Demografis Gambaran Informan 4.2.1. Karakteristik Informan

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Letak Geografis 4.1.1. Letak Geografis Desa Sempajaya Desa Sempajaya merupakan salah satu Desa di Kota Berastagi dengan jarakorbitasi 2 km dari Ibukota Kecamatan, dengan batas adminitrasi antara lain: - Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Negara - Sebelah Selatan Desa Rumah Berastagi - Sebelah Timur Desa Dolat Rakyat - Sebelah Barat Kelurahan Gundaling

4.2. Demografis

Penduduk Desa Sempajaya berjumlah 8.023 jiwa dengan 1780 KK. Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Sempajaya Tahun 2008 No Golongan Umur Tahun Jumlah 1 0-1 263 2 2-5 1210 3 5-7 900 4 7-14 613 5 15-24 2400 6 25-54 2464 7 55 tahun keatas 173 Jumlah 8.023 Sumber: Profil Desa Sempajaya 2008 Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa golongan umur yang paling banyak adalah 25-54 tahun dengan jumlah 2464 orang dan yang paling sedikit adalah kelompok golongan umur 0-1 tahun sebanyak 263 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Sempajaya Tahun 2008 No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Belum sekolah 652 2 Tidak tamat SD 766 3 Tamat SD 726 4 Tamat SLTP 1619 5 Tamat SLTA 3800 6 Tamat Perguruan Tinggi 460 Jumlah 8.023 Sumber: Profil Desa Sempajaya 2008 Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan pendidikan. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tamat SLTA dengan jumlah 3.800 orang dan yang paling sedikit adalah Tamat perguruan tinggi sebanyak 460. Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Sempajaya Tahun 2008 No Agama Jumlah 1 Islam 5.683 2 Kristen 2.513 3 Budha 20 4 Tidak mempunyai agama 7 Jumlah 8.023 Sumber: Profil Desa Sempajaya 2008 Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan agama. Agama yang mendominasi di Desa Sempajaya adalah Islam dengan jumlah 5.683 dan yang paling sedikit adalah Tidak mempunyai agama sebanyak 7 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Desa Sempajaya Tahun 2008 No Suku Jumlah 1 Karo 4.032 2 Jawa 3.043 3 Tapanuli Utara 120 4 Tapanuli Selatan 126 5 Nias 195 6 Alas 220 7 Cina 287 Jumlah 8.023 Sumber: Profil Desa Sempajaya 2008 Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan Suku. Suku yang mendominasi di Desa Sempajaya adalah Karo dengan jumlah 4.032 dan yang paling sedikit adalah Tapanuli Utara sebanyak 120 orang. Universitas Sumatera Utara

