Social Keagamaan 1. Sejarah Singkat Dan Struktur Organisasi Kantor Pemerintahan Desa

5. Bidang Pendidikan

Kentalnya kultur agama ternyata mempengaruhi kehidupan pendidikan di Desa Saninten. Warga Saninten lebih mengutamakan pendidikan agama dibanding pendidikan formal, sehingga partisipasi masyarakat untuk pendidikan formal masih rendah. Walau demikian angka partisipasi warga dalam memberikan kesempatan kepada putra-putrinya untuk mendapatkan pendidikan saat ini setidaknya untuk tingkatan tuntas wajar sembilan tahun relative mengalami kenaikan jika dibanding periode sebelumnya. Kendala lain adalah kurang tersedianya sarana transportasi, sehingga warga semakin enggan untuk menyekolahkan putra-putrinya. Keberadaan sekolah menengah yang berjarak sekitar 2 km dengan kondisi jalan yang cukup rusak menyulitkan warga untuk menyekolahkan putra-putrinya, karena untuk itu mereka harus mengeluarkan biaya lebih.

6. Mata Pencaharian

Dipengaruhi oleh letak Desa Saninten yang terletak di lereng Gunung Karang, mayoritas penduduk Desa saninten mengandalkan sector perkebunan dan perhutanan sebagai ladang penghasilan. Mereka umumnya mengolah hasil hutan seperti, menjadi pengusaha kayu, kelapa, pisang, cengkeh, petai, melinjo, kopi, durian, dan distributor hasil perkebunan lainnya. 2 Selanjutnya, berdasarkan pengamatan dan informasi serta hasil wawancara dengan masyarakat pelaku poligami, bahwa maraknya praktek poligami di Desa Saninten tidak terlepas dari situasi dan kondisi, situasi yang terjadi secara turun- temurun dan contoh praktik poligami yang dilakukan oleh sebagian tokoh mereka yang memberikan perubahan secara materil di tambah kondisi ekonomi yang tidak memadai serta minimnya pengetahuan pendidikan formal dan adanya legalitas agama yang membolehkanya menjadi penyebab maraknya praktik poligami di Desa Saninten Kecamatan Kadu Hejo Kabupaten Pandeglang. 3

B. Poligami Sebagai Sebuah Moral Dan Aturan Yang Manusiawi

Sebenarnya system poligami yang di syariatkan islam merupakan system yang moralis dan manusiawi. System itu dikatakan moralis karena ia tidak memperkenalkan seorang laki-laki mengadakan hubungan badan dengan setiap perempuan yang di sukai dalam setiap saat yang di inginkanya. System ini juga tidak membolehkan laki-laki mengawini perempuan lebih dari empat. Selain itu, wali perempuan harus mengetahui adanya hubungan yang sah menurut syara’ 2 Kantor Pemerintahan Desa Saninten, Data Desa, Pandeglang, 2011. 3 Pelaku poligami, Wawancara Pribadi, Pandeglang, 2011.