Bab ini mengenai Pendahuluan yang memuat Latar Belakang Bab ini mengenai Pengertian dan Hukum Poligami berisikan

BAB II PENGERTIAN DAN HUKUM POLIGAMI

A. Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Perkawinan Dalam Islam

Perkawinan adalah suatu akad suci yang mengandung serangkaian perjanjian diantara dua pihak, yakni suami dan istri. kedamaian dan kebahagiaan suami dan istri sangat bergantung pada pemenuhan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut. Al- Qur’an bahkan menyebutkan perkawinan itu sebagai mistaqan ghalidzan perjanjian yang kokoh, seperti termaktub dalam Q.S An- Nisa ayat 21 berikut :             ءاسنلا : Artinya : “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu Telah bergaul bercampur dengan yang lain sebagai suami- isteri. dan mereka isteri-isterimu Telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat .” Q.S An-Nisa : 21 Diantara mufasir menyebutkan bahwa yang di maksud dengan perjanjian yang kokoh dalam ayat tersebut adalah perjanjian yang telah di ambil Allah dari para suami, sesuai bunyi ayat 231 Al-Baqarah :            ا لا : Artinya : “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang maruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang maruf pula. ”Q.S Al-Baqarah : 231 Ayat itu menegaskan hanya ada dua pilihan bagi suami : hidup bersama istri dengan memperlakukanya dengan baik atau menceraikanya dengan cara yang baik pula. Tidak ada pilihan yang lain. Karena itu, memilih bersama istri tetapi menyengsarakanya tidak di kenal dalam islam. 1 Agar setiap setiap perkawinan dapat mencapai tujuan sebagaimana yuang di tetapkan syari’at, yaitu mendapt kebahagiaan duniawi menuju kebahagiaan akhirat, islam menggariskan beberapa prinsip yang harus dijadikan pedoman sebagi berikut. 1. Prinsip Kebebasan Memilih Jodoh Memilih jodoh merupakan hak pilih yang bebas bagi laki-laki dan perempuan sepanjang tidak melanggar ket entuan syari’at. Sebelum islam, anak perempuan sama sekali tidak mempunyai hak pilih, bahkan dirinya sepenuhnya dimiliki oleh ayah atau walinya. Ayah atau walinya dapat memilih siapa saja yang akan menjadi jodohnya. Tradisi ini kemudian diubah secara drastis dan radikal oleh Nabi Muhammad saw. 1 Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, Jakarta: lembaga kajian agama dan jender, 1999 Hal.10