4.3. Gambaran Informan 4.2.1. Karakteristik Informan

Dari hasil penelitian data primer terhadap 6 informan diperoleh karakteristik informan sebagai berikut: Tabel 4.5. Karakteristik Informan Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik informan di atas memperlihatkan bahwa informan berjumlah 6 orang. Terdiri dari 6 informan wanita. Keenam informan memiliki latar belakang suku yang sama yaitu suku Karo. Pendidikan informan bervariasi, 1 informan tamat S1, 1 informan tamat SPG, 1 informan tamat SLTP, 1 informan tamat SLTP, 1 informan tamat SD, 1 informan tamat SLTA, dan 1 informan tidak sekolah. Untuk jumlah anggota informan dapat dilihat bahwa yang memiliki anggota terbanyak sebanyak 8 orang untuk 1 informan, dan yang paling sedikit 1 informan sebanyak 3 orang, untuk 2 informan memiliki anggota keluarga sebanyak 5 orang, dan 1 informan ada sebanyak 4 orang dan 1 informan lagi sebanyak 6 orang. Umur informan juga bervariasi mulai dari umur 27 tahun hingga 75 tahun. Perbedaan pendapatan informan mulai dari Rp. 1.000.000-2.000.000. Dari 6 informan, 3 informan adalah petani, 2 informan adalah wiraswasta, dan 1 orang informan adalah pegawai negeri sipil. Untuk status perkawinan informan dari 6 informan, 5 informan sudah menikah N o Nama Umur tahun Pendidikan Terakhir Jumlah anggota keluarga Pekerjaan Penghasilan Bln Rp Status Perkawi nan Frekuensi hari 1 HF 27 S1 5 orang PNS 1.500.000 Belum Menikah 6x4 lembar 2 ENT 50 SPG 4 orang Wiraswasta 1.500.000 Menikah 8x5 lembar 3 ML 52 SLTP 5 orang Wiraswasta 2.000.000 Menikah 8x4 lembar 4 ST 55 SD 6 orang Bertani 2.000.000 Menikah 10x5 lembar 5 STS 39 SLTA 3 orang Bertani 2.000.000 Menikah 7x5 lembar 6 NJ 75 Tidak Sekolah 8 orang Bertani 1.000.000 Menikah 9x3 lembar Universitas Sumatera Utara sementara 1 informan belum menikah. Untuk frekuensi dalam menyirih per harinya dari 6 informan semuanya bervariasi, 2 informan menggunakan masing-masing 4 lembar setiap satu kali menyirih dengan 6 dan 8 kali menyirih per hari. Untuk 3 informan menggunakan masing-masing 5 lembar sirih setiap satu kali menyirih dengan 8, 10 dan 7 kali menyirih per hari, dan 1 informan lagi menggunakan 3 lembar sirih setiap satu kali menyirih dengan 9 kali menyirih per hari Seluruh wawancara dilakukan di rumah informan. Dari pengamatan yang dilakukan umumnya para informan sudah cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan.

I. Pengetahuan 4.2.2 Matriks Pengetahuan Informan

1. Matrix Pengetahuan Informan Tentang Menyirih

Matrix Pengetahuan Informan tentang menyirih dapat dilihat pada matrix 4.6. di bawah ini. Matrix 4.6 Matrix pengetahuan Informan tentang menyirih Informan Pernyataan 1 Hmmm...dari bibik dekat rumahlah memang bukan saudara kali tapi sering aku main- main kerumahnya, karena kulihat dia selalu makan sirih jadi kepingin pula aku 2 Aku tau dulu dari nenek-nenek zaman dulu, makan sirih orang itu di aula atau tempat orang Karo berpesta jadi aku juga ikut-ikutan 3 Aku duluu kali..tau dari mamak sama nenekku, karena sakit gigiku suruhnya aku makan sirih, eh,, jadi keterusan pula.. 4 Pertama kali dulu aku tahu dari mamakku karena waktu itu sering ngikut-ngikut mamak jadi coba-coba dulu karena tertarik liat mamak jadi ikut-ikutan. 5 Dari mamakkulah karena mamak sering kali nyirih, ngeliatnya enak jadi kepingin aku, kuikutkanlah, terakhirnya jadi ikut-ikutan aku. 6 Kalau dulu itu wajib anak perempuan makan sirih kalau kumpul-kumpul itu supaya enak cakap-cakap Dari matrix 4.6 diatas dapat dilihat bahwa seluruh informan mengatakan pengetahuan menyirih diperoleh dari lingkungan informan itu sendiri. Selain itu 1 informan mengatakan bahwa pengetahuan menyirih pertama kali ketika informan sakit gigi dan disarankan untuk menyirih sehingga informan menjadi ketagihan. Universitas Sumatera Utara

