58
c. BelumTidak menikah.
Sejalan dengan fokus penelitian yang ingin di teliti adalah wanita bergelar Syarifah yang belum menikah dikarenakan nilai budaya yang di anut
hingga usianya tidak lagi muda, sehingga karakteristik subjek penelitian ni adalah wanita yang belumtidak menikah
d. Menjalani kehidupan seorang diri sebagai wanita melajang.
Subjek penelitian juga dikhususkan pada wanita yang hidup melajang, sejalan dengan fokus penelitian yang ingin meneliti mengenai wanita Aceh
bergelar Syarifah yang melajang karena mengikuti nilai budaya yang di anutnya.
2. Teknik Pengambilan Subjek
Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan pengambilan subjek berdasarkan teori, atau berdasarkan konstruk operasional
theory-basedoperational construct sampling
. Subjek pada penelitian ini dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau kontruk operasional
sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan pada penelitian ini adalah memahami makna hidup pada wanita Aceh bergelar
Syarifah
yang melajang. Hal ini dilakukan agar subjek penelitian benar-benar mewakili fenomena yang diteliti.
E. Alat Bantu Pengumpulan Data
Mempermudah peneliti dalam mencatat hasil wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu perekam
tape recorder
, pedoman wawancara dan
Universitas Sumatera Utara
59
pedoman observasi. Penggunaan
tape recorder
diharapkan agar tidak ada informasi yang terlewatkan ketika dilakukan wawancara oleh peneliti.
Tape recorder
tentunya dapat digunakan dengan izin dan sepengetahuan subjek. Peneliti juga menggunakan pedoman wawancara sebagai alat untuk
mengingatkan peneliti aspek-aspek yang ditanyakan saat proses pengambila data terkait masalah yang di teliti, yaitu makna hidup pada wanita Aceh
bergelar Syarifah.
Pedoman wawancara
juga berguna
untuk mengkategorisasikan jawaban subjek yang akan mempermudah dalam
menganalisa data yang diperoleh. Pedoman wawancara berkaitan dengan masalah yang ingin diungkapkan yaitu berkaitan dengan tahapan pencarian
makna hidup dan sumber makna hidup pada wanita bergelar Syarifah. Peneliti juga melakukan observasi terhadap reaksi subjek, lingkungan
tempat wawancara berlangsung, dan tampilan subjek. Hal ini berguna melihat sejauh apa kenyamanan subjek terhadap proses wawancara, dan melihat
keberhasilan
rapport
yang dibangun oleh peneliti.
F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan dalam penelitian, diantaranya adalah:
a. Mengumpulkan data dan teori yang berkaitan dengan kehidupan seorang
wanita bergelar
Syarifah
, apa saja yang dialami dalam kehidupan sebagai seorang wanita melajang
hingga usia lanjut, dan bagaimana wanita
Universitas Sumatera Utara
60
bergelar
Syarifah
mampu memaknai kehidupannya dan dapat meraih kebahagiaan dengan situasi tersebut, serta mencari literatur mengenai
makna hidup. Kemudian peneliti membahas bagaiman makna hidup pada wanita bergelar
Sya rifah
, dimana dalam penelitian ini wanita bergelar
Syarifah
hidup sebagai melajang hingga usia lanjut.
b. Membuat susunan pedoman wawancara. Pedoman ini disusun berdasarkan
kerangka teori makna hidup, yaitu bagaimana proses mendapatkan makna hidup pada seorang wanita bergelar
Syarifah.
c. Melakukan wawancara awal untuk mengetahui fenomena yang ada dan
memperoleh data awal dalam menggambarkan permasalahan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini, peneliti melakukan proses membangun
rapport
dengan subjek dan memastikan keikutsertaan subjek dalam penelitian. Setelah itu,
dilanjutkan dengan proses pengambilan data dengan proses wawancara. Percakapan pada proses wawancara yang berlangsung akan direkam
menggunakan
tape recorder
mulai dari awal sampai akhir percakapan dan di tambah dengan pencatatan hasil wawancara oleh peneliti.
Peneliti terlebih dahulu melakukan
professional judgement
dengan ahli yang mengetahui perihal nilai budaya SayyidSyarifah, di akhir bulan Februari
2014. Ahli tersebut adalah seorang Sayyid yang saat ini dipercayakan memegang amanah sebagai ketua perkumpulan Sayyid Se-Aceh. Peneliti
mencoba mencari tahu lebih banyak data-data yang mendukung perihal nilai-
Universitas Sumatera Utara
61
nilai yang dianut oleh SayyidSyarifah. Saat itu, peneliti juga dibekali berbagai referensi mengenai nilai budaya kehidupan SayyidSyarifah dan asal-usul
SayyidSyarifah. Pneliti juga dibekali dengan pengetahun mengenai sistem pernikahan seorang Syarifah yang termaktub dalam hasil musyawarah
nasional para Sayyid se-Indonesia yang dilaksanakan di Kalimantan Barat pada tahun 1995.
