dalam mengkonsumsi makanan akibat dari rasa pedas dan perih pada mukosa. Dan juga menyirih dapat menstimulasi air ludah secara berlebihan sehingga produksi ludah bagi
informan yang menyirih sangat banyak, sehingga apabila informan kurang minum dapat menyebabkan kerongkongan kering.
Menurut pernyataan informan maka peneliti setuju dengan pendapat Zulkifli 2005 bahwa persepsi masyarakat mengganggap penyakit yang tidak parah tidak perlu dibawa ke
rumah sakit, karena penyakit yang diderita dianggap tidak mengancam jiwanya, tidak mengganggu nafsu makan serta masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari walaupun agak
terganggu.
5.6. Tanggapan informan tentang dampak menyirih terhadap kesehatan
Manfaat terhadap kesehatan yang dirasakan informan lebih besar daripada resiko terhadap kesehatan sehingga tanggapan keseluruhan informan bahwa menyirih terhadap
kesehatan ada baiknya walaupun ada buruknya juga, akan tetapi kebaikan menyirih lebih besar dirasakan informan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan, berikut:
4 informan mengatakan: ”Ada baiknya ada juga buruknya karena banyak manfaatnya yang kurasakan sama
kesehatanku” “Banyakan juga bagusnya karena enggak sakit-sakit aku buatnya.”
”Bagus kalipun karena enggak ada zat kimianya karena kan zat kimia berbahaya sama tubuh kita”
Informan merasakan kenyamanan diakibatkan informan merasakan ketenangan dan juga kenyamanan apabila menyirih. Sehingga apabila informan merasakan masalah informan
cukup dengan menyirih maka informan akan merasakan ketenangan.
5.7. Pandangan Informan terhadap hubungan kenyamanan dengan menyirih
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian keenam informan menyatakan ada hubungan antara kenyamanan dengan menyirih. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan, berikut:
” Ada, karena seperti kubilang tadilah waktu kalut perasaan kita kalau makan sirih jadi tenang dibuatnya, macam gak ada lagi yang kita pikiri ”
4 informan menyatakan hal yang senada. 1 informan menyatakan kenyamanan dalam menyirih disebabkan tembakau, dapat dilihat dari
pernyataan informan sebagai berikut,
” Ada, mungkin sama kaya merokok itu gara-gara tembakaunya itunya kurasa jadi perasaan kita pun tenang. ”
Menurut peneliti bahwa kenyamanan bukan berasal dari tembakau melainkan dari pinang, tembakau dapat menyebabkan ketagihan. Oleh karena itu perasaan tenang atau
kenyamanan informan berasal dari konsumsi pinang.
5.8. Kesediaan informan untuk tidak menyirih
Dari hasil penelitian menunjukkan, 4 informan menyatakan tidak bersedia untuk tidak menyirih lagi dengan alasan sudah ketergantungan, hal ini dapat dilihat dari pernyataan
informan, berikut: ” Agak berat jugalah kurasa karena udah ketergantungan bibik jadi perlu waktu yang lama
kalilah supaya bisa berhenti.” ” Enggaklah aku mau, karena aku bagusan enggak makan daripada enggak makan sirih”
Hal senada dinyatakan informan lain, 1 informan menyatakan bersedia untuk tidak lagi menyirih jika itu untuk kesehatan informan.
” Bersedia juga kalau misalnya untuk memperbaiki kesehatan bibik, karena sehat itu mahal kan,,hahaha...”
Namun ada seorang informan menyatakan ragu-ragu untuk tidak menyirih lagi, seperti yang diutarakan informan tersebut,
Universitas Sumatera Utara
” Gak bisa kupastikanlah karena tergantung situasi dan kondisi juga kalau memang harus kutinggalkan demi kesehatan bisa juga tapi kalau gak terpaksa kali enggak mau aku..”
Dari hal di atas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan informan tidak bersedia untuk tidak menyirih lagi dikarenakan sudah ketagihan. Hal tersebut dapat kita lihat diakibatkan
tembakau yang mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan atau adiksi. Selain itu dapat dilihat dari lokasi penelitian bahwa sampai sekarang settingan budaya Karo juga
menjadi salah satu faktor bahwa informan tidak bisa untuk tidak menyirih sebab menyirih sebagai lambang kekerabatan dan juga lambang menghormati, sehingga pada acara dalam
adat istiadat Karo sirih selalu digunakan untuk saling menyapa wanita Karo, dan juga tanda kehormatan kepada saudara dari pihak laki-laki kalimbubu sehingga disodorkan sirih untuk
dimakan.
5.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi informan menyirih