2. Matrix Pengetahuan Informan terhadap komposisi menyirih

Komposisi menyirih sesuai dengan konsep masing-masing informan. Matrix 4.7 Matrix Pengetahuan Informan terhadap komposisi menyirih Informan Pernyataan 1 Kapur, gambir, sirih, tembakau, tapi aku gak pake pinang karena lengket- lengket kurasa terus gak enak jadinya sirih gara-gara pinang itu. 2 Kapur, gambir, sirih, tembakau, tapi aku gak pake pinang aku karena gak tahan jantungku 3 Kapur, gambir, sirih, tembakau, pinang, kalu aku kalo gak ada pinangnya kurang enak kurasa, pening kepalaku. 4 Kapur, gambir, kemiri, tembakau sirih sama buah pinang, kemirinya ditambahkan biar makin enak rasanya 5 Kapur, sirih, tembakau sama gambir saja, aku enggak pake pinang karena gak tahan aku, kalau kumakan pening kepalaku 6 Kapur, gambir, sirih, tembakau sama pinang biar enak dia. Matrix 5.7. di atas menunjukkan pengetahuan informan terhadap komposisi menyirih. Dapat diketahui bahwa umumnya komposisi menyirih adalah kapur, tembakau, pinang, gambir, dan sirih. Dari matrix tersebut dapat dilihat bahwa 3 informan menggunakan komposisi lengkap, akan tetapi 1 informan menggunakan komposisi menyirih lengkap ditambah dengan kemiri untuk menambah cita rasa menyirih. Keseluruhan informan mengatakan bahwa komposisi menyirih itu berdasarkan pengalaman sendiri, 3 informan menggunakan komposisi menyirih tanpa pinang disebabkan tidak tahan, dari pernyataan keseluruhan informan terbentuk komposisi menyirih yang bervariasi dari masing-masing informan.

3. Matrix Pengetahuan Informan tentang manfaat menyirih

Matrix Pengetahuan manfaat menyirih menurut informan dapat dilihat pada matrix 4.8. di bawah ini. Matrix 4.8 Matrix Pengetahuan Informan tentang manfaat menyirih Informan Pernyataan 1 Kalo menurutku, yahhh banyaklah kalo gak kan gak makan sirih aku selalu, misalnya bisa buat aku tenang, gigiku makin kuat rasaku, terus,,nafas pun gak bau buatnya sama bisa buatnya aku konsentrasi Universitas Sumatera Utara 2 Mulutku enggak bau, karena udah terbiasa jadi aku enggak lapar lagi buatnya, misalnya kita sakit gigi bisa sembuh dibuatnya, terus kalau ada pikiran bisa buatnya tenang kalu kita nyirih, coba min kalu gak percaya kam,, 3 Gigiku bertambah kuat, terus nafasku gak bau. 4 Gigikulah makin kuat, karena aku dari dulu makan sirih kan enggak pernah sakit gigiku. 5 Mangobati panas dalam, sama memperkuat gigiku, karena dulu waktu belum aku makan sirih sering ngilu gigiku, semenjak aku makan sirih jadi enggak pernah lagi. 6 Banyaklah, ini kan termasuk obat tradisional, karena kalau satu-satu ada gunanya untuk kesehatan, kalau yang kurasakan enggak pernah sakit gigiku, perut gak lapar buatnya. Matrix 4.8. di atas menunjukkan bahwa 5 informan mengatakan manfaat menyirih adalah mengobati gigi, selain untuk menghilangkan bau nafas, mengobati panas dalam, menghilangkan rasa lapar, dan membuat konsentrasi. Variasi pernyataan tentang manfaat penyirihan ini disebabkan oleh pengalaman yang berbeda-beda pula.

4. Matrix Pengetahuan Informan tentang resiko menyirih terhadap kesehatan

Matrix Pengetahuan Informan tentang resiko menyirih terhadap kesehatan dan sumber informan dapat dilihat pada matrix 4.9. di bawah ini. Matrix 4.9 Msatrix Pengetahuan Informan tentang resiko menyirih terhadap kesehatan Informan Pernyataan 1 Ya adalah,,misalnya kalau kita enggak banyak minum kerongkongan kita bisa kering kali buatnya, karena banyak buang ludah itu kurasa, terus kalau kebanyakan kapur bisa buatnya meletup bibir sama lidah kita, sakit kali... 2 Kenapa tadi?? Bisalah karena terlalu banyak mengeluarkan air liur itu jadi kering tenggorokanku. 3 Yalah,,jadi ketagihan buatnya atau candu seperti merokok itu kurasa. 4 Sejauh yang kutahu ya enggak beresiko terhadap kesehatan buktinya aku enggak pernah sakit kok gara-gara nyirih, kalau sakit kecil-kecil itu kan biasa 5 Ya ada juga, karena setelah makan sirih aku suka juga pening, mungkin karena tembakaunya itu, tapi enggak tau juga aku entah bukan karena itu. 6 Enggak adalah buktinya nenek pun sehat-sehatnya dari dulu jarang nya sakit Universitas Sumatera Utara Dari matrix l 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan informan tentang resiko menyirih terhadap kesehatan, dari keseluruhan informan, 2 informan mengatakan tidak ada resiko menyirih terhadap kesehatan karena informan merasa sehat-sehat saja, 4 informan mengatakan ada resiko menyirih terhadap kesehatan yaitu kerongkongan kering, bibir dan lidah luka, dan pening. Dari 4 informan mengatakan pengetahuan terhadap resiko menyirih berdasarkan yang sudah pernah dialami informan itu sendiri.