Peneliti kemudian mendatangi subjek 1 dan subjek 2 pada hari minggu, 2 Maret 2014 dengan waktu yang berbeda, yaitu pagi hari ke rumah subjek 2
dan sorenya di rumah subjek 2 untuk memastikan keikutsertaan mereka dalam proses penelitian. Subjek 2 telah menyetujui keikutsertaannya pada proses
penelitian, namun proses pengambilan data pada subjek 2 baru bisa dilakukan setelah beliau pulang menunaikan ibadah Umrah yang dilaksanakan dari
tanggal 4 sampai dengan 18 Maret 2014. Peneliti kemudian memutuskan untuk melakukan proses pengambilan data pada subjek 1 yang rumahnya
berada di desa Bungkah, Aceh Utara. Wawancara I pada subjek 1 dilakukan pada hari minggu, tanggal 2 Maret
2014, dimulai dari pukul 16.44 – 17.16 WIB. Awalnnya peneliti ke rumah
subjek 1 pada hari minggu hanya untuk membangun rapport dan memastikan keikutsertaan subjek 1 dalam proses penelitian. Namun, wawancara langsung
bisa dilaksanakan pada hari itu juga, sehingga proses wawancara langsung dapat dilakukan. Wawancara I juga diawali dengan penandatangana
informed consent
oleh Subjek 1. Wawancara II dilakukan pada hari Jum’at tanggal 7 Maret 2014 dari pukul 14.55
– 16.02 WIB. Sebelumnya, pada hari Kamis,
Universitas Sumatera Utara
62
tanggal 6 Maret 2014, peneliti sudah mendatangi rumah subjek untuk melakukan wawancara kedua, namun ternyata pada hari tersebut wawancara
tidak dapat dilakukan dan akhirnya subjek membuat janji kembali dan datang keesokan harinya. Wawancara III kembali dilakukan pada hari Kamis, 13
Maret 2014. Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan subjek di akhir pertemuan wawancara II. Wawancara III dimulai dari pukul 12.02
– 13.04 WIB. Wawancara IV kemudian dilakukan pada hari Senin, 31 Maret 2014 dari
pukul 15.30 – 16.09 WIB mengingat ada beberapa data yang harus ditanyakan
kembali pada subjek. Wawancara IV juga merupakan sekaligus wawancara penutup pada subjek 1.
Wawancara I subjek 2 dilakukan pada hari Jumat, 21 Maret 2014, yang dimulai dari pukul 10.30
– 12.30 WIB. Wawancara pada subjek 2 baru bisa dilakukan setelah ia pulang dari Mekkah. Sebelumnya, peneliti telah
mendatangi subjek 2 untuk membuat janji pertemuan pertama untuk melakukan proses wawancara. Peneliti juga membina rapport dengan subjek
dan penanda tanganan
informed consent
oleh subjek 2 pada hari Kamis, 20 Maret 2014. Wawancara II dilaksanakan setelah membuat janji pada
wawancara sebelumnya, yakni hari Sabtu, tanggal 29 Maret 2014 yang dimulai dari pukul 10.30
– 12.04 WIB. Peneliti kembali mendatangi rumah subjek untuk melakukan pengambilan data kembali, pada hari Sabtu, tanggal 5
April 2014. Pertemuan tersebut merupakan wawancara III mengingat ada beberapa data yang masih harus digali dan direfleksikan. Wawancara
dilakukan dari pukul 15.30 – 16.50 WIB. Wawancara IV kemudian dilakukan
Universitas Sumatera Utara
63
peneliti pada hari Senin, 14 April 2014 sebagai wawancara penutup menandakan berakhirnya proses pengambilan data pada subjek 2. Wawancara
IV dilakukan dari pukul 16.52 – 17.44 WIB.
3. Tahap Pencatatan Data
Setelah proses wawancara selesai, data yang direkam menggunakan alat bantu perekam akan ditulis kembali dalam bentuk verbatim. Awalnya data
yang diperoleh masih dalam bahasa daerah bahasa Aceh. Hal ini dikarenakan kedua subjek kurang fasih berbahasa Indonesia, sehingga, peneliti kemudian
melakukan penerjemahan data ke bahasa Indonesia yang kemudian diverbatimkan. Data observasi juga tidak lupa untuk dicatat setiap selesai
wawancara dilakukan mengikuti pedoman observasi yang sudah disiapkan. Setelah seluruh pencatatan data selesai, langkah selanjutnya adalah
membuat koding berdasarkan teori yang digunakan. Hasil koding akan membantu peneliti dalam menganalisa dan menginterpretasikan data yang
diperoleh. Berikut contoh kode yang digunakan: W1.R1.Bungkah.2Mar14.J.B407-
410.H16. Kode tersebut berarti: W1 adalah kutipan wawancara pertama; R1 adalah Subjek 1; Bungkah tempat dilakukannya wawancara; 2Mar14
merukana tanggal dilakukannya wawancara; J adalah koding mengenai analisa tematik berdasarkan teori; B407-410 adalah baris 407 sampai 410; dan H16
adalah verbatim halaman 16.
Universitas Sumatera Utara
64
G. Kredibiltas Penelitian
Kualitas penelitian kualitatif tergantung pada kredibilitas dalam penelitian. Kredibilitas penelitian kualitatif menurut Poerwandari 2009,
terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendekripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
kompleks. Kualitas penelitian mengenai kebermaknaan hidup pada wanita Aceh
bergelar Syarifah yang melajang sangat dijaga oleh peneliti. Secara praktis, peneliti mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang didapatkan
dari lapangan sesuai dengan prosedur proses pengumpulan data dan menganalisis data dengan hati-hati. Adanya
profesional judgement
mengenai isu-isu budaya juga dilakukan peneliti terkait data-data dan latar belakang
budaya SayyidSyarifah dengan ahli-ahli di bidangnya. Peneliti mewawancarai seorang Sayyid yang tergabung dalam perkumpulan Sayyid se-Aceh untuk
mengkonfirmasi data mengenai asal-usul dan berbagai hal mengenai nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh para SayyidSyarifah.
Peneliti juga melakukan pengecekan kembali pada data-data dari hasil wawancara dengan subjek yang bersangkutan untuk menguji berbagai
kemungkinan dan menguji kekonsistenan data yang diungkapkan oleh subjek. Peneliti juga melakukan pengecekan kembali bertujuan untuk menyamakan
persepsi peneliti dengan apa yang dimaksudkan oleh subjek. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bias-bias peneliti yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
65
H. Metode Analisis Data