Bidang Hukum 1. Sejarah Singkat Dan Struktur Organisasi Kantor Pemerintahan Desa

hutan seperti, menjadi pengusaha kayu, kelapa, pisang, cengkeh, petai, melinjo, kopi, durian, dan distributor hasil perkebunan lainnya. 2 Selanjutnya, berdasarkan pengamatan dan informasi serta hasil wawancara dengan masyarakat pelaku poligami, bahwa maraknya praktek poligami di Desa Saninten tidak terlepas dari situasi dan kondisi, situasi yang terjadi secara turun- temurun dan contoh praktik poligami yang dilakukan oleh sebagian tokoh mereka yang memberikan perubahan secara materil di tambah kondisi ekonomi yang tidak memadai serta minimnya pengetahuan pendidikan formal dan adanya legalitas agama yang membolehkanya menjadi penyebab maraknya praktik poligami di Desa Saninten Kecamatan Kadu Hejo Kabupaten Pandeglang. 3

B. Poligami Sebagai Sebuah Moral Dan Aturan Yang Manusiawi

Sebenarnya system poligami yang di syariatkan islam merupakan system yang moralis dan manusiawi. System itu dikatakan moralis karena ia tidak memperkenalkan seorang laki-laki mengadakan hubungan badan dengan setiap perempuan yang di sukai dalam setiap saat yang di inginkanya. System ini juga tidak membolehkan laki-laki mengawini perempuan lebih dari empat. Selain itu, wali perempuan harus mengetahui adanya hubungan yang sah menurut syara’ 2 Kantor Pemerintahan Desa Saninten, Data Desa, Pandeglang, 2011. 3 Pelaku poligami, Wawancara Pribadi, Pandeglang, 2011. tersebut dan menyatakan kesetujuanya tanpa ada sikap pertentangan, akad nikah juga harus di catatkan menurut system modern di pengadilan agama KUA. Islam memandang poligami sebagai sebuah moral dan aturan yang manusiawi. Disebut sebuah moral, karena poligami tidak mengizinkan pria menggauli wanita yang di harapkanya sesuka hatinya. Ia tidak diizinkan berhubungan dengan lebih dari tiga wanita disamping istri pertamanya. Hubungan dia dengan wanita-wanita tersebut harus di ikat dengan ikatan pernikahan dan masyarakat sekitarpun harus tau. Masyarakat harus mengetahui hubungan sah ini dan harus menyetujuinya atau setidaknya tidak menolak. Hubungan tersebut harus tercatat berdasarkan system yang berlaku di pengadilan agama. Dianjurkan mengadakan upacara pernikahan, dimana si pria mengundang kerabat dan teman-temannya. Disebut aturan yang manusiawi, karena dengan adanya aturan tersebut seorang pria dapat meringankan beban masyarakat dengan memberi tempat tinggal pada wanita yang tidak bersuami, dan dijadikanya istri untuk di lindungi, si pria pun melakukan hubungan seksnya berdasarkan pernikahan yang sah, menyediakan perabotan rumah tangga dan memberi nafkah istrinya. Juga memberikan kebaikan social, yaitu terbentuknya keluarga yang mampu menghasilkan keturunan yang produktif.