II. Sikap 5. Matrix tanggapan Informan tentang dampak menyirih pada kesehatan

Matrix tanggapan Informan tentang dampak menyirih pada kesehatan dan sumber informan dapat dilihat pada matrix 4.10. di bawah ini. Matrix 4.10 Matrix tanggapan Informan tentang dampak menyirih pada kesehatan Informan Pernyataan 1 Ada baiknya karena bisa membuat perasaan tenang dan ada juga buruknya karena bisa membuat kerongkongan kering 2 Ada bagusnya karena nyaman perasaan kita dibuatnya dan ada juga gaknya karena suka haus 3 Ada baiknya karena bisa membuat aku konsentrasi kerja ada juga jeleknya karena jadi ketagihan jadi kalau tidak makan sirih lagi jadi enggak bisa 4 Banyakan juga bagusnya karena bisa mengobati gigi, perasaan jadi nyaman 5 Samalah ada bagusnya karena kita jadi tenang perasaan kita tapi ada juga gaknya karena bisa kecanduan 6 Bagus kalipun karena alami enggak ada zat kimianya Dari matrix 4.10 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan informan tentang menyirih pada kesehatan 4 informan mengatakan ada bagusnya dan ada juga tidak bagusnya menyirih terhadap kesehatan, 1 informan menyatakan banyakan bagusnya dan 1 informan merasakan sangat bagus untuk kesehatan dikarenakan tidak mengandung zat kimia.

6. Matrix pendapat Informan terhadap kenyamanan dengan menyirih

Matrix pendapat Informan terhadap hubungan kenyamanan dengan menyirih dapat dilihat pada matrix 4.11. di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Matrix 4.11 Matrix pendapat Informan terhadap kenyamanan dengan menyirih Informan Pernyataan 1 Ada, karena seperti kubilang tadilah waktu kalut perasaan kita kalau makan sirih jadi tenang dibuatnya, macam gak ada lagi yang kita pikiri,, 2 Adalah, nyaman kalipun buatnya, kalipun,,, justru kalau enggak menyirih yang gak tenang aku 3 Ada, mungkin sama kaya merokok itu gara-gara tembakaunya itunya kurasa jadi perasaan kita pun tenang. 4 Adalah hubungannya nakku, karena waktu nyirih itu tenang hati ini buatnya makanya bibik jadi kecanduan, nyaman hati ini. 5 Nyaman lah makanya kalau ada pikiran makan sirih kita jadi tenang perasaan ini 6 Nyaman kalilah karena dulu waktu aku sedih menyirih aku jadi tenang pikiranku, enggak jadi berat kali kurasa Dari matrix 4.11 di atas, diketahui bahwa seluruh informan menyatakan terdapat hubungan antara kenyamanan dengan menyirih. Pernyataan tentang hubungan menyirih dengan kenyamanan menurut keenam informan dapat membuat perasaan tidak tenangsedih menjadi tenang, 1 informan menyatakan kenyamanan tersebut disebabkan oleh tembakau.

