mukosa pipi dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Campuran tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama
beberapa jam. Kanker pada gingiva umumnya berasal dari tembakau oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Dampak yang terlihat biasanya lebih sering pada gingiva mandibula
daripada gingiva maksila Karena anggapan bahwa mengunyah sirih mempunyai banyak kegunaan, maka penulis mencoba untuk meneliti perilaku menyirih dan dampaknya
terhadap kesehatan yang dirasakan pada wanita Karo.
5.1. Karakteristik Informan tentang Perilaku Menyirih dan Dampaknya terhadap kesehatan
1. Umur
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat karakteristik informan berdasarkan umur bervariasi antara 27-75 tahun, dimana ditemukan pada semua golongan umur tersebut
menyirih untuk mengatasi masalah ataupun mencari ketenangan walaupun masing-masing informan mempunyai alasan lain yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman masing-
masing. Menurut Kalengi 1994 masyarakat yang memanfaatkan pengobatan alternatif
sebagian besar pada kelompok umur tua. Namun tidak menutup kemungkinan pada kelompok umur mudapun banyak memanfaatkan pengobatan alternatif tergantung kepada kepercayaan
terhadap pengobatan tersebut.
2. Jenis Kelamin
Dari 6 Informan keseluruhan adalah wanita. Hal tersebut disebabkan wanita lebih banyak bertanggung jawab atas kebutuhan rumah tangga, karena beban tanggung jawab
sehingga wanita lebih banyak mencari sesuatu hal yang mereka anggap dapat memberikan ketenangan maupun kesenangan salah satunya dengan menyirih.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan penelitian Foster dan Anderson 2006 wanita lebih cepat tanggap terhadap sesuatu hal dan wanita lebih cenderung mengobati dirinya sendiri. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena perbedaan fungsi dan peran keluarga.
3. Status Perkawinan
Karakteristik informan berdasarkan status perkawinan diketahui 1 informan yang belum menikah, 5 informan lainnya sudah menikah. Menurut peneliti bahwa perilaku
menyirih informan tidak berhubungan dengan status perkawinan karena menyirih tidak hanya saja dipengaruhi oleh usia, sehingga baik yang sudah menikah ataupun belum semuanya akan
menyirih apabila mereka sudah merasakan dampak dari menyirih tersebut. Dapat dilihat bahwa status perkawinan tidak mempengaruhi informan dalam menyirih.
4. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga masing-masing informan dapat kita lihat paling banyak informan memiliki anggota keluarga adalah 8 orang dan yang paling sedikit memiliki anggota
keluarga adalah 3 orang. Peneliti ingin mengetahui jumlah anggota kelurga untuk mengetahui pengaruh menyirih terhadap penghasilan informan dimana informan memiliki masing-masing
anggota keluarga. Disini informan ingin mengetahui apakah informan memiliki budget tersendiri terhadap pembelian sirih.
5. Pendidikan
Pendidikan informan bervariasi mulai dari SD. Informan berpendidikan SD 1 orang, yang berpendidikan SLTP 1 orang, yang berpendidikan SLTA 1 orang, yang berpendidikan
SPG 1 orang dan yang berpendidikan S1 1 orang, bahkan yang tidak sekolah pun terdapat 1 informan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa informan yang berpendidikan rendah, menengah
hingga tinggipun memanfaatkan perilaku menyirih untuk mengatasi masalah kesehatannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak mempengaruhi wanita dalam
berperilaku menyirih.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soekidjo 1997 dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan, pengenalan dan pemahaman terhadap kesehatan modern semakin meningkat. Dimana pendidikan
mempunyai peranan penting dalam mengadopsi pengetahuan secara baik. Pengetahuan akan mempengaruhi tingkat analisis dan pemahaman seseorang terhadap inovasi yang baru
sehingga kemampuan sintesis perilaku maupun aplikasinya akan lebih baik sesuai harapan. Menurut Mar’at 1981 bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses
belajar, cakrawala dan pengetahuan. Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang fungsi tubuh dan penyakit, latar
belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu semakin tinggi pendidikan, maka pengetahuan akan fungsi tubuh, penyakit yang sudah masuk ke dalam tubuh, akan semakin
tinggi pula.
6. Pekerjaan
Karakteristik informan berdasarkan pekerjaan diketahui bahwa 1 orang PNS, 2 orang informan Wiraswasta, dan 3 orang informan bertani. Informan juga mempunyai pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga menyirih. Pada umumnya bagi kelas pekerja mendefenisikan sehat cenderung sebagai kesejahteraan emosional dan mental dan kebugaran
jasmani sehingga dapat dilihat pada wanita Karo yang bekerja menganggap menyirih salah satu sarana yang dapat membuat mereka nyaman dan bersemangat dalam melakukan
pekerjaan. Menurut Ewles dan Simnett 1994 mengatakan wanita kelas menengah cenderung
mendefenisikan sehat sebagai sejahtera emosional atau mental, sedangkan bagi kelas atas, sehat diartikan sebagai kebugaran jasmani.
7. Penghasilan
Karakteristik informan berdasarkan penghasilan diketahui bahwa 2 orang informan berpengasilan 1.500.000bulan, 3 orang informan berpenghasilan 2.000.000bulan, 1
Universitas Sumatera Utara
informan berpenghasilan 1.000.000bulan. Hal ini menunjukkan bahwa yang berpenghasilan rendah ataupun tinggi semuanya menyirih.
Dapat dilihat bahwa informan sudah menyisihkan sebagaian penghasilan untuk membeli sirih dan yang lain-lainya. Menurut wawancara dengan informan bahwa dari
penghasilan, informan menyisihkan rata-rata sekitar Rp. 300.000 bulan untuk menyirih. Dilihat dari penghasilan informan, maka pengeluaran untuk menyirih cukup banyak akan
tetapi bagi informan hal tersebut sudah menjadi bagian untuk menyenangkan psikis informan sehingga mengeluarkan Rp. 300.000 bulan tidak menjadi masalah.
Faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, karena biaya menjadi salah satu kriteria dalam pengambilan keputusan. Biaya yang dapat dikatakan tinggi
sudah menjadi pengeluaran tetap bagi informan sehingga sebagian penghasilan disisihkan untuk membeli sirih dan komposisi lainnya. Walaupun mengeluarkan biaya yang cukup
tinggi informan tidak merasa berat karena informan merasa puas apabila menyirih.
8. Frekuensi
Dari 6 informan dapat kita lihat setiap harinya diatas 5 kali setiap hari menyirih, 1 informan perharinya 6 kali menyirih dan setiap menyirih rata-rata menggunakan 4 lembar
sirih, 1 informan perharinya 8 kali menyirih dan setiap menyirih rata-rata menggunakan 5 lembar sirih, 1 informan perharinya 8 kali menyirih dan setiap menyirih rata-rata
menggunakan 4 lembar sirih, 1 informan perharinya 10 kali menyirih dan setiap menyirih rata-rata menggunakan 5 lembar sirih, 1 informan perharinya 7 kali menyirih dan setiap
menyirih rata-rata menggunakan 5 lembar sirih, 1 informan perharinya 9 kali menyirih dan setiap menyirih rata-rata menggunakan 3 lembar sirih.
Dari karakteristik di atas dapat dilihat bahwa informan rutin menyirih disebabkan oleh karena tingkat kecanduan yang sudah tinggi. Hal ini sesuai dengan frekuensi informan dalam
menyirih rata-rata informan 5-7 kali per hari.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengetahuan menyirih