungkus kebab, gerai penjualan hingga website Kebab Turki Baba Rafi, yang dominan kepada warna merah dan kuning. Warna merah bertujuan meningkatkan selera makan dan warna kuning berarti ramah dan siap melayani sepenuh hati. Seperti yang disampaikan public relation Kebab Turki Baba Rafi:
“Makna merah dalam Baba Rafi sebenrnya untuk menimbulkan gairah untuk makan, sedangkan warna kuning artinya ramah dan siap melayani dengan sepenuh hati.”8
Berikut gambar kemasan dan gerai Kebab Turki Baba Rafi yang dominan pada warna merah dan kuning:
Gambar 4. Kemasan Kebab Turki Baba Rafi yang dominan pada warna merah dan kuning
Sumber: google images
8
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(67)
52
Gambar 5. Gerai Kebab Turki Baba Rafi yang dominan warna merah dan kuning
Sumber: www.babarafi.com
Langkah lain yang juga ditempuh oleh public relation Kebab Turki Baba Rafi untuk meningkatkan penjualan serta pertumbuhan franchise yakni dengan cara meyakinkan calon franchisee secara langsung atau face to face communication dan melalui website dengan menjelaskan secara rinci mengenai estimasi pendapatan perhari hingga perbulan sesuai dengan jumlah investasinya, dengan investasi mulai dari Rp 70.000.000 hingga Rp 200.000.000, dan juga estimasi pendapatan pergerai Rp 16.000.000, sedang untuk omzet dari seluruh gerai di Indonesia sebesar Rp 1,5 M. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan calon franchisee bahwa Kebab Turki Baba Rafi adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi dan berwirausaha melalui program franchise.
Public relation Kebab Turki Baba Rafi juga menggunakan berbagai macam media untuk melakukan promosi, mulai dari promosi dari mulut ke mulut, menggunakan media cetak, dan media digital. Namun menurut divisi
(68)
53
public relation Kebab Turki Baba Rafi media yang paling efektif untuk mempromosikan Kebab Turki Baba Rafi adalah dengan bekerja sama dengan prodak besar dan juga bergabung dalam event-event berkualitas tingkat nasional maupun internasional yang membuat Kebab Turki Baba Rafi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Seperti yang diungkapkan oleh public relation Kebab Turki Baba Rafi:
“Pada dasarnya semua media seperti mouth to mouth, media cetak maupun digital ber-impact positive untuk Baba Rafi, namun sejauh ini media bekerja sama dengan prodak besar, dan event-event berkualitaslah yang memebuat Baba Rafi lebih dikenal masyarakat.”9
Hingga saat ini Kebab Turki Baba Rafi masih menjadi pilihan kuliner kebab, terbukti dengan gerainya yang sampai saat ini sudah melampaui 1000 outlet yang tersebar di Indonesia dan juga merambah dunia internasional. Menurut hasil pengamatan peneliti yang membedakan Kebab Turki Baba Rafi ini Kebab Turki Baba Rafi merupakan yang menghadirkan sajian kebab di kaki lima di Indonesia, selain itu dagingnya yang rendah lemak serta produksi bahan baku yang terjamin kulitasnya, serta telah mendapatkan label halal dari MUI dan juga BPOM. Hal-hal tersebut dapat meyakinkan konsumen bahwa Kebab Turki Baba Rafi tidak hanya menyajikan rasa, tapi juga kualitas dalam setiap sajiannya.
9
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(69)
54
D. Evaluasi Strategi Public Relation
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.10 Sesuai dengan yang dilakukan oleh divisi public relation Kebab Turki Baba Rafi, yang melakukan evaluasi setelah implementasi strategi. Seperti yang disampaikan public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam wawancara:
“Jika hasil evaluasinya sangat menguntungkan perusahaan akan tetap mempertahankan strategi tersebut dengan mengganti promo konsep sesuai update masyarakat saat ini, tapi jika hasil evaluasi kurang memuaskan pastinya perusahaan akan meng-create kembali strategi yang sudah ada dengan memenuhi kekurangan, yang memang kurang saat proses evaluasi dilakukan.”11
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, public relation Kebab Turki Baba Rafi akan mengevaluasi satu persatu strategi yang sudah dijalankan, misalnya ketika menjadi sponsor sebuat event tertentu, apabila Kebab Turki Baba Rafi sukses dalam bidang penjualan serta promosi dalam event tersebut, maka Kebab Turki Baba Rafi akan kembali menjadi sponsor di event tersebut selanjutnya, namun promo yang dilakukan akan disesuaikan dengan tema baru. Tetapi jika strategi yang dijalankan kurang menunjukan keberhasilan maka divisi public relation akan membuat strategi baru dengan
10
Fred R. David, Manajemen Strategi dan Konsep. (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3.
11
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(70)
55
memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan strategi yang sebelumnya agar tidak terulang di strategi yang baru.
Seperti yang sudah disampaikan public relation Kebab Turki Baba Rafi pada paragraf sebelumnya, bahwa media promosi yang efektif untuk Kebab Turki Baba Rafi adalah dengan bergabung dalam event-event berkualitas. Pada beberapa event yang diadakan diluar negeri, public relation Kebab Turki Baba Rafi menyampaikan perbedaan bahasa dan budaya menjadi kendala dalam menyampaikan ide. Setelah beberapa kali mengikuti event di luar negeri, public relation Kebab Turki Baba Rafi menanganinya dengan cara menyewa translator freelance untuk menjelaskan konsep Kebab Turki Baba Rafi. Seperti yang disampaikan oleh public relation Kebab Turki Baba Rafi dalam wawancara:
“Adanya perbedaan budaya, serta bahasa, lingkungan sosial antar negara yang terkadang menjadi salah satu hambatan untuk menyampaikan suatu ide. Biasanya kita menyewa translator yang freelence untuk menstranslate serta menjelaskan konsep Baba Rafi.”12
Selain mengevaluasi strategi, menurut hasil pengamatan peneliti, public relation Kebab Turki Baba Rafi juga mengevaluasi melalui masukan dan saran yang disampaikan oleh konsumen. Hal tersebut dikarenakan segala saran serta masukan yang disampaikan oleh konsumen merupakan salah satu
12
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(1)
67
Tasya Paramitha. 5 Waralaba Kuliner Sukses “Go International”. Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari life.viva.co.id/news/read/481001-5-waralaba-kuliner-indonesia-sukses-go-intennational-
Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari babarafi.com
Kebab Turki Baba Rafi. Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari wirausahaindonesia.com/archives/kebab-turki-baba-rafi#.u5sKxcsaysK0
Ninik Setiawati. Modal Rp 55 Juta, Miliki Bisnis Kebab Turki Ala Baba Rafi. Artikel di akses pada 13 Juni 2014 dari
finance.detik.com/read/2011/01/18/103052/1548905/480/2/modal-rp-55-juta-miliki-bisnis-kebab-turki-ala-baba-rafi
Wawancara:
Wawancara Peneliti dengan Widya Dwimurti (Public Relation Kebab Turki Baba Rafi), wawancara melalui email pada tanggal 2 Juli 2014.
(2)
(3)
Foto piala penghargaan yang diterima oleh Kebab Turki Baba Rafi
(4)
Suasana kantor Kebab Turki Baba Rafi
(5)
Foto gudang logistik Kebab Turki Baba Rafi
(6)