7. Matrix pendapat Informan tentang kesediaan berhenti menyirih

Matrix pendapat Informan terhadap kesediaan Informan jika tidak menyirih dapat dilihat pada matrix 4.12. di bawah ini. Matrix 4.12 Matrix pendapat Informan tentang kesediaan berhenti menyirih Informan Pernyataan 1 Gak bisa kupastikanlah karena tergantung situasi dan kondisi juga kalau memang harus kutinggalkan demi kesehatan bisa juga tapi kalau gak terpaksa kali enggak mau aku.. 2 Kalau aku disuruh berhenti bagusan kurasa bertengkar, hahahaha.....gak maulah bibik karena udah candu kurasa.. 3 Agak berat jugalah kurasa karena udah ketergantungan bibik jadi perlu waktu yang lama kalilah supaya bisa berhenti. 4 Bersedia juga kalau misalnya untuk memperbaiki kesehatan bibik, karena sehat itu mahal kan,,hahaha... 5 Enggaklah karena udah enakan kurasa menyirih daripada enggak. 6 Enggaklah aku mau, karena aku bagusan enggak makan daripada enggak makan sirih Universitas Sumatera Utara Dari matrix 4.12 di atas memperlihatkan bahwa pendapat informan terhadap kesediaan untuk tidak lagi menyirih, 4 informan menyatakan tidak bersedia dengan alasan sudah ketagihan. Dan 2 informan menyatakan bersedia untuk berhenti menyirih jika ada gangguan kesehatan.

8. Matrix faktor-faktor yang mempengaruhi menyirih

Matrix pendapat Informan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Informan menyirih dapat dilihat pada matrix 4.13. di bawah ini. Matrix 4.13 Matrix faktor-faktor menyirih Informan Pernyataan 1 Dari budaya juga bisa karena kalau kita suku Karo kan tanda keakraban sama menghormati menyirih sama-sama itu, bisa juga karena banyak orang di sekitar kita yang nyirih jadi kita punlah ikut-ikutan, bisa juga karena ada masalah coba-coba dulu terus jadi keterusanlah,, 2 Karena capek berpikir, biasanya bibik bisa langsung menyirih, karena menyirih itu sepertinya pikiranku jadi lebih konsentrasi. 3 Menenangkan pikiran biasanya itu yang buat bibik jadi bisa menyirih karena bisa tenang hatiku buatnya. 4 Banyaklah ada juga karena faktor kawan-kawan kita suka menyirih jadi ikut-ikutan kita, sama itu kalau bibik kan saudara-saudara bibik pun udah nyirih semua. 5 Kalau misalnya sakit, kata orang menyirih obatnya jadi pasti kita cobakan 6 Budaya kita orang karo sebagai tanda kehormatan dan keakrapan Dari matrix 4.13 di atas memperlihatkan bahwa 2 informan menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi informan menyirih adalah untuk menenangkan pikiran, 2 informan menyatakan faktor budaya Karo yaitu melambangkan keakraban dan saling menghormati, 1 informan menyatakan faktor lingkungan mempengaruhinya untuk menyirih, 1 informan menyatakan faktor menyirih karena untuk dijadikan obat. Universitas Sumatera Utara

9. Matrix tentang menyirih dapat mengatasi stres

Menyirih dapat mengatasi stres dapat dilihat pada matrix 4.14 di bawah ini. Matrix 4.14 Matrix tentang menyirih dapat mengatasi stres Informan Pernyataan 1 Mengatasi ya..gak bisalah..tetapi mengurangi, nyaman karena sambil menyirih berpikir juga lebih bisa 2 Ya iyalah..karena pada awalnya pun gara-gara itunya akunya menyirih karena sambil menyirih ada penyelesaiannya kurasa.. 3 Ya..kalau makan sirih perasaanku jadi lebih tenang.. 4 Enggak, karena waktu menyirih itu kan tenang hati dibuatnya jadi bisa dibuatnya kita pikirkan baik-baik, apakin itu namanya mengatasilah ya kan?.. 5 Gak jugalah karena kadang-kadang waktu nyirih itu juga kupikirkan masalahnya, karena tenang buatnya 6 Tenang jugalah karena udah ada yang pikirkan Matrix 4.14 di atas menunjukkan 3 informan menyatakan menyirih dapat mengatasi stres yang dialami informan, 1 informan menyatakan tidak dapat mengatasi tetapi menyirih dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat memfokuskan dirinya dalam mengatasi stres yang dialami informan, 1 informan menyatakan justru dengan menyirih dia memikirkan stres yang dialami. III. Tindakan 10. Matrix tentang Lama informan menyirih Matrix tentang lama informan menyirih dapat dilihat pada matrix 4.15. di bawah ini. Matrix 4.15 Matrix tentang Lama informan menyirih Informan Pernyataan Usia 1 12 tahun 27 2 18 tahun 50 3 Kurang lebih 20 tahun 52 4 15 tahun 55 5 7 tahun 39 6 60 tahun 75 Dari matrix 4.15 di atas dapat diketahui sudah berapa lama informan menyirih, yang paling kecil lama menyirihnya hanya 1 orang yaitu kurang dari 10 tahun, sedangkan 4 Universitas Sumatera Utara informan yang rata-rata berusia 50-an sudah menyirih diatas 10 tahun sampai 20 tahun sedangkan untuk informan yang paling tua berusia 75 tahun lama menyirihnya 60 tahun.

11. Matrix tentang perasaan Informan saat menyirih

Perasaan Informan saat menyirih dapat dilihat pada matrix 4.16. di bawah ini. Matrix 4.16 Matrix tentang perasaan Informan saat menyirih Informan Pernyataan 1 Tenang sama nyaman 2 Tenang, emosiku terkendali, segar, sama konsentrasi bibik 3 Tenang sama enak kurasa berpikir 4 Nyaman sama senang hatiku 5 Senang saja 6 Tenang enggak ada gangguan Dari matrix 4.16 dapat dilihat perasaan keseluruhan informan tenang ketika menyirih, selain itu informan juga merasakan emosi terkendali, segar dan juga konsentrasi.

12. Matrix Dampak menyirih terhadap kesehatan yang dirasakan informan

Matrix tentang dampak menyirih terhadap kesehatan informan dilihat pada matrix 4.17. di bawah ini. Matrix 4.17 Matrix Dampak menyirih terhadap kesehatan yang dirasakan informan Informan Pernyataan 1 Sampai saat ini baik-baik ajalah gak ada masalah sama kesehatanku 2 Selama ini baik-baik aja kok, gak ada masalah 3 Baik-baik aja lah. 4 Kurang jugalah karena sering gak lapar bibik buatnya jadi kan adalah maag. 5 Enggak adalah pengaruhnya sama sekali 6 Adalah kalau enggak kan kutinggalkan Matrix 4.17 di atas menunjukkan bahwa hanya 1 informan mengatakan ada pengaruh menyirih terhadap kesehatan yaitu menyebabkan maag karena menyirih mengurangi nafsu makan, sedangkan 5 informan menyatakan ada pengaruh yang bersifat positif karena merasakan tidak adanya gangguan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Meskipun sebagian besar informan menyatakan bahwa menyirih berdampak positif terhadap kesehatan namun jika dilihat dari gejala yang dapat dilihat pada mulut yang ditunjukkan informan tidak selalu positif bahkan cenderung timbulnya gejala-gejala negatif tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.

13. Matrix gangguan mulut dan bibir

Matrix Pengalaman informan terhadap luka-luka dibibir atau mulut. Matrix 4.18 Matrix gangguan mulut dan bibir Informan Pernyataan 1 Pernah sampe kering kalipun bibirku karena kebanyakan menyirih tapi mulutku gak pernah kurasa pedas 2 Pernah, karena terlalu banyak kapur atau gambirnya kutarok jadi luka bibirku. 3 Pernah karena kualitas sirihnya kurang bagus mulut sama bibirku luka-luka terus terasa pedas. 4 Pernah jugalah kalau kebanyakan kapur atau gambir 5 Pernah juga kalau sirihnya gak bagus pedas mulut bibik buatnya, terus kalau kapurnya kering bisa luka bibir kita 6 Pernah kalau enggak pas takarannya Dari matrix 4.18 di atas menunjukkan keseluruhan informan menyatakan pernah mengalami luka-luka dibibir, akan tetapi hanya 2 informan yang menyatakan pernah juga mengalami mulut terasa pedas ketika menyirih selain pernah juga mengalami luka-luka di bibir. Menurut informan yang menyebabkan luka-luka di bibir adalah apabila informan menambahkan kapur atau gambir ke dalam sirih secara berlebihan, untuk mulut terasa pedas akibatkan sirihnya tidak bagus.

14. Matrix tentang gangguan indera perasa

Setelah menyirih rasa-rasa makanan akan kurang terasa untuk itu dapat dilihat pernyataan informan pada matrix 4.19. di bawah ini. Matrix 4.19 Matrix tentang gangguan indera perasa Informan Pernyataan 1 Masih, gak ada bedanyalah, biasa aja gak ada pengaruhnya 2 Kurang sempurna terasa rasa-rasa makanan itu. Universitas Sumatera Utara 3 Paling utama suka merasa kurang asin, kayanya lidahku udah kaya tebal jadi semua rasa kurang sempurna sambil memperlihatkan lidahnya 4 Masih ada rasanya tapi gak terasa kali, tapi lainlah pasti sama yang gak makan sirih pasti. 5 Ya masih dapat kurasakan, enggak ada kok pengaruhnya 6 Kurang juga kurasa karena udah tebal di lidahku karena sirih itu Dari matrix 4.19 menunjukkan 2 informan menyatakan masih merasakan rasa dari makanan lain ketika dimakan sesudah menyirih, 4 informan menyatakan kurang sempurna merasakan rasa dari makanan lain ketika di makan sesudah menyirih karena menebalnya lidah akibat menyirih, rasa yang paling kurang dirasakan adalah rasa asin. Hal tersebut dinyatakan informan sambil memperlihatkan lidahnya yang sudah berwarna kehitaman.

15. Matrix tentang gangguan tenggorokan

Matrix bentuk gangguan tenggorokan yang informan rasakan ketika menyirih dapat dilihat pada matrix 4.20 di bawah ini. Matrix 4.20 Matrix bentuk gangguan tenggorokan Informan Pernyataan 1 Kalau itu kurasa kerongkongan kering-kering 2 Tenggorokan bibik kering 3 Tenggorokan kering 4 Kadang-kadang kepalaku pusing, mungkin karena kapur sama gambir yang kumasukkan enggak sesuai takaran jadi pening kepala buatnya 5 Enggak ada apapun gangguan yang kurasakan, sehat-sehat sajanya 6 Enggak ada juga, karena sampai saat ini baik-baik saja perasaanku. Dari matrix di atas dapat dilihat 3 informan mengalami gangguan tenggorokan yaitu kerongkongan kering apabila menyirih, 1 informan menyatakan kepala pusing akibat kapur dan gambir yang dimasukkan ke dalam sirih secara berlebihan, 2 informan menyatakan tidak merasa gangguan tenggorokan apapun ketika menyirih. Dari pernyataan 4 informan mengalami gangguan tubuh, hal tersebut dinyatakan informan sesuai yang dirasakan masing-masing informan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Makan sirih sangat boleh jadi bisa dimasukkan ke dalam seni kuliner. Makan sirih menjadi ”makanan ringan” yang bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai variasi. Tradisi makan sirih memiliki riwayat yang sangat panjang. Penelitian beberapa ahli menyebutkan, makan sirih sudah ada sejak zaman batu terakhir neolitik. Kebiasaan ini diduga dibawa masuk ke Nusantara oleh pedagang dari India. Ada pula yang menduga kebiasaan itu berasal dari China. Akan tetapi, masuknya tembakau dalam campuran tradisi makan sirih perlu diteliti lebih lanjut. Tembakau yang berasal dari Amerika Latin baru masuk ke Nusantara setelah dibawa masuk oleh Belanda. Sangat boleh jadi ada bahan lain sebelum tembakau digunakan. Di Nusantara, kebiasaan makan sirih mengalami modifikasi sesuai dengan daerah masing- masing. Tradisi ini menjangkau mulai dari kalangan biasa alias rakyat jelata hingga bangsawan. Bila kemudian makan sirih digolongkan kekayaan kuliner, hal ini mungkin agak membingungkan. Akan tetapi, setidaknya ”makanan ringan” ini memberi kepuasan bagi mereka yang mengonsumsinya. Rasa sepat yang muncul mempunyai sensasi tersendiri. Meski padanannya tidak tepat, makan sirih mungkin mirip mengunyah permen karet dalam kebiasaan orang Barat. Lebih dari itu, kekayaan kuliner ini harus dimaknai bukan hanya makan yang berarti mengenyangkan perut. Bila kita memburu sensasi itu, dari kuliner yang satu ini kita tidak akan mendapatkannya. Kita hanya akan mendapat rasa sepat itu dan kadang malah membuat kita mual-mual dan pening. Kekayaan kuliner ini harus dimaknai dalam konteks budaya. Makan sirih harus dilihat sebagai ungkapan persahabatan. Dalam hal ini, masyarakat yang masih meneruskan tradisi Universitas Sumatera Utara makan sirih akan menghargai dan menerima masuk para pendatang bila mereka yang datang ke rumah penduduk setempat mau makan sirih. Makan sirih dalam konteks budaya memang memiliki arti yang mendalam, bukan soal kenyang. Setidaknya hal itu diungkapkan dalam berbagai bahan dalam makan sirih. Di berbagai literatur disebutkan sejumlah makna dari sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Di dalam sebuah situs disebutkan, sirih mempunyai makna merendahkan diri dan senantiasa memuliakan orang lain. Kapur yang putih melambangkan sifat yang tulus dan bersih. Gambir melambangkan keteguhan hati, pinang melambangkan sifat keturunan yang berbudi baik dan bersedia menyelesaikan masalah secara terbuka, serta tembakau melambangkan tabah dan bersedia berkurban. Semua sifat itu berasal dari sifat-sifat yang tertangkap dari sirih, kapur, pinang, tembakau dan kapur tersebut. Dengan melihat konteks itu, kekayaan kuliner kita harus makin dimaknai dalam kerangka kebudayaan. Kuliner kita tidak hanya persoalan mengenyangkan dan memuaskan, tetapi juga memiliki makna yang sangat mendalam dari apa yang disajikan dan berkaitan dengan tradisi atau kebiasaan. Di Tanah Karo perilaku menyirih juga dilakukan sebagai sarana dalam pergaulan antara sesama wanita di Tanah Karo. Dengan alasan menyirih bersama lebih menyenangkan daripada menyirih sendirian. Wanita Karo menyirih karena mereka merasakan dengan menyirih dapat membuat gigi-geligi kuat, menstimulasi air ludah, obat untuk saluran pernafasan, menghilangkan rasa lapar, memiliki efek ”euphoria” perasaan senang dan sebagai penyegar nafas. Kepercayaan bahwa mengunyah sirih dapat menghindari penyakit mulut seperti mengobati gigi yang sakit dan nafas yang tak sedap kemungkinan telah mendarah daging diantara para penggunanya. Padahal efek negatif menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal, adanya lesi-lesi pada mukosa mulut seperti sub mucous fibrosis, oral premalignant dan bahkan dapat mengakibatkan kanker mulut. Kanker pada Universitas Sumatera Utara mukosa pipi dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Campuran tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam. Kanker pada gingiva umumnya berasal dari tembakau oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Dampak yang terlihat biasanya lebih sering pada gingiva mandibula daripada gingiva maksila Karena anggapan bahwa mengunyah sirih mempunyai banyak kegunaan, maka penulis mencoba untuk meneliti perilaku menyirih dan dampaknya terhadap kesehatan yang dirasakan pada wanita Karo.

5.1. Karakteristik Informan tentang Perilaku Menyirih dan Dampaknya terhadap kesehatan